PART 2 TANGGUNG JAWAB

941 Words
Tekad Cia untuk meminta pertanggungjawaban dari Zeus pun ternyata ia laksanakan. Tepat setelah bel pulang berbunyi, gadis itu buru-buru menuju ke depan kelas 11 IPA 1 yang kebetulan kelas itu adalah kelas yang ditempati Zeus. Awalnya Ovi ingin mengikuti sahabatnya itu, namun Cia nyatanya lebih cepat hilang alhasil gadis itu kehilangan jejaknya. Sesampainya di sana, Cia langsung menghampiri Zeus yang saat itu sedang membereskan buku-bukunya. BRAKK Tanpa babibu gadis itu langsung menggebrak meja dan hal ini mampu membuat perhatian beberapa siswa lain tertuju pada mereka berdua. Zeus masih setia dengan muka datarnya memandang tindakan gadis bar-bar yang tiba-tiba membuat masalah hari ini dengannya. Sepertinya acara pulangnya akan sedikit terlambat. “Aduh sakit banget tangan gue,” lirih Cia mengaduh karena tangannya sedikit memerah. Meskipun suara gadis ini kecil tetapi Zeus masih bisa mendengarnya dan dia hanya tersenyum singkat menahan tawanya. Gadis aneh. “Heh! Gue mau minta tanggung jawab sama lo. Sebagai cewek gue gak terima kalau diginiin. Lo sudah mengambil apa yang sudah gue jaga dari dulu. Pokoknya gue gak terima dan gue minta PERTANGGUNGJAWABAN dari LO!” ucap Cia langsung to the point dengan rasa kesal dan amarahnya. Perkataan gadis itu terasa ambigu bagi beberapa orang di sana. Begitu pun dengan Zeus yang tak tahu menahu apa maksud dari gadis ini. Cia kenapa minta tanggung jawab sama Zeus? Eh mereka ada hubungan apa sih? Kok tiba-tiba minta tanggung jawab? Tanggung jawab apa nih? Jangan-jangan mereka ... Timbul suara-suara riuh dari siswa siswi yang kebetulan masih berada di sana dan hal ini mampu membuat Zeus risih. Dari pada nanti timbul gosip yang tidak-tidak mengenai dirinya, dia memilih untuk membawa si biang kerok ke tempat yang sedikit sepi. Zeus terus menyeret Cia ke arah taman belakang karena itu satu-satunya tempat yang sepi saat pulang sekolah seperti ini. “Woi lepasin gue woi! Mau dibawa ke mana gue ini?" tanya Cia yang masih terus memberontak. Dia sedikit khawatir ketika pemuda itu terus menyeretnya ke tempat sepi. "Ze, please jangan culik gue. Gue tahu kok gue salah, gue minta maaf. Ok, ok gue gak akan minta tanggung jawab sama lo, tapi lepasin gue ya please. Kasihan nanti kalau gue gak ada, siapa yang akan kasih makan Lovi kucing gue? Kasihan dia gak punya orang tua dan keluarga dia satu satunya itu cuma gue,” cerocos Cia sambil meronta ronta untuk dilepaskan tetapi nyatanya Zeus tidak ada niatan untuk melepaskan gadis itu. Menyebalkan. Cekalan tangan Zeus terlepas ketika mereka berdua sampai di taman belakang yang kebetulan di sana sudah sepi karena siswa siswi lain sudah pulang.  “Ish, lo kenapa sih kasar banget sama cewek?! Tangan gue sakit," keluh gadis itu sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang sedikit memerah. “Lo pikir gue peduli?” Respon yang menyebalkan ditunjukkan pemuda itu. “Sudah?” tanya Zeus dengan raut muka datarnya. “Hah?” “Sudah selesai lo ngomelnya?” “Ya udahlah.” Kemudian pemuda itu mengambil napasnya banya-banyak untuk mencaci maki si biang masalah. “Lo kenapa jadi cewek cerewet banget. Dan barusan juga kenapa lo minta tanggung jawab sama gue? Emang gue ngelakuin apa sama lo? Bar-bar! Buat malu!” kata Zeus dengan nada sedikit marah. “Wait wait wait. Kok jadi lo yang marah dan nyolot gini sih? Seharusnya gue yang marah di sini. Kemarin lo sudah ambil first kiss gue dan tentu saja gue mau minta ganti rugi,” balas Cia tak kalah kesalnya karena malah pemuda itu yang marah kepada dirinya. “First kiss lo? Hih, gue nafsu juga kagak sama lo,” kata Zeus meremehkan. Sungguh gila gadis yang berada di  depannya ini. “What? Gue ini cantik, sexy, imut, dan menggoda tahu. Pasti lo pura-pura aja gak tertarik sama gue,” ucap Cia membanggakan dirinya sendiri. “Pede gila anjir,” cibir Zeus. “Awas aja ya lo suatu hari nanti suka sama gue.” “Gak mungkin dan gak akan pernah," tekad Zeus. “Ihh nyebelin! Ok kita back to the topic. Jadi gue mau minta tanggung jawab sama lo karena lo sudah ambil first kiss gue.” “Sudah gue bilang berapa kali sih kalau gue gak pernah cium lo dan gue gak nafsu sama lo. Ngerti!” tekan Zeus. “Kemarin waktu gue minum minuman lo waktu di kantin, itu secara gak langsung lo sudah cium gue meskipun gak langsung sih tapi melalui perantara botol itu,” jelas Cia. Zeus yang mendengar penjelasan bodoh dari gadis itu pun tertawa lebar. Astaga, sudah lama sekali dia tidak tertawa seperti ini. “Bwahahaha sejak kapan ada teori kalau minum di botol yang sama itu namanya ciuman? Kalau bicara itu dipikir dulu. Kalau gue minum di botol yang sama kayak Doni berarti gue ciuman sama dia gitu? Fyi, gue masih normal,” cibir Zeus. “Gue kata Opi tadi," balas Cia yang sedikit tidak yakin dengan jawabannya. “Dan lo percaya? Makanya ,otak itu dipakai buat baca yang bermanfaat jangan baca bacaan yang gak penting," cela Zeus kemudian dia segera pergi dari sana meninggalkan Cia sendirian. "Maksud lo apaan? Secara nggak langsung lo nyimpulin gue bodoh," sergah Cia tak terima. Bodoh? Tentu saja tidak. Gadis itu paling pintar di pelajaran matematika. Zeus pun memutar bola matanya malas. Ia terlalu malas untuk meladeni gadis yang terlalu bar-bar dan aneh ini. Pemuda itu merutuki harinya yang sejak kemarin terlibat dengan gadis ini.  Dengan langkah sigap, ia pun meninggalkan Cia yang masih terus saja menggerutu. "Dasar muka triplek. Kanebo. Apa-apaan dia ngeremehin gue. Gue Cia, cewek baik hati, pintar, dan menggemaskan. Dia pikir dia siapa bisa ngerendahin gue? Awas aja lo, tunggu pembalasan gue," omel gadis itu yang tentu saja tidak didengar oleh Zeus karena pemuda itu sudah pergi dari sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD