I'ts Over

1135 Words
    Mereka sudah sampai di perumahan minimalis kediaman orang tua Ferdian. Melani memarkir mobilnya di seberang rumah Ferdian. Felisha masih diam, masih bingung apa yang harus Ia ucapkan kepada Ibunya. Felisha menarik nafas panjang yang berat, menelan salivanya untuk menguatkan diri sendiri. Melani tersenyum. “I trust you, you can handle it, you should to fix this matter today, no matter what. I know you can” Melani menguatkan lagi. Dia menarik Felisha kepelukannya.     “Sure” balasnya  lirih sambil meregangkan pelukannya.     Mereka keluar dari mobil dan ternyata Ibu sedang ada di teras sambal menyiram tanaman.     “Selamat Sore Ibu, Maaf mengganggu” sapa Felisha hati-hati.       “Ya Ampun, calon menantuku datang tidak bilang-bilang ya. Tumben kesini sendiri, kok tidak bersama Ferdian?”. Balas ibunya sambal memeluk erat sekilas, Felisha tidak menjawab pertanyaan Ibu. Hanya senyum yang dipaksakan.     “Yuk masuk dulu, ini tumben lho kesininya sama temen kamu, namanya siapa mbak? ayo sini masuk dulu yuk”. Tambah Ibu yang tentu saja belum mengetahui tujuan utama mereka berkunjung.     “Saya Melani Tante, sahabatnya Felisha” Jawab Melani menyeringai.     “Ini tumben lho Felisha kesini tidak bersama Ferdian, padahal siang tadi Ferdian pergi, Ibu kira pergi menemui kamu Fel. Tapi justru kamu disini sekarang. Bagaimana hasil pre-wedding kamu kemarin? sudah jadi? Ibu sudah tidak sabar mau mantu”. Ibu Ferdian masih meneruskan ucapannya sambil menuntun mereka berdua duduk di ruang tamu. Ibu Ferdian memang supel dan sangat penyayang, dan suka mengobrol lama.     Felisha masih bergeming, belum mengeluarkan sepatah katapun. Sampai siku Melani menyenggol Felisha mengisyaratkan agar segera memulai tujuan mereka datang kerumahnya.     “Ibu…” mulai Felisha lirih. “Sebelumnya, maafin Feli ya bu, maafkan Feli sudah mengecewakan Ibu dan Ayah. Feli sudah berusaha dengan sebisa mungkin. Saya tahu, ibu dan ayah sudah menganggap Felisha sebagai anak perempuan Ibu. Tentu saja Felisha sangat sayang dan tidak mau mengecewakan Ibu dan Ayah” Fesiha basa-basi ingin melihat respon ibunya.     Ibu Ferdian masih terlihat bingung dan mengerutkan dahi. “Saya sudah memikirkan dengan hati-hati dan berusaha menerima segala sesuatu konsekuensinya. Mohon maaf bu, Felisha…” Ia menghentikan ucapannya, terasa berat sekali untuk meneruskannya. “Maaf, Felisha tidak bisa mempertahankan dan melanjutkan hubungan dengan Ferdian untuk menikah. Felisha, sudah berusaha bu, tapi mohon maaf sekali, untuk kali ini Feli sudah tidak bisa lagi untuk memaafkan Ferdian bu. Maafkan Felisha”     Felisha mulai menangis, merintih, kesakitan. Ibu memeluknya dan masih bingung, berusaha mencerna penjelasan yang Felisha berikan. “Mitha hamil bu, Mitha hamil dengan Ferdian” tambahnya dengan air mata yang terus mengalir deras tak terbendung lagi.     “Saya mohon bu, jangan paksa Felisha untuk melanjutkan pernikahan ini. Cukup sampai sini saja saya menderita Bu. Saya mohon. Tolong…” Tangisnya semakin menderu di pelukan Ibu Ferdian. Ibupun menangis histeris. Beliau memeluk Felisha dengan erat sambil mengelus rambut Felisha.     “Maafkan Ibu, Maafkan ya nak” ucap Ibu Lirih yang membuatnya semakin terisak. Mereka berdua masih menangis bersama dalam pelukan. “Ferdian memang tidak pantas untuk kamu nak. Ibu menyesalkan perbuatan Ferdian. Ferdian tidak akan pernah mendapatkan restu dari Ibu. Ibu sungguh tidak bisa menerima kenyataan ini. Ini terlalu menyakitkan kamu nak, maafkan Ibu, maafkan” Tambah ibunya masih memeluk Felisha dengan erat dan semakin terisak.     Terlihat Ferdian menghampiri mereka dan Mitha mematung di depan pintu. Ibu masih memelukku erat meskipun tangis Felisha sudah mulai mereda. Ibu merengganggkan pelukannya dan menatapku penuh kesedihan. Beliau hanya menggelengkan kepalanya. Tidak bisa berkata apa-apa.     “Bu, Felisha tahu memang ini sangatlah berat untuk kita, Feli juga sedang berusaha mencerna semua kenyataan yang sudah terjadi. Biarkan Mitha yang akan menggantikan Feli di pelaminan nanti bu. Semuanya sudah terjadi bu, kita sudah meeting dengan WO, hotel di Bali sudah kita booked, undangan sudah dalam design, souvenir pun juga sedang proses. Baju dan rias pengantinpun sudah Ibu persiapkan untuk Felisha. Saya Mohon, jangan di batalkan begitu saja bu, cukup Mitha saja yang menggantikan saya di pernikahan nanti.” Ucapnya penuh lembut, entah mengapa hati sakit tetapi semakin ringan ketika mengucapkan dengan ikhlas. Meski sakitnya masih berasa perih, tapi setidaknya sudah tidak sesak seperti sebelumya.     Tak lama kemudian, Felisha dan Melani berpamitan dengan Ibunya, karena sebetulnya hati yang paling tersakiti adalah Ibunya. Ibupun menangis tak ada hentinya dan beliau tidak dapat berkata apapun selain kata maaf. Meski berat untuk bisa memaafkan Ferdian atas kejadian ini, Felisha memilih pulang dengan Melani. Biarkan mereka yang akan menyelesaikan sendiri, karena tugasnya sudah selesai. Yang terpenting Felisha tidak akan pernah menikah dengan pria yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Biarkan Felisha mengalah.     Setelah sampai di apartemen yang di sewa Felisha, mereka mulai merapihkan semua barang-barang yang berkaitan dengan Ferdian. Cukup banyak barang-barang pemberian Ferdian untuknya. Melani membantu untuk mengemasi kenangan tersebut kedalam kardus-kardus. Kardus tersebut akan dikembalikan besok minggu kerumahnya. Dan ternyata ada 4 kardus besar dan 1 kardus ukuran mie instan. Mereka berdua mulai penat, Melani mulai meracau karena lapar. Karena jam sudah menunjukkan jam 9 malam, dan mereka belum makan apapun dari siang. Terutama Felisha, yang sedari kemarinpun belum makan.     “Makan yuk Fel, sumpah, aku sudah tidak kuat ini lagi, rasanya mau pingsan!” Omel Melani.     “Mau turun di bawah apa mau online aja?” tanyanya.     “Lebih baik turun kebawah, cukup pusing melihat barang-barangmu. Biar otak kita refresh sebentar”     “Ok, aku yang traktir, karena kamu sudah baik banget sama aku. Kamu saksi hidupku satu-satunya Mel. Di Jakarta gini, kalo tidak ada kamu, aku pasti sudah kembali pulang ke Jogja, Menangis tiap malam dipelukan Mamaku” ucap Felisha sambil mengambil dompet dan ponsel untuk segera turun kebawah membeli makanan siap saji.     Tanpa Melani, apalah Felisha yang anak rantau dari Jogja dan bekerja di perusahaan di daerah Sudirman. Felisha dan Melani berteman sejak berkuliah di Jogja. Bahkan Melani pun tidak kost dan memilih tinggal bersama keluarga Felisha. Sampai akhirnya mereka lulus dan wisuda bersama. Dan akhirnya Felisha diterima kerja di Perusahaan daerah Sudirman, dimana bertemu dengan Ferdian.     Sementara Melani bekerja di daerah Jakarta Selatan. Melani tinggal di daerah Bekasi Barat, terkadang Ia menginap di apartement Felisha jika pulang malam atau sedang banyak pekerjaan. Mereka sudah seperti saudara sendiri, terkadang Felisha juga menemani Melani stalking pacarnya yang berselingkuh. Sekarang Melani menemaninya saat ia sedang dalam keterpurukan.     Mereka sudah sampai di kedai makanan siap saji. Felisha memilih double beef burger, kentang goreng, dan minuman bersoda sementara Melani memilih nasi ayam dan kentang karena dia bilang tenaganya sudah habis dan harus diisi banyak. Keduanya berbalik untuk mencari tempat duduk sambil membawa nampan masing-masing. Tiba-tiba Melani terkejut oleh seseorang dibelakang mereka.     “Pak Dafi?” Ujar Melani.     “Oh ya, umm. Melani ya? Accounting?” balasnya.     “Iya pak, Melani-Accounting. Bapak habis malam mingguan?” tanya Melani penasaran.     “Ha? tidak, tadi ada meeting sampai malam dan lapar, jadi mampir sekalian jalan pulang” jawabnya dengan lengkap.     “Oh baik pak, kalau begitu saya permisi ya” Melani tampak sopan dan memilih berpamitan dengan pria tersebut. Ia menghampiri Felisha yang telah memulai menikmati burgernya. Felisha meninggalkan Melani saat menyapa pria tersebut. Karena memang kedai makanan siap saji tersebut ramai dan penuh untuk mencari meja.     “Itu bos aku, calon bos kamu juga fel” ujar Melani sambal duduk di depan Felisha. Felisha tidak terlalu menanggapi dan masih fokus pada burgernya yang sedang dilahapnya. Mereka berdua masih asyik dengan makanannya masing masing sambil sesekali mengobrol ringan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD