The Holy Love Of The Legend

“Ana” Felicia Aurelia, Memanggil sahabatnya Ana, Yang saat ini tengah berlari keluar dari dalam mobil menuju ke sebuah hutan yang Felicia sendiri pun tidak tahu hutan apa itu namanya. Dia terus saja berlari, meskipun sudah beberapa kali di panggil. Ana tetap saja tidak mau berhenti dan tetap berlari dengan kaki telanjang dan gaun putih selututnya. “Please Ana ! Tolong dengarkan penjelasan kami ! Ini semua tidak seperti yang kau pikirkan Ana, Kumohon berhentilah ! Ana.” Panggil ulang Felicia. Felicia bahkan ikut berlari mengejar Ana dengan heels 7 cm nya. “Ana” Panggilnya lagi. Namun Ana sepertinya tidak mendengarkan, Dia tetap saja terus berlari. Ana melewati pagar pembatas yang mana pagar tersebut ternyata adalah sebuah batasan antara dunia nyata dengan dunia lain yang mereka sebut dengan “dunia lain dari hutan Limun”. Dunia tersebut sangatlah berbahaya. Penduduk asli hutan limun saja tidak ada yang berani melewatinya, mereka seringkali menghindar dan menjauhi hutan larangan tersebut. “Oh. Tidak” Geram Frans menatap Ana tidak percaya. “Matilah dia. Ana memasuki hutan larangan. Felicia berhenti ! Kita tidak bisa memasuki hutan itu pada malam hari !” Teriak Frans lagi, mencekal pergelangan tangan milik Felicia. Frans menyeret lengan perempuan yang sangat di cintainya tersebut untuk segera pergi menjauh agar tidak semakin jauh masuk ke dalam hutan larangan. “Felicia dengarkan aku ! Hutan itu sangat-lah berbahaya. Penduduk asli dari suku Limun saja tidak ada yang berani memasuki hutan tersebut, apalagi kita ?!” “Aku sarankan sebaiknya kita segera pergi dari hutan ini !” “Besok kita akan kembali lagi, kumohon tolong dengarkan aku kali ini Felic. !” Tutur Frans, yang di balas hening oleh Felicia. Felicia mendorong bahu Frans yang saat ini tengah berjalan di depannya sambil menyeret kasar lengan milik Felicia. “Hutan larangan ?” Ulangnya sambil menatap Frans tidak percaya. “Apa maksudmu dengan hutan larangan Frans ?” “Apakah Ana saat ini tengah memasuki hutan larangan yang dulu sempat kau ceritakan itu ? Lalu, lalu bagaimana dia sekarang ? dia, ? Ana, Frans apa yang harus kita lakukan ? Bagaimana dengan Ana ? apa yang akan terjadi dengan dia ? Apakah Ana ? Oh. Tuhan, bagaimana ini Frans ? Aku harus menyelamatkan Ana, Dia tidak bisa memasuki hutan itu jika memang hutan itu sangatlah berbahaya. ” Tutur Felicia sambil berbalik arah dan segera berlari. Felicia berlari dengan sangat kencang sambil memanggil keras nama sahabatnya yang sudah semakin jauh memasuki hutan. “ANA” Teriak Felicia. “s**t. Felicia Stop it ! Aku bilang berhenti ! kita mungkin akan mati jika sampai memasuki hutan tersebut. Kumohon mengertilah Felic !” Teriak Frans tidak mampu lagi menahan emosinya. Frans membopong Felicia dan memasukkannya ke dalam mobil sport yang tadi dia bawa. “Kumohon tenanglah ! Aku juga sama paniknya seperti dirimu.” “Kita akan mencari Ana. Tapi sebelum itu, kita temui terlebih dahulu penjaga hutan atau pemangku adat yang ada di sini. Jangan sembarangan memasuki hutan itu Felic ! hutan itu benar-benar sangat-lah berbahaya. Kumohon dengarkan aku kali ini !” Tuturnya sambil menghalangi jalan Felicia yang tetap saja ingin keluar dari dalam mobil. Frans bahkan sampai harus memeluk gadis tersebut guna menenangkan Felicia yang saat ini tengah menjerit histeris sambil memanggil Ana sahabat terdekatnya. “Ini semua terjadi karena aku. Ana memasuki hutan itu, karena dia marah padaku.” “Seandainya, hiks, seandainya waktu itu aku tidak menerima tawaranmu untuk berselingkuh, mungkin saat ini Ana akan tetap bersamaku di sini.” “Maafkan aku Ana, ini semua kesalahanku. Aku ingin Ana ada di sini sekarang Frans ! Aku ingin memperbaiki semuanya dengan Ana. Aku benar-benar tidak bisa kehilangan Ana, dia adalah satu-satunya sahabatku. Aku tidak memiliki siapa pun lagi selain Ana di dunia ini. Kumohon tolong bawa dia kembali dengan selamat, Kumohon Frans ! Aku akan melakukan apa pun asalkan Ana kembali, Kumohon !” Tuturnya sambil meremas kemeja hitam milik Frans. Felicia benar-benar menangis histeris di sana. Dia ingin keluar pun, Frans tetap saja tidak mengizinkannya dan tetap mengurung Felicia dalam pelukannya. “Tenanglah Felic, Kumohon tolong tenang ! Ini semua bukanlah kesalahanmu. Meskipun aku tidak bisa menjamin akan menemukan Ana dalam keadaan selamat, tapi setidaknya aku akan mengusahakan semua yang aku bisa untuk mengeluarkan Ana dari dalam hutan sana. Kumohon tenanglah oke !” Pinta Frans, mencium dalam kening mulus Felicia. Frans juga sama khawatirnya dengan Felicia, namun dia juga tidak bisa jika harus membiarkan gadis yang di cintainya celaka hanya untuk mengejar wanita yang berstatus sebagai kekasihnya namun sama sekali tidak di cintai oleh Frans selama mereka menjalin asmara. “Kumohon tenanglah !” Tuturnya lagi. Sambil beringsut masuk ke dalam mobil. Frans memangku Felicia di pangkuannya sambil mulai merapikan rambutnya yang berantakan. “Maafkan aku Felic, tapi aku juga tidak bisa membiarkanmu pergi ke dalam sana. Hutan itu sangat lah berbahaya.” “Kali ini biarkan aku untuk bersikap egois sebentar saja. Tolong mengertilah, aku juga mencintaimu, bagaimana mungkin aku membiarkan mu celaka di dalam sana ? Kumohon Felic, tolong mengerti aku !” Tutur nya lagi sambil membawa Felicia ke dalam pelukannya. Felicia tidak mengatakan apa-apa selain menangis pilu dan merapalkan banyak doa untuk sahabatnya. “Tuhan, kumohon tolong selamatkan sahabatku Ana. Apa pun yang kau inginkan ? asalkan dia selamat. Aku akan melakukan semuanya tanpa bantahan sedikit pun. Kumohon tuhan, tolong bantu aku. Tolong kabulkan doaku kumohon.” Lirihnya sambil menangis sesenggukan. Felicia sepertinya benar-benar menyesal dengan semua tindakannya yang telah mengkhianati Ana di belakang dirinya. Jika seandainya dia tahu kejadiannya akan seperti ini ? Felic tidak akan mungkin menerima tawaran Frans untuk menjalin hubungan di belakang Ana. Dia akan memilih sahabatnya daripada harus bersusah payah menjalin hubungan dan berakhir dengan keretakan hubungan persahabatannya dengan gadis itu. Ana sangatlah berharga bagi dirinya. Di antara semua orang yang paling dekat dengannya. Hanya Ana yang mau dengan tulus menerima Felicia bahkan rela mengorbankan nyawanya saat dulu gadis tersebut di jual paksa oleh saudara tirinya. Dia bahkan tinggal di rumah Ana. Felicia tinggal di rumah Ana dan di biayai kuliahnya oleh gadis tersebut. Dan sekarang dia malah mengkhianati kepercayaannya ? Dengan berselingkuh di belakang dirinya. Felice bahkan tidak hanya kehilangan kepercayaan namun juga kehilangan sahabat sepenting Ana. “Jika seandainya terjadi sesuatu dengan Ana ? Demi tuhan, aku tidak akan pernah mau untuk memaafkan diriku sendiri.” “Hiks, kumohon kembalilah Ana!” Gumamnya sambil terus memukul keras d**a bidang kekasihnya. Felicia hanya bisa bersandar sambil mulai meratap meminta pertolongan dari yang maha kuasa.