Bab. 17

1809 Words
      "Tolong di ingat aturan-aturan yang telah di ucapkan tadi ya anak-anak sekalian," ucap Pak Agung yang telah menyebutkan peraturan-peraturan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan pada saat olimpiade berlangsung.       "Nanti di sana juga akan di infokan kembali, yang bapak ucapkan hanya sebagian saja, hanya yang bapak tau saja, kalian paham?" lanjut pak Agung.       "Paham pakk!!" ucap kami semua. Ya, saat ini kami berempat akan berangkat untuk melaksanakan olimpiade. Ya, hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya tiba. Semoga setelah persiapan-persiapan yang selama ini telah ku siapkan mendapatkan hasil yang memuaskan, hasil yang aku damba-dambakan. Kami pun berjalan keluar dari aula menuju mobil yang telah di siapkan oleh sekolah untuk mengantar kami untuk melaksanakan olimpiade. Sebelum berangkat masuk ke mobil, kami pun berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.       "Berdoa selesai ..." ucap pak Agung yang memimpin doa. Kami pun segera menaiki mobil. ---        "Ibu saat ini aku sedang berada di jalan untuk mengikuti olimpiade," lalu, aku pun mengklik tombol kirim. Ya, aku memberikan kabar kepada ibu. Katanya, jika aku sudah berangkat dari sekolah aku harus mengabari nya agar ibu meminta izin kepada atasan nya untuk meminta waktu sebentar untuk menonton ku olimpiade.          Ting!          Aku pun dengan segera mengusap layar handphone ku untuk segera melihat notif yang berbunyi tadi. Ternyata w******p dari ibu. Aku pun hanya membaca nya saja. Tidak lama, mobil sekolah pun berhenti di suatu sekolah yang mengadakan olimpiade tersebut. Kami pun turun dari mobil. Lalu, kami berjalan masuk mengikuti pak Agung yang memimpin di depan. Setelah itu, kami pun mengikuti persyaratan-persyaratan agar bisa masuk ke dalam aula. Kami sebagai peserta tanda tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam aula yang telah di siapkan untuk acara olimpiade ini. Setelah, kami semua tanda tangan di selembar kertas, kami pun masuk ke dalam aula dan duduk di tempat yang telah di sediakan khusus untuk sekolah ku. Aku mengedarkan pandangan ku. Ramai. Aula ini sangat ramai. Aku pun teringat ibu. Dengan segera aku mengirim pesan kepada ibu.         "Ibu aku sudah berada di aula sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan nya olimpiade, nanti ibu langsung datang saja ke aula ya," terkirim. ---         Ting!          Emma yang sedang mengelap-elap meja-meja pelanggan pun langsung mengambil handphone nya yang ia taruh di kantong celana nya ketika ia mendengar bunyi handphone nya tersebut. Pertanda ada pesan yang masuk. Emma pun mengusap layar kunci handphone nya tersebut. Dan langsung membuka aplikasi w******p nya. Ternyata, ada pesan dari Aruna, anak kesayang nya itu.        "Ibu aku sudah berada di aula sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan nya olimpiade, nanti ibu langsung datang saja ke aula ya," begitulah isi pesan dari Aruna. Lantas, Emma pun langsung saja pergi ke dapur untuk menemui kepala staf dari cafe tersebut yang di telah diberikan kepercayaan oleh atasan nya tersebut.         "Mba Anggun!" panggil Emma ketika ia sudah berada di dalam dapur. Emma pun mengedarkan pandangan nya, mencari Anggun, kepala staf cafe tempat Emma bekerja. Ketemu! Emma melihat mba Anggun yang sedang mencicipi salah satu menu makanan yang baru yang di buat oleh salah satu pegawai cafe tersebut. Emma pun langsung saja menghampiri mba Anggun untuk meminta izin agar diberikan waktu untuk bisa keluar sebentar untuk bisa melihat anak nya tersebut olimpiade.         "Mba Anggun," panggil Emma ketika Emma sudah berada di dekat Anggun. Anggun yang ingin menyicipi salah satu makanan yang akan di jadikan sebuah menu baru di cafe pun menoleh ketika ada yang memanggil nya. Begitu tahu Emma yang memanggil nya, Anggun pun tersenyum ke arah Emma.         "Iya Emma ada apa?" tanya Anggun.       "Jadi begini mba, anak ku sedang mengikuti olimpiade dari sekolah nya hari ini, jadi aku mau izin sama mba aku boleh minta waktu sebentar tidak mba untuk keluar melihat anak ku olimpiade?" ucap Emma memberitahukan keperluan nya kepada Anggun. Anggun pun berfikir sebentar, mengingat situasi di cafe lagi ramai, jadi Anggun harus benar-benar mempertimbangkan nya, karena nanti bisa marah atasan nya jika Anggun sering mengizinkan pegawai untuk keluar meminta waktu walau sebentar.        "Kira-kira lama tidak Emma?" tanya Anggun.        "Tidak kok mba, mungkin setelah jam makan siang aku udah di sini," ucap Emma meyakinkan Anggun.        "Baiklah kalau begitu, tepati janji kau ya Emma, setelah jam makan siang kau harus sudah ada di cafe lagi ya, mba takut si bos nanti marah sama mba, jika sering memberikan waktu kepada pegawai untuk keluar," ucap Anggun.        "Iya mba, aku janji kok, tak akan lama,"         "Yasudah, kalau begitu hati-hati ya," Emma pun mengangguk. Lantas, dengan segera Emma melepaskan apron yang ia pakai dan mengganti pakaian seragam cafe nya dengan pakaian biasa yang Emma bawa tadi dari rumah. Ya, Emma telah mempersiapkan semuanya. Karena, tidak mungkin Emma pergi melihat anak nya bertanding di olimpiade dengan menggunakan pakaian kerja nya itu. Setelah Emma sudah mengganti pakaian nya. Emma pun langsung memesan ojek online, agar Emma bisa segera sampai di lokasi Aruna melaksanakan olimpiade.         "Pak tolong cepat ya," ucap Emma ketika sudah duduk di belakang jok motor ojek online yang ia pesan tadi. Kemudian, ojek yang di tumpangi oleh Emma pun melaju meninggalkan cafe tempat ia bekerja. ---        "Terima kasih ya pak," ucap Emma sambil menyodorkan uang tunai yang berwarna hijau dengan nominal 20 ribu rupiah kepada bapak ojek online tersebut. Setelah itu, Emma pun dengan segera berjalan melangkah ke dalam sekolah tempat Aruna melaksanakan olimpiade tersebut.         "Maaf dek, mau tanya aula di sini di mana ya?" tanya Emma kepada saalh satu siswi yang mungkin memang murid di sekolah tersebut.        "Oh itu lurus aja setelah itu belok kanan nah nanti ada tulisan plang kecil gitu tulisan nya aula Bu," ucap salah satu siswi tersebut.        "Oh begitu, terima kasih ya dek," ucap Emma sebelum berjalan kembali mengikuti arahan petunjuk yang di katakan dari siswi tersebut.         Emma pun sampai di depan aula tersebut dan langsung saja berjalan melangkah masuk ke dalam aula itu. Mata nya mengedar mencari kursi yang kosong untuk Emma duduki. Setelah itu, Emma pun segera saja mengabari Aruna bahwa Emma sudah berada di aula yang Aruna beritahu tadi di pesan w******p nya. ---        Aku telah membaca pesan dari ibu ku tadi bahwa ibu telah sampai di aula. Aku pun mengedarkan pandangan ku mencari keberadaan ibu. Ketemu! Ibu ternyata sedang duduk di bagian paling belakang. Karena, saat ini sangat ramai yang menonton olimpiade hari ini, jadi ibu mungkin hanya kebagian tempat duduk di bagian paling belakang. Tidak apa-apa yang penting ibu sempat datang untuk menonton ku bertanding di olimpiade hari ini. Aku pun meminta izin kepada pak Agung untuk menemui ibu ku sebentar.        "Pak, Aruna mau izin sebentar untuk ketemu ibu Aruna, boleh tidak pak? Ibu Aruna soalnya datang untuk melihat Aruna olimpiade hari ini," ucap ku kepada pak Agung yang sedang bermain handphone nya. Pak Agung pun menoleh ke arah ku.         "Ibu kau dimana memang nya Aruna? Jangan pergi jauh-jauh sebentar lagi tim kita akan di panggil," ucap pak Agung memperingati.         "Tidak pak, ibu Aruna ada di sini kok, itu ibu Aruna di belakang sedang duduk sendirian, Aruna mau menghampiri nya sebentar, boleh pak?" ucap ku sambil menunjukkan keberadaan ibu kepada pak Agung agar pak Agung tidak usah merasa khawatir. Setelah pak Agung melihat keberadaan ibu ku, pak Agung pun langsung saja mengangguk, mengizinkan aku untuk menghampiri ibu di belakang.         "Jangan lama-lama," ucap pak Agung sebelum aku benar-benar pergi dari hadapan nya. Aku pun mengangguk. Aku dengan segera berjalan cepat melangkah untuk menghampiri ibu.        "Ibu!" panggil ku ketika sudah berada di hadapan nya. Ibu pun mendongak melihat ke arah ku, lalu tersenyum.         "Hai sayang! Belum mulai kah?" tanya ibu sambil menarik ku untuk duduk di kursi kosong yang berada di samping nya.         "Sudah kok, tapi nama sekolah ku belum di panggil, mungkin sebentar lagi," tidak lama kemudian, nama sekolah ku tiba-tiba saja langsung di panggil untuk segera maju ke atas. Bertanding dengan sekolah lain. Aku merasakan semakin deg-degan.          "Aruna! Cepat kesini," panggil pak Agung ke arah ku yang berada bersama ibu di belakang. Aku pun segera mengangguk dan berpamitan kepada ibu.         "Ibu doa kan aku semoga hari aku berhasil memenangkan olimpiade bahasa inggris ini ya Bu, aku pamit," ucap ku sambil mencium pipi ibu dan mencium punggunh tangan ibu.         "Ibu akan selalu mendoakan kau Aruna, semangat ya!!!!" ucap ibu sambil mengelus kepala ku. Aku pun langsung saja berjalan cepat ke arah pak Agung, karena pak Agung akan memberikan suatu arahan kepada tim ku.         "Ingat pesan bapak, kalian harus bertanding dengan jujur, jangan ada yang curang, paham semuanya anak-anak? Dan bapak doakan semoga usaha yang kalian lakukan selama ini akan membuahkan hasil yang memuaskan," ucap pak Agung memberikan peringatan kepada kami. Aku dan Bobby pun mengangguk mendengar perintah dari nya. Ya, partner olimpiade ku hari ini bersama dengan Bobby. Aku pun mengamini doa pak Agung tersebut di dalam hati. Setelah kami berdoa, aku dan Bobby pun langsung saja berjalan menuju tangga untuk naik ke atas untuk duduk di tempat yang telah di sediakan untuk peserta olimpiade bertanding.         "Bobby ku harap kita bisa memenangkan olimpiade ini," ucap ku dengan Bobby yang berjalan di sisi ku. Bobby pun mengangguk menyetujui perkataan ku.          "Ya ku harap juga seperti itu Aruna," setelah kami duduk, olimpiade pun di mulai. Sebelum itu, panitia telah membacakan aturan-aturan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama olimpiade berlangsung. Aku pun menatap ke arah ibu sebentar, mencari ketenangan di wajah ibu, agar aku tidak merasa gugup lagi. ---        "Duma, ayo cepat nak, nanti kau terlambat di hari pertama kau masuk sekolah ini," ucap Lamtiar yang sudah sibuk menyiapkan bekal untuk Duma dan Jogi.        "Iya iya ibu, sebentar lagi selesai kok, aku lagi mengikat rambut ku agar terlihat rapih," ucap Duma sedikit berteriak dari kamar nya agar terdengar oleh Lamtiar yang berada di dapur.        "Lamtiar, mana Duma?" tanya Jogi sambil menarik kursi untuk ia duduki.        "Iya sebentar, Duma masih ada di kamar nya sebentar lagi siap katanya, sudah kau makan sarapan kau dulu ini," ucap Lamtiar sambil menyodorkan nasi goreng yang telah ia buat tadi subuh. Tidak lama, Duma pun keluar dengan membawa tas yang berada di punggung nya itu.         "Duma ayo sini cepat, sarapan dulu sebelum kau berangkat sekolah," ucap Lamtiar ketika melihat Duma yang sedang berjalan ke arah nya. Duma pun mengangguk dan langsung menarik kursi di sebelah Jogi yang sedang membaca koran sambil menyeruput kopi yang telah di buat oleh Lamtiar.         "Nah, ibu sudah memasukkan bekal makanan kau ke dalam tas ka ya Duma," Duma yang sedang menyuapkan nasi ke dalam mulut nya pun hanya mengangguk.         "Aku sudah selesai sarapan nya bu, Ayah ayo kita berangkat sekarang nanti aku telat," ucap Duma yang sudah berdiri dari kursi yang ia duduki.         "Oh yasudah ayo," Jogi pun dengan segera bangun dari duduk nya dan merapihkan baju kemeja nya yang ia pakai.         "Uang saku kau sudah kan Duma tadi semalam?"         "Iya ibu sudahhhh," ucap Duma sambil menarik tangan Lamtiar untuk mencium punggung tangan Lamtiar tersebut.         "Aku pamit ya Bu,"         "Iya, hati-hati ya, belajar yang benar," Duma pun mengangguk dan langsung saja menyusul ayah nya yang sudah berada di dalam mobil. Kemudian, Jogi pun langsung saja menginjak pedal gas mobil nya tersebut dan melaju pergi. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD