Bab 6

1506 Words
Sebulan lebih Mat Sokran ditinggal sibuk oleh si Surti, kegelisahan pun mulai merayap di pikirannya, rasa cemburu, terabaikan, merasa gak dianggap lagi, selingkuh, bosan dan semua melintas di benaknya silih berganti, sepanjang hari, setiap saat, setiap detik. Diambilnya buku harian dan pulpen di dalam laci tempat kerja yang bersebelahan dengan kamar tidurnya yang hanya bersekat dengan penyekat dari rotan berhiaskan lukisan daun semanggi. Dibukanya buku itu dan ditulisnya perasaannya dan unek uneknya. Lolong anjing dimalam itu, begitu menyayat. Dingin menggigit hingga ketulang rusuk. Desir angin menyapa dedaunan hingga menggeliat. Ditemani gelapnya malam, merintih tanpa kata. Dan hanya mampu mendesis, entah lara, atau apa. Bayang-bayang itu nyata adanya. tak bisa diraba namun kentara nyata. Seperti hari yang telah lalu. Rindu itu tergambar, sedikit pudar namun masih punya warna. si Surti menjerit. Meronta, namun tak terdengar suaranya. Karena jeritan itu hanya dalam hati yang terpuaskan. Rindu itu nyata. Ada dan selalu ada, setidaknya hingga hari ini. si Surti akhirnya tak tahan dengan rasa yang ada. Namun tiba-tiba, Mat Sokran berada disisinya. Tak pernah tau kapan datangnya. Tanpa kata, tanpa suara, kini bagi si Surti itu tak lagi penting. Sebab yang dia rindu telah berada disampingnya, mendekap erat seakan tak lagi ingin berpisah. aku merindukanmu Bisik Mat Sokran si Surti Pun membalas dengan satu kata "Sama." Lolong anjing dimalam itu tak lagi terdengar di telinga si Surti. Bukan karena sang anjing telah menghentikan suaranya. namun yang didengar hanya sejuta kata rayuan indah sang pujaan hatinya. Setan, genderuwo, wewe gombel, kuntilanak pun pergi. karena mereka merasa, bahwa rasa takut yang mereka tebar bakal sia-sia karena si Surti & Mat Sokran sedang dimabuk asmara. Ah... ilusi . Dibanting nya pulpen di tangannya hingga hancur berantakan. Hancurnya pulpen bersamaan Surti masuk di kamar dan tepat di depannya. Surti tau betul kenapa sang pujaan hatinya melakukan itu. "Maafkan Mama sayang, Mama terlalu sibuk, hingga jemari kuat namun lembut Papa gak berkesempatan mengekspresikan tarian di belantara," kata Surti sambil. Menanggalkan semua yang menempel di raga, hingga tak ada satupun yang tersisa. Terbentang indah perbukitan, lembah ngarai yang tersimpan madu siap untuk sang perkasa Aroma wangi menghantar menuju gairah tuk menyatukan rasa dan hasrat. Bak anjing mengendus di semak-semak demikian hidung sang perkasa ikut mengembara. Nafas lembutnya, dan tarian juluran lidah mengembara di semua arah, sehingga yang terdengar lirih dari bibir si Surti hanya satu huruf awal dari dua puluh lima huruf dan terucap panjang berulang karena rambatan di setiap sudut yang dilakukan oleh sang perkasa. Terlebih kala sang jantan berkunjung lewat gerbang menuju lembah itu. Terdengar lirih dan makin panjang huruf yang terucap. Entah berapa lama dan berulang. Yang tau hanya si Surti dan sang perkasa yang tau. Malam itu semua hasrat, semua ingin, semua harap tersampaikan hingga pagi menjelang serta cahaya mentari ikut usil menempel pada milik Surti yang tak terlihat pintu nikmat, tanpa disibakkan rimbun belantaranya. ______ Pagi ini mereka berdua terlihat lebih mesra dari hari kemarin. Saat mereka berdua berada di ruang santai sehabis sarapan pagi. Si Surti masih memakai baju tidur transparan warna merah muda pastel Terlihat walau samar, si Surti tanpa memakai dalaman, entah lupa atau memang dia sengaja, yang pasti membuat sang perkasa menikmati indahnya setiap lekukan yang terawat, titipan dari pencipta alam dan seisinya. Terlebih perbukitan yang begitu kokoh. Tempat jemari sang perkasa mengekspresikan tarian jemari sang perkasa. Terlihat indah di mata sang perkasa, terlebih pagi ini. Diambilnya kopi hangat oleh si Surti lalu ia berkata : "pa, kemarin siang Mama. jemput pak Tarman, dan langsung tak ajak menarik semua produk kita yang tercecer di hampir semua toko , tapi baru di area sekitar pasar saja, itupun sampai sore baru sebagian, karena mama harus mencatat jumlah barang dan jenisnya, serta mengganti sebagian uang mereka." Kata Surti, pada belahan angan,kemudian diteguknya kopi pagi ditangannya. bersama dia yang mengobrak-abrik semua hasrat terpendam selama hampir sebulan. Yaitu Sang Arjuna Tampan miliknya, mereka berdua saling bertatap "Terus si John gimana?" "Mama hanya mengatakan, agar untuk sementara waktu libur, sampai aku memanggilmu.. dan Mama menyarankandp untuk melamar pekerjaan lain." "Mama mengatakan alasannya gak?!" "Mama. rasa dia tahu persis kenapa dirumahkan." "Gimana dengan semua karyawan Papa?” "kios-kios Vape, yang barang-barang sebagian besarnya mengambil dari kita. Serta para pelanggan, sampai detik ini lancar tanpa kendala dan bersyukur, sejak berdirinya MTV Store. gak ada satupun berhenti karena bermasalah, kalaupun ada satu dua mengundurkan diri itu ada yang menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tapi ada yang membuka outlet. Tapi barangnya sebagian besar mengambil dari kita." Jelas sang suami. "Yank... hp mama bunyi." Diambilnya, dan dilihat. Kemudian. Surti berkata : "Arin Telpon." "bu, dua hari ini ada yang dateng nagih hutang.. katanya kalau dalam minggu ini mobilnya bakal diambil." Kata Arin dalam pembicaraan lewat telepon. "Besok kita bicarakan, jangan lewat telpon." Kata Surti, lalu ditutup. Mat Sokran sebenarnya sudah tau, arah pembicaraan dan siapa oknum yang sedang dibicarakan sang istri, tapi dia mengalihkan pembicaraan. Si Surti mengerti isyarat yang diberikan Suami, lalu dia duduk mendekat. Mat Sokran membaringkan tubuh, meletakkan kepala di pangkuan istrinya, kemanjaan ini kebiasaannya sejak dulu. Jemari Mat Sokran menari lembut diperbukitan menari dan meremas-remas perlahan, ciptakan gairah Surti hingga mengambang ke awan. Mat Sokran mengangkat kepalanya, turun dan fokus pada lembah tersembunyi. Si Surti mengembangkan kedua kakinya dan … ... Entah berapa lama ... ____ Sementara itu disisi lain. "Dok, tolong anak saya." Pinta Bu Shinta mamanya Siska kepada dokter di UGD , RSU. kota tempat kelahiran Siska. Setelah beberapa waktu, Siska sudah berada di ruangan dan harus menginap untuk beberapa waktu. "Ma, tolong ambilkan hp Siska." Pintanya. "Pak saya minta maaf mungkin dalam beberapa hari ini tidak bisa bekerja, jadi minta tolong salah satu untuk mengambil mobil di rumah." Kata Siska dalam telepon. "Emangnya ada apa." "Siska lagi dirawat di rumah sakit sekarang." "Rumah Sakit mana?" Mendengar kabar bahwa anak buah kesayangan yang selama ini memperhatikan dan peduli padanya berada di Rumah sakit. Mat Sokran langsung membuka ponsel mencari jadwal penerbangan ke kota dimana Siska tinggal. dan ada pernerpangan satu jam lagi. "Ndo cepet jemput bapak di rumah sekarang, Antar bapak ke bandara..cepetan." Tak lama kemudian si supir sudah sampai di rumah Mat Sokran sang Owner, namun dia sudah menunggu di depan rumah. Sesampainya di RSU. "Kenapa gak ke Rumah Sakit yang lebih layak," Sesaat kemudian dia menemui dokter jaga di rumah sakit itu untuk meminta rujukan ke rumah sakit swasta yang terbaik di kota itu. Kemudian kembali menunggui Siska di sampingnya. "Maaf Bu, Siska akan kami bawa ke rumah sakit yang lebih layak." Bisiknya kepada Bu Shinta, dia hanya mengangguk hormat pada majikan Sinta yang sangat mempedulikan karyawan. Tiga hari Mat Solar menunggu Siska dengan setia, hanya keluar saat jam-jam makan saja. Apalagi Siska masih memakai oksigen dan infus menancap di tangannya. Melihat sang majikan memperlakukan anaknya layaknya seperti suami istri pasangan baru. Bu Sinta merasa kikuk. "Gak perlu curiga Bu, selama ini memang Siska ini gak pernah saya anggap sebagai karyawan. Dia adalah adik buat saya. dan saya sangat menyayangi dia, bukan sebagai kekasih, apalagi sebagai istri. karena saya sudah punya istri kok." Bu Sinta hanya manggut-manggut. Sang Owner melanjutkan penjelasannya dengan suara lembut sedikit ngebas dan penuh wibawa: "Dialah satu-satunya, yang memperhatikan saya, sampai dia hafal semua tentang banyak hal, dan dia yang marah kalau saya. sampai terlambat makan." Katanya sambil tersenyum dan memegang tangan Siska. Dikecupnya kening Siska, kemudian pamit sebentar untuk mencari makan siang. Sementara Si Surti dan sibuk dengan barang-barang yang baru datang. Model terbaru dengan brend Mattia Collection, Sokran Collection dan Surti Collection. Dari beberapa barang Mulai topi syal buffer dan barang lainnya datang dan siap dikirim ke beberapa negara, dan pesanan terbanyak untuk dikirim hari ini adalah Korea, Thailand dan myanmar. Mereka tidak perlu mengecek satu persatu barang yang bakal dikirimnya, sebab manajer si Surti sudah mengirimkan tukang sortir di garmen tempat memproduksi barang bakal di kirim ke toko ini. Pengepakan dilakukan oleh para supir dan karyawan si Surti yang sudah berpengalaman dan telah mengabdikan diri disini sejak toko ini berkambang. Mobil expedisi sudah standby di parkiran siap membawa barang yang akan dikirim. Para supir expedisi pun ikut terlibat membantu pengepakan tanpa diperintah, mereka semua yang terlibat selalu dapat uang lebih dari Mattia Collection atas perintah sang Owner. Biasanya si John nampak mondar-mandir untuk memerintah sana-sini,tapi hari ini tak nampak membuat semua bertanya dalam hati, sekaligus gembira, karena tukang bentak sekaligus tukang marah gak ada bersama mereka. Para admin pun jadi bekerja tenang dan jadi bisa bekerja maksimal tanpa tekanan dari tangan kanan si bos yang merangkap tukang Sopir, begitulah julukan buat si John oleh para karyawan maupun sopir expedisi. Kesibukan siang itu sudah teratasi, kini saatnya mereka makan siang di bagi dua sesi agar toko tetap buka dan mereka bisa menikmati makan siang gratis plus uang saku, khusus ketika ada pengiriman barang ke luar negeri. Dan itu juga sudah diatur oleh manajer atas perintah sang Owner. Jadi wajar kalau karyawan yang bekerja di Mattia Collection, dan semua cabang termasuk Toko Mattia grosir n retail di semua cabang. Betah bekerja disana. Karena mereka bukan hanya mendapatkan gaji serta uang lain-lain tapi juga kedua bos pemiliknya. Sangat. Peduli dan akrab dengan semua karyawan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD