Terakhir

1011 Words
Pagi harinya Rose bangun dengan rasa malas yang luar biasa, matanya terbuka dengan pelan saat cahaya matahari mulai menembus gorden di dalam kamarnya hingga dia merasa sangat silau dengan cahaya ini. Tidak lama kemudian dia menghela napas panjang saat dirinya merasa sedikit membaik. Namun ada yang tidak nyaman di dalam dirinya. Yaitu ketika dia terbangun dengan posisi badan yang masih menyatu dengan Jason. Pria biadab. Pria b******n. Pria tidak punya otak. Itu yang selalu diucapkan oleh Rose setiap kali dia melayani suaminya. Namun pagi ini dia ingin menarik dirinya agar penyatuan mereka juga terhenti. Ditambah lagi dengan tangan kekar yang memeluknya pagi itu. Suami istri tidak akan pernah kasar jika bercinta. Tapi beda halnya dengan Jason yang selalu saja membuatnya marah dengan apa yang dilakukan oleh pria itu terhadapnya. Seks yang mengerikan, bukan lagi disebut bercinta layaknya suami istri pada umumnya. Satu kali saja, dia ingin menikmatinya. Satu kali saya dia ingin merasakan bagaimana rasa hubungan intim itu dengan rasa yang sama-sama menikmati. Bukan hanya Jason yang merasakan nikmat tersebut. Kadang kala ada rasanya ketika Rose ingin kabur dari rumah itu, menjauh dari kehidupan Jason. Namun untuk sekarang dia masih terikat dengan kontrak sialan yang menjebaknya dalam pernikahan ini bersama dengan Jason. Lalu semua rasa sakit yang diciptakan oleh Jason teramat sangat kejam baginya. Kadang Rose ingin bunuh diri ketika diperlakukan tidak baik saat berhubungan badan dengannya. Entah itu d**a, leher atau bahkan bahunya pernah digigit oleh Jason hingga berdarah. Tidak bisa disangkal lagi bahwa sebenarnya Jason itu adalah maniak seks yang mengerikan. Entah kapan lagi dia bisa hidup dengan tenang, ketika bersama dengan ibu tirinya. Tentu dia jauh lebih bahagia dibandingkan dengan bersama dengan Jason yang seolah mengirimnya pada neraka yang teramat kejam di sana. Matanya ingin sekali meneteskan air mata menahan perih yang semalam, bagaimana tidak ketika Jason menghujamnya berkali-kali. Dan yang lebih parah lagi, Jason tidak menggunakan pengaman. Yang teramat sangat menjijikkan bagi Rose ketika mengetahui suaminya membuang s****a di dalam rahimnya. Ini teramat sangat mengerikan di dalam hidupnya. Pelan tangan mungil itu menurunkan tangan Jason dari atas perutnya dengan sangat pelan. Namun tangan pria itu bergerak sesaat ketika dia sedang memegangnya. “Manda, kau ke mana? Kita belum selesai bercinta sayang,” Siapa Manda? Siapa wanita sialan yang disebut oleh Jason?   Wanita mana lagi yang ditiduri oleh b******n ini? Pertanyaan demi pertanyaan muncul di dalam pikirannya Rose, bukan dia cemburu. Sama sekali tidak, tapi kenapa pria itu menyebut nama wanita itu? Terlebih setelah Rose tahu bahwa suaminya cukup b***t yang tidur sana sini dengan para wanita. Rose berhasil bangun dari tidurnya, dia merasakan sangat sakit dibagian perut bagian bawahnya. Dia memungut pakaiannya lalu memasukkannya ke dalam keranjang untuk pakaian kotor. Jason mengerikan saat dia melihat celana dalamnya yang robek, dan ini sudah celana dalam yang ke sekian dirusak oleh Jason. Mengenai harga, maka jangan diremehkan. Meski itu hanya celana dalam, Jason tidak pernah memberikan barang yang murah untuk Rose. Meski begitu dia merasa sangat murahan saat dipaksa mengulum p***s suaminya semalam. Merasa seperti seorang jalang yang sedang melayangi pelanggannya. Rose keluar dari kamar usai mandi dan juga berpakaian rapi harus menyiapkan sarapan untuk suaminya malam ini. Beruntungnya dia tidak diajak lagi ke rumah mertuanya yang teramat memperlakukannya seperti seorang pembantu di sana. Jason keterlaluan memang, Rose menghampiri sofa yang terlihat sangat berantakan saat Jason semalam memperkosanya di sana. tidak ada kenikmatan sama sekali yang dirasakan oleh Rose. Dia memungut Bra yang ditarik paksa oleh Jason kemarin di sofa ruang tengah ketika dia sedang menonton televisi. “Aku ingin keluar,” lirih Rose yang tidak menyangka jika sebenarnya dia benar-benar sudah lelah dan ingin menyerah saja dengan ini. Lebih baik dia dibunuh daripada harus merasakan semua penderitaan hidupnya karena ulah Jason. Dia duduk bersimpuh dan duduk lemas di ruang tengah saat melihat bra yang baru saja dipakai hanya dua kali rusak oleh Jason. Bukan mengenai harganya, tapi batinnya sudah sangat lelah. Rose terduduk dan menyandarkan kepalanya ke sofa. “Aku lelah,” ucapnya sambil menghela napasnya. Dia menempelkan kepalanya ke lutut lalu menangis pagi itu. Jason tidak punya hati. Jason tidak mengerti bagaimana rasa sakit itu yang dia rasakan. Jason tidak akan pernah paham bagaimana tangisan dan juga jeritan yang dirasaka oleh Rose setiap kali bercinta seperti mimpi buruk baginya. Bukan hanya malam hari, tapi juga siang atau bahkan sore hari. Tidak ada kenikmatan yang dia rasakan. Tidak ada yang bisa dia banggakan dari hubungan intimnya dengan Jason. Rose terbangun dari tempat duduknya lalu membuang bra yang sudah rusak oleh ulah suaminya sendiri lalu membuatkan sarapan untuk Jason. Tidak lama kemudian pria itu turun dari kamarnya dengan setelan yang sudah rapi. “Nanti malam, adalah hubungan seks kita yang terakhir. Jadi jangan harap aku akan menyentuhmu lagi,” kata Jason dengan dingin menuangkan air yang ada di botol itu ke dalam gelas yang ada di atas meja. Rose mengangguk pelan. Ini bukan pernikahannya yang terkahir. Tapi entah kenapa Jason berkata seperti itu padanya. “Tapi sebelum itu, aku ingin kita bercinta bertiga,” Praaaaang Piring yang berisi sarapannya Jason jatuh karena Rose tidak akan pernah mau melakukannya bertiga. Dia tidak akan pernah mau berbagi dalam hal seksual. Bukan karena Jason miliknya. Tapi karena dia tidak ingin urusan pribadinya orang lain justru ikut. “Aku tidak akan menyentuhmu sebelum kau berpengalaman. Nanti malam akan ada yang mengajarimu bagaimana hubungan yang nikmat itu. Aku tidak pernah mau jika kau melakukannya dengan kaku,” “Mau sampai kapan pun juga aku tidak akan pernah mau melakukannya bertiga. Kenapa? Karena kau menjijikkan, Jason,” tatapan mata Rose seolah menantang suaminya sekarang. Dia tidak terima diperlakukan seperti wanita bayaran satu malamnya di sana. Rose tidak mau jika dia dianggap seperti wanita-wanita milik Jason di sana. sedangkan dia berbeda. Dia bukan jalang. Dia adalah istri, maka Jason juga harus memperlakukan dia seperti istri. Bukan malah sebaliknya. Jujur saja dia marah kepada suaminya ketika pria itu mengatakan jika Rose akan bercinta bertiga nanti malam dengan wanita lain juga. Yang artinya hubungan intim mereka akan disaksikan oleh orang lain. Jason menarik rahang Rose yang seketika itu tatapan mereka bertemu. “Jangan menentangku, kau sendiri tahu bahwa aku sangat suka memperkosamu meskipun kau menangis sekalipun. Aku tidak akan pernah peduli terhadapmu.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD