bab 2

2327 Words
Sampai dikantor ternyata baru setengah 8 pagi. Karna belum ada orang yang datang, Ellen menunggu teman-temannya dikursi tunggu sambil bermain game online. Karna keasyikan bermain game online, tanpa terasa sudah jam 8 pagi. Satu per satu teman sekantor Ellen pada berdatangan. Termasuk Destri, teman baik Ellen. "Selamat pagi Eleeenn ...." Sapa Destri, dengan ikutan duduk disamping Ellen. "Selamat pagi juga Des." Jawab Ellen tanpa melihat kearah Destri, karna keasyikan main game online. "Tumben sudah duduk manis, biasanya nunggu matahari di atas kepala baru nongol." Seru Destri dengan unjuk gigi. "Enak aja, biasanya juga berangkat jam 8, meskipun ada lebihnya,. " "Hallah, bilang aja kalau lagi ada masalah kan ?." Destri memicingkan mata menghadap kearah Ellen. Ellen pun menghembuskan nafas berat. "Tadi itu, rencananya mau berangkat pagi skalian nyari sarapan, taunya di jalan malah lupa mau nyari sarapan." Ucap Ellen datar karna masih fokus main game online. "Lha emang kenapa ?, kok sampe lupa ?. Kayaknya ada yang tidak beres ya sama keluargamu." Desak Destri. "Nanti saja ya, aku cerita." "Ok. Mau ku temani cari sarapan ?. tp skalian nanti bayarin aku ya?, maklum tanggal tua." "Dasar teman laknat, maunya gratisan terus !" Seru Ellen sambil mendengkus, karna kalah main game onlinenya. "Tapi nanti saja ya len, nunggu mel datang, barangkali mau kau traktir skalian. pasti mau dia ." "Ok !! tapi nanti ya, setelah breefing pagi." "Ok . " Jawab Destri sambil mengacungkan dua jempol tangannya ke arah Ellen. Sedangkan Ellen hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. Jam 8.20 breefing pagi segera di mulai. Selain Ellen, karyawan lain pun juga ikut berjalan ke ruangan yang menegangkan itu. Saat Ellen berjalan dengan mata masih fokus sama game onlinenya, tiba-tiba. " Buuukk ." Ponsel Ellen jatuh disamping kaki pemakai sepatu warna hitam mengkilat. "Weeh nabrak orang nih. " Gumam Ellen lirih. Saat Ellen mendongakkan kepala, Ellen sangat terkejut karna ternyata itu pak bos Ady. Spontan Ellen menutup mulut dengan kedua tangan sambil berkedip kedip. "Sudah puas memandang ketampanan saya nona Ellen.? " Ejek Ady pada Ellen. "Ma- maaf Pak bos Ady, saya tidak sengaja." "Kalau jalan jangan sambil nge game nona Ellen, untung saya yang kamu tabrak, kalau monyet gimana ?." "Mending monyet Pak, biar pukul sekalian karna menghalangi jalan. Ups, " Spontan Ellen menutup mulutnya dengan tangan karna mulutnya yang tidak bisa diajak kompromi. "Pagi-pagi itu jangan mikir yang tidak-tidak, nanti tidak memenuhi target harian." Sambil berlalu pergi meninggalkan Ellen yang masih bengong. "Oee Ellen ! Ngapain bengong di sini ?. Kesambet baru tahu kamu. Gak ikut breefing ?." Tanya Amel yang baru datang. "Ayo sudah telat nih. Dapat semprot pak Ady baru tau rasa kamu. Kamu telat juga len ?. " Tanya Amel penasaran, karna dari tadi tidak mendapatkan jawaban apapun dari Ellen. " Ayo masuk." Ellen tak menjawab apapun pertanyaan Amel. Dan Ellen menarik tangan Amel menuju ruang breefing. __________________ Tanpa terasa sudah jam 4 sore. Setelah breefing sore semua karyawan pulang ke rumah. Sampai di rumah ternyata meki sedang tidur. Gegas Ellen mandi setelahnya ikut rebahan disebelah Meki, suami Ellen. Belum sempat memejam kan mata tiba-tiba. "Elleeeeennn...... Elleeeeeennn.... Elleeeeennnnnn .... !!!! " Teriak Ibu mertua dari luar. Ellen menghembuskan nafas kasar, dan segera keluar menemui ibu mertuanya. "Iya bu .. ada apa ?." Tanya Ellen. "Dimana Meki ?. " tanya Ibu mertua Ellen dengan marah-marah. "Di kamar, sedang tidur, ada apa bu ?? " "Nih, ibu beli lontong pecel, bangunin suruh makan, nanti tidak enak kalau kelamaan nunggu dia bangun baru di makan." Pinta Ibu mertua pada Ellen. "Iya bu. " Jawab Ellen sambil berlalu menuju kamar membangunkan Meki suami Ellen. "Nanti buatkan teh hangat sekalian, buat ibu juga ya.. Ibu mau ke warung beli kerupuk, di tempat jual pecelnya habis." Teriak ibu mertua Ellen sambil berjalan keluar rumah. "Iya bu ." Balas Ellen ikut berteriak. Karna Ellen berteriak sangat keras, Meki jadi kebangun karna mendengar suara Ellen yang cetar membahana. "Ada apa sih sayang.? Kok pada teriak-teriak." Tanya Meki dari dalam kamar dengan mengucek-ngucek matanya. "Tuh, di belikan ibu lontong pecel. Kata ibu, kalau tidak di makan sekarang nanti tidak enak." "Waah, enak tuh sayang, mas mau mandi dulu ya kalau gitu, biar seger. Tadi mau istirahat sebentar, ehh malah kebablasen sambil merem." "Iya mas, tak buatkan teh hangat dulu." Saat lagi mengelap meja karna ketumpahan sedikit gula, tiba-tiba ibu menimpali dari pintu belakang. "Sudah buat teh hangat len?." Tanya Ibu mertua Ellen. "Ini tinggal tuang ke gelas bu." "Buat teh gitu aja lama !. dari tadi ngapain aja ?.". Kata Ibu mertua Ellen sambil memakan krupuk. "Mana meki ?. Sudah kamu bangunin belum?." Serunya lagi. "Sudah bu... Lagi pakai baju mungkin, katanya mau mandi dulu biar seger baru makan." "Hmm.. Ibu makan dulu, sudah lapar. itu punya meki kamu siapkan dulu biar nanti meki kesini tinggal makan." Perintah Ibu mertua Ellen. "Iya bu..." Jawab Ellen sambil mengambil sendok dan piring, lalu di persiapkan diatas meja makan. Selang beberapa menit, meki datang masih dengan rambut basah dan belum di sisir. "Mas, itu rambut di keringin dulu. Nanti masuk angin." "Gak apa-apa, nanti juga kering sendiri. Ayo makan." Ajak Meki lalu duduk di sebelah ibu mertua Ellen. "Ibu sudah lapar, jadi makan dulu. Kamu kelamaan mandinya." Kata Ibu Mertua pada Meki. "Iya bu, tidak apa-apa, gerah, bau juga. Jadi Meki mandi dulu." Jawab Meki dengan memasukkan satu sendok lontong sayur kedalam mulut. "O ya, besok ibu minta uang sejuta. Ada kan ??" Tanya Ibu mertua dengan muka melas. "Buat apa bu ?." Tanya Ellen ikut menimbrung. "Mau buat beli gamis model terbaru. Harganya 600 ribu, sekalian hijabnya juga model terbaru 200 ribu. " Jawab Ibu mertua dengan senyum-senyum pada Meki. "Bukannya ibu sudah di kasih uang bulanan mas meki 2 juta ya bu ?." Seru Ellen sedikit tak terima sambil memasukkan potongan lontong ke dalam mulut. " Iya, tapi sudah habis. ! Kamu kira gamis dan hijab Ibu hargannya murah-murah ?, semua mahal Ellen !." sambil berdiri dan menggebrak meja. Sontak Ellen dan Meki terkejut karna perlakuan Ibu mereka. "Lagian apa salahnya ibu minta uang pada anak ibu sendiri ?." Tanya Ibu mertua pada Ellen. "Kan wajar ibu minta uang, dari kecil meki ibu yang merawat, membesarkan, menyekolahkan. Sampai jadi pegawai negri kaya sekarang. Minta uang sejuta saja kamu marah-marahi ibu." Kata ibu mertua Ellen sambil matanya mlotot dan berteriak-teriak. "Kalau mas meki punya mintalah padanya bu ." Gumam Elle lirih. "Iya lah minta meki, kamu mah apa. Menantu pelit, peritungan sama ibu mertua. " jawab ibu mertua Ellen dengan marah-marah. "Meki sudah tidak punya uang bu.. Di dompet tinggal 75 ribu. Itu saja untuk beli bensin sama buat jaga-jaga kalau ban kempes." "Gimana kalau kamu ngambil pinjaman ke bang saja. Kan kamu tidak punya hutang di bang." Ucap Ibu dengan mata yang berbinar-binar. "Mau di buat apa bu ?." Potongku sambil mengaduk-aduk lontong pecel yang di belikan Ibu mertua Ellen. Tiba-tiba selera makan Ellen hilang mendengar Ibu mertuanya menyuruh Meki mengambil hutang di bang. "Buat Ibu lah !. Ambil 50 juta saja, nanti di angsur 3 tahun. Kan jadi ringan angsurannya. Paling cuma 1.500.000 per bulan. " " Nanti jatah bulanan Ibu di potong saja tidak apa-apa. Buat mencicil hutang yang di bang." Sambil pasang muka memelas pada Meki. "Nanti Meki fikir-fikir dulu ya bu.." jawab Meki dengan melanjutkan makan. " Aku kekamar dulu mas, tiba-tiba sudah kenyang !". Pamit Ellen pada Meki, dan berlalu menuju kekamar. "Istrimu itu kenapa ki, liat ibu mertua bahagia, bukannya seneng malah marah-marah, aneh." Duduk di atas kasur sebentar, tiba-tiba suara azan mahrib berkumandang. segera Ellen keluar kamar dan melihat ibu mertua Ellen dan Meki suaminya, masih di meja makan. "Mas, ayo sholat berjamaah." Ajak Ellen pada Meki. "Duluan saja ya, mas nanti saja." Tolak Meki dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nanti kapan, Mas ? tadi subuh saja tidak jadi sholat kan? " tekan Ellen sedikit menaikkan nada bicaranya. "Hallah, gak usah sok alim. Kalau mau sholat ya sholat aja sana sendirian." Sewot ibu mertu Ellen. "Ya udah lah, terserah mas mau sholat apa enggak !." Ellen menghentakkan kakinya dan berlalu meninggalkan Meki dan Ibu mertuanya. Dengan berlalu ke kamar mandi, hati Ellen berkata. ya allah. kenapa semakin lama mas meki semakin berubah, . bukan seperti mas meki yang pertama kali ku kenal. flash back on "Maaf dek, gak sengaja. tadi buru-buru." "Iya kak, tidak apa- apa. Lagian saya juga salah, milih baju tidak sampe nabrak kakak." "Masih sekolah ya dek ? kelas berapa ?." "Iya kak. Baru kelas 9." "Waaahh. Mau lulus dong, bentar lagi, mau melanjutkan kuliah apa kerja nih ? " "Mau kerja saja kak. Biar bisa menghidupi diri sendiri." " Memang orang tua dimana ?" "Sudah meninggal kak." Dengan tersenyum terpaksa. "Maaf ya dek, bukan maksud ku. Oh ya, kalau boleh tahu, nama mu siapa dek ?. " "Ellen kak. Kalau kakak siapa ?. Waah, kerja jadi Asn ya ?." tanya Ellen dengan mata berbinar. "Iya dek, Alhamdulillah, namaku Meki. Itu suara azan ashar. Ayo sholat dulu, nanti keburu habis waktu sholatnya." Ajak Meki pada Ellen " Iya kak ayo." Ellen tersenyum-senyum dengan mengikuti Meki untuk menunaikan sholat ashar di masjid terdekat. Sejak kejadian itu hubungan Ellen dan Meki jadi semakin dekat. Dan sampailah ke jenjang pernikahan. flashback off. ______ Tanpa terasa, hari minggu tiba. Bangun pagi menyapu halaman depan dengan bernyanyi. Aku titipkan dia. Lanjutkan perjuanganku untuknya. Lahagiakan dia kau sayangi dia. Seperti ku menyayanginya. Kan ku ikhlaskan dia. Tak pantas ku bersanding dengannya. Kan ku terima dengan lapang d**a. Aku bukan jodohnya... Armada judulnya aku bukan jodohnya. Karna Ellen suka sekali sama band armada. Lagi enak-enak bernyanyi, tiba-tiba. "Mbak Elen.. Libur kerja mbak ?. Bahagia bener kayaknya nyapu sambil nyanyi-nyanyi. " Sapa Bu Iva, tetangga Ellen yang terkenal suka mengkreditkan baju dan barang-barang lain peralatan rumah tangga. "Iya bu Iva, kebetulan lagi libur kerja, jadi bantu Ibu mertua bersih-bersih. " jawab Ellen sambil tersenyum paling manis. "Ibu sumiati ada ?. Kok tidak ada tanda-tanda orangnya di dalam." Tanya Ibu Iva dengan berbisik-bisik tetangga. "Ada di dalam lho bu, tak panggilkan ?. Sebentar ya ?." Sapu ku lepas dan baru 3 langkah berjalan Mbak Iva menghentikan langkah kaki Ellen. "Eeehhh, tidak usah mbak Ellen. Cuma mau tanya saja, Ibu mertuamu di dalam apa tidak. Niatnya sih mau mengingatkan saja, biar bayar hutangnya. Soalnya, janjinya 2 hari. tapi hampir seminggu belum di bayar." "Memangnya Ibu mertuaku punya hutang berapa bu ?." Tanya Ellen tenang, tapi dalam hati penasaran. "800 ribu Mbak Ellen, katanya mau pinjam 2 hari tapi sampai sekarang belum di kembalikan." Jawab Mbak Iva menggebu-gebu. "Kalau boleh tau nih ya Bu Iva, uang yang di pinjam Ibu mertuaku di buat beli apa ?." tanya Ellen lagi, karna masih belum puas dengan jawaban yang diberikan Ibu Iva, Ellen mencoba bertanya lagi. "Masa sih, Mbak Ellen tidak tahu, uang Ibumu dibuat apa. Ibu mertuamu itu punya hutang di sana sini mbak. Buat beli gamis,sandal,tas,hijab. Kalau pergi arisan itu harus baru semua." Terang Mbak Iva. "Tapi memang saya tidak tau bu. " Ucapku pura-pura tidak mengetahui. Walaupun Ellen mengetahui sedikit. "Ibu Sulis itu, tidak mau di saingi sama siapapun Mbak Ellen. Karna merasa punya anak kerja di luar kota sukses dan anaknya jadi pegawai negri. " Serunya antusias. Belum selesai Ibu Iva bercerita, dari dalam rumah ibu mertua Ellen lari terpirit-pirit nyamperin Ellen dan Meki. "Ibu, di cariin ibu iva." kataku pelan pada ibu mertuaku, dan melirik menggunakan ekor mata. Ellen melihat, ibu mertuanya mengedip-ngedipkan matanya pada Ibu Iva. Mungkin biar Ibu Iva tidak bercerita pada Ellen, tentang hutangnya pada Ibu Iva. Ellen melanjutkan menyapu halaman sambil senyum-senyum sendiri melihat tingkah laku Ibu mertua Ellen yang menurutnya sangat menalukan itu. "Padahal aku sudah tau." Gumam Ellen lirih. "Ibu kesana dulu ya len, mau nungguin sayur lewat" . Teriak ibu mertua Ellen sambil menarik tangan Ibu Iva untuk menjauh dari Ellen.. "Iya bu... " Jawab Ellen. "Apaan sih bu sumi, kan sakit tanganku." Ibu Iva marah-marah pada Ibu mertua. "Maaf Bu Iva, bayar hutangnya besok saja ya, besok Meki gajian." Sambil pasang muka memelas.. "Sebenarnya saya mau bilang sama Ellen Bu Sumi, siapa tau menantu Ibu itu bisa membayarkan hutang bu sumi." "Jangan bu !." "Ya sudah, kalau besok sampai Ibu Sumi tidak bisa membayar hutang . Maka saya bulatkan menjadi satu juta. Dan ku pastikan anak dan menantu ibu pasti tahu kalau Ibu Sumi punya hutang sama saya 800 ribu ." "Huuuft,. Iya Bu Iva, ku usahakan besok bisa bayar hutang ku ke Ibu Iva." Ibu mertua Ellen berjalan ke dalam rumah dengan keadaan lemas tak bertenaga, karna hutangnya dimana- mana "Kenapa bu ?" kok lemas gitu ??" tanya Ellen . "Tidak apa-apa !!. kepo !!." Jawabnya ketus dan meninggalkan Ellen sendirian dihalanan. "Mana sayurnya bu?? kok pulang tidak bawa apa-apa. Katanya mau beli sayur. " Tanya Ellen sambil senyum-senyum tidak ada kejelasan . " gak ada. !!" sambil berlalu masuk ke dalam rumah. "Yuuuuuuuurrrrr..... Sayuuuuuuurrrrr...." "Yuuuuuuuurrrrrr...... Sayuuuuuuuuurrr..." Terdengar teriakan tukang sayur di depan, bergegas Ellen meletak kan sapu yang di pegang dan berlari kecil menuju tukang sayur. dan ternyata sudah ada Ibuu-Ibuu yang sudah memilah-milah sayur. "Belanja sayur apa Mbak Ellen ?." Tanya salah satu Ibu-Ibu di sana. "Makin lama kok makin berisi lemaknya ya Mbak Ellen. Kapan isi bayinya Mbak ?? " Serunya menyinyir Ellen menarik nafas dalam, dan memejamkan mata, setelahnya Ellen hembuskan nafas perlahan dan ku buka mata sambil menghadap ke Ibu-Ibu itu. " Maaf bu sebelumnya, saya dan suami sudah berusaha siang malam agar segera di karuniai momongan . tidak kah Ibu berfikir, seandainya keadaan dibalik, Ibu yg belum punya ank. Gimana?. Dan bukannya umur kita beda 5 tahun saja ? kenapa muka kaya beda 15 tahun ??? " seruku tenang padanya. Tanpa menunggu mereka menimpali apa yang saya ucapkan segera saya bertanya pada pak sayur . "berapa semua pak ?" tany Ellen. " Kangkung 5 ribu dan cumi 60 ribu ya mbak . jadi total 65 ribu. " " Baik Pak." Elen mensodorkan uang 70 rb pada tukang sayur. " Kembaliannya ambil saja Pak." kata Ellen sambil berlalu pergi. " Terimakasih Mbak ." teriak tukang sayur. " Ok Pak ".
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD