Aroma cat baru bercampur debu konstruksi memenuhi udara Mario Cafe. Beberapa pekerja tampak sedang beristirahat. Langit memandangi rangka kayu dan dinding yang belum selesai. Ia lalu menoleh pada Malia yang berdiri di tengah ruang utama memandangi ruangan yang masih berantakan itu. "Kapan ini akan selesai?" tanya Langit. Malia mengangkat bahunya, enggan menjawab. "Enggak tahu." Langit tersenyum tipis, mengerti bahwa Malia tidak benar-benar peduli lagi. "Kamu menyesal meninggalkan ini?" "Menyesal pun enggak ada gunanya," sahut Malia, pasrah. Nada suaranya sedikit hampa. Langit mendekat, menatap Malia dalam-dalam. "Apa kamu benar-benar serius mau jalanin bisnis ini?" tanyanya, memastikan. Malia mengangkat kedua alisnya, terkejut dengan pertanyaan yang terkesan hanya basa-basi itu. "Ko

