Diusir

1895 Words

Melihat banyaknya darah membuatku mual dan pusing seketika. Apalagi jika teringat tubuh Asep yang tergolek lemas diangkat ke mobil ambulance. Rasanya seluruh tenaga luruh hingga aku tak mampu menopang tubuh. Aku baru tersadar sudah berada di kamar dengan ditemani Mas Mustafa yang terus menggenggam tangan. Dia bilang kalau dirinya sempat menelepon Karim dan minta dijemput dengan mobil. "Minum dulu." Dia menyerahkan segelas air minum setelah membantuku bangun ke posisi duduk. "Jum." Aku melihat ke arah pintu di mana Bapak masuk ke kamar ini setelah sempat mengetuk pintu. "Syukurlah kamu sudah sadar. Kamu buat Bapak dan Ibu khawatir. Pingsannya kelamaan," kata Bapak seraya mengusap kepalaku. "Asep gimana, Mas?" Mas Mustafa dan Bapak saling melempar pandang, lalu menatap padaku lagi. "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD