Bab. 18

1746 Words
       Mobil Jogi pun akhirnya sampai di halaman sekolah baru Duma. Setrlah itu, Duma pun langsung saja pamit kepada Jogi.       "Nanti kau harus pergi ke ruang kepala sekolah dulu ya Duma," ucap Jogi kepada Duma yang akan membuka pintu mobil untuk turun.       "Iya ayah,"       "Yaudah, ayah berangkat ke kantor dulu ya, nanti pulang nya ayah jemput, kau tunggu saja di pos satpam," ucap Jogi mengingatkan Duma.        "Iya ayah ku yang paling tampan," Jogi pun tersenyum mendengar ucapan dari putri semata wayangnya itu. Setelah Duma mencium pipi ayah nya itu, duma pun langsung saja turun dari mobil. Jogi pun membunyikan klakson mobil nya kepada Duma. Setelah itu, Duma langsung saja masuk ke dalam sekolah nya, mencari ruang kepala sekolah terlebih dahulu, menuruti perintah ayah nya tadi.         "Bagus sekali sekolah ini, beda sekali dengan sekolah ku yang berada di desa," ucap Duma dalam hati sambil memperhatikan keadaan di dalam sekolah baru nya. Duma yang masih baru di sekolah ini pun bingung, dimana ruang kepala sekolah tersebut. Tiba-tiba saja ada 2 orang siswi yang melewati Duma. Duma pun langsung saja menghentikan langkah mereka.         "Maaf, permisi," ucap Duma dengan sopan kepada 2 orang siswi itu. Mereka pun menghentikan langkah mereka.        "Maaf, aku mau tanya, ruang kepala sekolah dimana ya?" tanya Duma kepada siswi-siswi tersebut.        "Oh itu kau lurus aja nanti setelah itu belok kanan, kemudian kau lurus saja nanti ada plang yang bertuliskan ruang kepala sekolah, ruangan nya dekat kantor guru-guru," ucap salah satu siswi tersebut menjelaskan kepada Duma.         "Ahh begitu, terima kasih ya," ucap Duma sambil tersenyum.        "Iyaa, sama-sama," 2 orang siswi tersebut langsung saja pergi dari hadapan Duma. Duma pun segera berjalan mengikuti petunjuk yang dikatakan oleh salah satu siswi tadi.        "Lurus, setelah itu belok kanan," gumam Duma sambil berjalan. Duma pun mengedarkan pandangan nya mencari plang yang bertuliskan ruang kepala sekolah. Ketemu! Duma pun langsung saja berjalan menuju ruangan kepala sekolah tersebut.            Tok tok tok!        Duma mengetuk pintu ruangan kepala sekolah tersebut. "Silahkan masuk," ucap seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut. Duma yang mendengar perintah nya itu langsung saja membuka pintu itu dan melangkah ke dalam ruangan tersebut.        "Selamat pagi pak," sapa Duma ketika sudah berada di hadapan kepala sekolah itu. Kepala sekolah yang sedang menandatangani suatu berkas pun langsung saja mendongak.         "Pagi, ada yang bisa di bantu?" ucap kepala sekolah tersebut sambil menutup berkas yang telah di tanda tangani nya.       "Saya Duma Calandra, murid baru di sekolah ini pak," ucap Duma memperkenalkan diri nya.       "Oh kau murid baru nya ya, perkenalkan saya Batara, kepala sekolah di sekolahan ini. Kalau begitu, sebentar ya, saya cek dulu kau masuk di kelas mana," ucap pak Batara sambil mengambil salah satu berkas yang menumpuk di meja nya itu.        "Iya pak," saut Duma. Sambil menunggu, Duma pun mengedarkan pandangan nya, melihat ke arah jendela yang bertepatan di luar ada lapangan yang di isi oleh para siswa-siswi yang sedang melaksanakan kegiatan olahraga.        "Nah ini, Duma Calandra masuk di kelas sebelas IPA satu ya, sebentar saya telpon Ibu Devi dulu untuk mengantar kau ke kelas sebelas IPA satu," ucap pak Batara sambil mengambil handphone nya yang berada di atas meja.        "Pagi Bu Devi," sapa pak Batara.        "Iya pak, pagi. Ada yang bisa di bantu pak?" ucap salah satu guru yang sebutkan oleh Batara tadi.        "Ini di ruangan saya ada murid baru Bu, minta tolong antarkan murid ini ke kelas sebelas IPA satu sekarang ya Bu,"         "Oh begitu, baik pak, saya segera ke ruangan bapak," pak Batara pun langsung mematikan telepon nya dan menaruh handphone nya kembali di atas meja. Lalu, menatap ke arah Duma.        "Duma, sekarang kau duduk saja di sana. Sebentar lagi, Bu Devi akan menjemput kau untuk mengantar kau ke kelas sebelas IPA satu,"          "Baik pak, terima kasih," Duma pun langsung saja berjalan ke arah kursi yang dekat jendela. Duma duduk di sana dan menatap ke arah lapangan yang sangat lewat jendela dari ruangan kepala sekolah tersebut. Tiba-tiba saja ada suara ketukan pintu.         "Ya, silakan masuk," ucap pak Batara. Pintu pun terbuka dan menunjukkan sosok seorang perempuan paruh baya tetapi, wajah nya masih terlihat awet muda.          "Ah Bu Devi, saya minta tolong ya Bu, antarkan murid ini ke kelas sebelas IPA satu," ucap Batara sambil menunjuk Duma dengan dagu nya. Duma pun langsung saja berdiri dari duduk nya dan berjalan ke arah Devi.          "Baik pak, akan saya antar, mari nak ikut ibu," ucap Bu Devi sambil berjalan kembali keluar ruangan. Sebelum Duma pergi mengikuti ibu guru yang di berikan perintah untuk mengantar nya, Duma pun mengucapkan terima kasih kepada Batara. ---         "Nama kau siapa nak?" tanya Bu Devi kepada Duma yang berjalan di samping nya.         "Duma Calandra Bu," jawab Duma.         "Oh Duma, oke ... Nah ini kita sudah sampai di kelas sebelas IPA satu," ucap bu Devi. Bu Devi pun mengintip sebentar lewat jendela yang terbuka, melihat apakah ada yang sedang mengajar atau tidak.         "Duh ribut sekali kelas ini, kau tunggu di sini dulu ya Duma, ibu masuk dulu untuk mengatur mereka agar tidak ribu dulu," ucap bu Devi. Duma pun mengangguk dan duduk di kursi yang tersedia di depan kelas 11 IPA 1 itu. Bu Devi pun langsung saja membuka pintu kelas 11 IPA 1 itu, dan benar saja anak-anak yang berada di kelas dan ribut langsung saja diam dan mencari tempat duduk asal nya. Bu Devi pun langsung saja berjalan ke arah meja guru.         "Pelajaran siapa kalian saat ini? Ribut sekali kelas kalian," tanya bu Devi.         "Pelajaran pak Deden buuu," jawab anak-anak kelas 11 IPA 1 dengan kompak.         "Pak Deden nya kemana? Tak masuk kelas?"         "Tidak Bu, pak Deden izin tadi dan meninggalkan tugas kepada kami," jawab Deni. Ketua kelas 11 IPA 1.         "Terus kenapa kalian tidak mengerjakan tugas nya? Malah ribut di kelas," ucap Bu Devi.         "Sebagian ada yang sudah selesai mengerjakan nya Bu, jadi daripada kami keluar dari kelas dan mengganggu kegiatan belajar mengajar kelas lain, jadi kami memilih untuk bermain di dalam kelas saja Bu, mohon maaf Bu jika kelas kami sangat berisik," ucap Deni meminta maaf sebagai perwakilan dari kelas nya. Karena, Deni adalah ketua kelas di 11 IPA 1. Jadi, Deni lah yang bertanggung jawab semuanya.          "Ya ya, baiklah, lain kali jangan terlalu ribut ya. Baiklah anak-anak, ibu kesini hanya ingin mengantarkan seseorang yang akan menjadi teman baru kalian," ucap bu Devi kepada seluruh murid 11 IPA 1.          "Kalau boleh tau siapa ya Bu?" tanya salah satu siswa laki-laki di kelas itu.          "Ibu panggilkan dulu ya, nak ayo masuk!," ucap Bu Devi sambil menolehkan kepala nya ke arah pintu kelas. Dan muncullah sosok murid perempuan dengan rambut yang di kuncir rapi. Duma Calandra. Duma masuk ke dalam kelas dan berjalan ke arah bu Devi yang sedang berdiri di dekat meja guru.          "Nah ini dia yang akan menjadi teman baru kalian di kelas," ucap Bu Devi sambil tersenyum dan memegang bahu Duma. "Duma silahkan perkenalkan diri kau kepada teman-teman baru kau ini," Duma pun mengangguk, menuruti perintah dari guru nya tersebut.          "Hai ... Perkenalkan nama aku Duma Calandra. Kalian bisa memanggil ku Duma, semoga kita semua bisa menjadi teman baik ya," ucap Duma sambil tersenyum kaku kepada semua murid di kelas 11 IPA 1 itu.          "Hai Duma!!" sapa kembali seluruh murid di kelas itu kepada Duma.          "Baiklah, Duma kau silakan duduk di kursi belakang itu ya yang kosong itu," ucap bu Devi sambil menunjukkan salah satu kursi yang kosong di kelas itu dengan jari telunjuk nya.          "Baik Bu, terima kasih sudah mengantar ku ke kelas ini ya Bu," ucap Duma.          "Iya, sama-sama, semoga kau betah di sekolah ini ya, ibu pamit dulu, dan untuk kalian jangan terlalu ribut ya, takut nya menganggu kelas lain yang sedang belajar," ucap Bu Devi sambil berjalan keluar kelas meninggalkan kelas 11 IPA 1.          "Baikkkkk buuuuu!" ucap seluruh murid kelas 11 IPA 1 dengan kompak. Duma pun berjalan ke arah bangku kosong yang telah di tunjukkan oleh guru yang mengantar nya tadi. Tepat sekali, ketika Duma sudah duduk di kursi nya, bel istirahat pun berbunyi. Lantas, semua murid di kelas 11 IPA 1 langsung saja berhamburan keluar untuk menyerbu makanan yang ada di kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah kosong. Tiba-tiba saja ada segerombolan murid-murid perempuan yang terdiri dari 5 orang menghampiri Duma.          "Hai! kau mau ikut dengan kami ke kantin?" tawar salah satu siswi tersebut kepada Duma. Duma pun mendongak menatap segerombolan murid perempuan tersebut. Duma pun tersenyum ke arah mereka.          "Terima kasih tawaran nya, tapi saat ini aku ingin di kelas dulu, maaf ya ... Lain kali aku ikut dengan kalian kok," ucap diam dengan tak enak hati menolak ajakan siswi-siswi tersebut.          "Oh yaudah, kami duluan ya Duma," lantas, segerombolan siswi-siswi tersebut pun langsung saja melangkah pergi keluar kelas menuju kantin. Duma pun mengangguk. Duma mengingat ibu nya telah membawakan bekal di dalam tas nya. Langsung saja Duma mengeluarkan bekal yang di berikan oleh ibu nya itu dari dalam tas nya dan Duma pun memakan makanan nya sendirian di dalam kelas, karena semua murid kelas sedang di luar kelas. --- Aruna          Olimpiade pun telah usai, kini aku hanya tinggal menunggu pengumuman nya saja. Dan saat ini waktu nya jam makan siang.          "Duma ibu pamit ya, soalnya ibu izin hanya sampai jam waktu istirahat makan siang saja," ucap ibu.         "Ah begitu, baiklah Bu. Terima kasih sudah meluangkan waktu ibu untuk menonton olimpiade ku hari ini," ucap ku ketika aku dan ibu sudah berada di luar aula.          "Jangan bilang terima kasih, sudah kewajiban ibu memberikan kau semangat di olimpiade ini, ibu harap nanti ketika pengumuman tiba, kau akan mendapatkan juara pertama," ucap ibu sambil mengusap pealn kepala ku. Aku pun mengangguk dan mengamini ucapan ibu di dalam hati ku.         "Oh ya, ibu pulang naik apa?" tanya ku sambil mengantarkan ibu ke depan gerbang sekolah.         "Ibu pesan ojek online Aruna," aku pun mengangguk paham. Tidak lama, ojek yang di pesan oleh ibu pun datang.         "Sudah ya Aruna, ibu kembali kerja dulu, nanti kalau kau sudah pulang jangan lupa kabari ibu ya," pesan ibu kepada ku.         "Iya ibu, hati-hati di jalan, daahh!" ucap ku sambil melambaikan tangan ke arah ibu.         "Daahh," ojek yang di tumpangi oleh ibu pun pergi. Aku masuk kembali dan mencari kontak Bobby di handphone ku untuk ku telpon ia, untuk menanyakan dimana posisi mereka sekarang agar aku bisa mengampiri nya.          "Halo Bobby," sapa ku.          "Iya Aruna, kau dimana?" tanya Bobby di seberang sana.          "Aku di gerbang depan, kalian dimana? Biar aku menyusul,"          "Kami semua di kantin,"           "Baiklah, aku akan kesana ya,"           "Iya," aku pun langsung mematikan sambungan telepon nya. Lalu, dengan segera aku berjalan mausk kembali ke dalam menuju kantin untuk menghampiri Bobby dan lain nya. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD