PART 3 MINTA MAAF

1021 Words
Sejak saat itu, Cia selalu berada di dekat Zeus lebih tepatnya mendekati pemuda itu. Penghinaan yang Zeus lontarkan nyatanya membuat tekad gadis ini hanya satu yakni bisa membuat pemuda itu menyukainya dan jatuh cinta kepadanya. Seperti saat ini, Cia sedang  berada di kantin dan dia memilih duduk di sebelah pemuda bernama Zeus yang memilih fokus memakan mie ayam yang tadi dia pesan dari pada meladeni gadis aneh yang ada di sebelahnya. “Zeus us us us. Kemari us us ayo lari-lari.” Cia bernyanyi lagu heli tapi dengan mengubah liriknya menjadi nama Zeus. Apa itu secara tidak langsung Cia menyamakan Zeus dengan anjing? “Ck.” Pemuda itu berdecak kesal dan kembali tidak menghiraukan keberadaan Cia. “Aduh, gue lapar banget belum makan dari pagi,” kata gadis itu memegang perutnya mencoba mencari perhatian Zeus. “Kalau lapar ya makan Ci. Beli nasi, bakso, atau mie gitu. Di kantin mah banyak makanan tinggal pilih doang,” sambung Doni yang memang kebetulan ada di sana. Pemuda itu selalu terlihat bersama Zeus ketika di sekolah. “Ish apaan sih lo, main nyambung aja," kesalnya kemudian beralih menatap Zeus. "Zeus, beliin gue makanan dong ya, ya, ya,” pinta Cia dengan mengeluarkan puppy eyes-nya. Zeus tidak menoleh dan memilih melirik gadis itu melalui sudut matanya. “Enggak.” Jawaban yang singkat, padat dan jelas dari Zeus. “Ish, pelit amat sih lo. Awas aja ya gue sumpahin lo keselek mie tuh.” Uhuk uhuk uhuk Masih ingat dengan orang tua yang mengatakan jika ucapan itu adalah doa? Benar saja, setelah perkataan reflek yang gadis itu lontarkan, Zeus tiba-tiba tersedak makanannya sendiri. Refleks gadis itu langsung mengambilkan minum untuk Zeus dan ditanggapi dengan nada sinis dari pemuda itu. “Ck, udahlah gue malas lanjut makan. Seketika selera makan gue hilang,” kata Zeus dingin setelah dia menerima minuman yang diberikan oleh Cia. Zeus segera keluar dari kantin disusul oleh Doni juga meninggalkan gadis yang kesal dengan respon yang diberikan Zeus. “Ish apaan sih. Dia kerjaannya sensi dan marah mulu," sebal Cia. Ovi yang memang sedari awal menemani gadis itu dan menyaksikan bagaimana tidak sukanya Zeus kepada sahabatnya pun hanya bisa menggeleng kepala. Terlebih lagi melihat bagaimana ajaibnya sang sahabat. “Lo sih pakai sumpahin dia segala," komentar Ovi yang malah berpihak kepada pemuda itu. "Lo kok belain dia, sih?" respon Cia kesal. “Ya gue kan cuma bicara aja bukannya doain dan gue gak tahu kalau ucapan gue bisa jadi nyata. Eh gue keren ya. Berarti semua ucapan yang bakal gue bilang itu akan jadi kenyataan dong. Yeee, gue kayaknya perlu buka stand di rumah biar –“ “Jadi dukun maksud lo?” potong Ovi yang sudah hapal bagaimana ajaibnya pikiran sang sahabat. “Eh si guk-guk sekate kate kalau bicara. Gue bukan musyrik ye, gue masih islam , masih suka sholat, apalagi diimamin sama cogan wkwkwk,” canda Cia. “Ya ampun, kapan gue bisa terhindar dari teman yang seperti ini Ya Allah,” kata Ovi dramatis sambil berdoa. “Eh udahlah sebaiknya gue susul si Zeus aja. Dia kayaknya beneran marah,” celetuk Cia dan disetujui oleh Ovi. Gadis itu mengejar Zeus hingga pemuda itu menyibukkan diri dengan membaca buku tanpa berniat menanggapi ucapan Cia. “Ze, gue minta maaf. Gue tadi beneran gak sumpahin lo. Gue cuma asal bicara aja dan gak tahu kenapa itu ucapan gue bisa jadi kenyataan hehe. Maafin ya,” kata Cia langsung to the point kepada Zeus yang saat ini sedang sibuk membaca buku. “ .... “ “Ze?” “ .... “ “ZZZEEEUUUSSS," teriak Cia yang langsung jadi menjadi pusat perhatian beberapa siswa yang memang ada di sana. “Ups.” “Si Cia malu-maluin banget tuh bocah,” kata Ovi yang sejak tadi hanya melihat kelakuan sahabatnya yang penuh kejutan. Apalagi mereka sedang berada di perpustakan yang memang sangat di larang berisik. Kali ini Cia selamat karena guru piket sedang ke toilet. Ovi yang memang sedari awal menemani sang sahabat pun hanya bisa menyaksikan dari jauh. Dia hanya tidak ingin menjadi pusat perhatian beberapa siswa di sana. Gadis itu tidak suka orang-orang memandangnya secara terang-terangan. Cia yang memang merasa sedikit malu karena sikap bar-barnya barusan pun segera mengutarakan maksud dan tujuannya kemari. “Ze gue minta maaf soal tadi yang di kantin. Ok gue balik ke kelas yak. Malu banget gue itu teman-teman lo pada liatin,” bisik Cia kepada Zeus. "Dah Zeus," teriak Cia dan langsung saja dia menyeret Ovi untuk kembali ke kelas. Bahkan gadsi itu belum mendengar balasan dari pemuda tadi. Astaga, karena malunya, dia sampai lupa. Lucu, batin Zeus tanpa sadar pemuda itu menyinggungkan senyum tipisnya melihat kelakuan ajaib gadis yang mengganggunya itu. *** "Cia, lo malu-maluin banget, sih. Lo lihat tadi murid-murid di sana ngeliatin lo sama Zeus," omel Ovi ketika keduanya sedang berada di perjalanan kembali ke kelas. Cia yang memang tidak prnah menanggapi serius omelan sang sahabatnya pun hanya tertawa dan itu semakn membuat Ovi kesal dibuatnya. "Opi, tenang aja ish. Gue sebenarnya malu, sih, tapi cuek aja lah. Lagian kita hidup untuk diri sendiri dan bukan untuk nyenengin orang lain." Ovi yang mendengar jawaban dari sahabatnya itu pun hanya memutar bola matanya malas. Gadis keras kepala. "Ya, tapi, kan -" "Ssttt." Cia memotong perkataan sahabatnya. Mereka yang sebelumnya jalan bersebelahan pun mengubahnya menjadi berhadapan, lebih tepatnya Cia yang meminta sang sahabat untuk mendengar apa yang ia katakan sekarang. "Lo harus tau, kita hidup untuk kebahagiaan kita sendiri. Untuk apa kita harus mendengar perkataan orang lain? Untuk apa kita melakukan apa yang disukai orang lain? Biar mereka bahagia? Dan kita malah menderita. Nggak semua orang yang gue temui memiliki sifat yang sama kayak lo. Cuma lo yang bisa ngertiin gue dan nggak pernah nyakitin gue." Perkataan Cia membuat sang sahabat menjadi terharu bahkan Ovi langsung memeluk gadis itu dan menghiraukan pandangan aneh dari siswa lain. Ya, Cia benar, hanya mereka berdua yang memahami karakter masing-masing. Dan hanya mereka berdualah yang bisa menerima sifat masing-masing yang bahkan orang lain memandangnya aneh. Ovi sadar, Cia gadis istimewa yang bisa memberinya sebuah kehidupan di tengah perbedaan yang mereka milki. Dan dia berharap persahabatan ini akan terus terjalin selamanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD