Blurb

211 Words
Gerimis tetes demi tetes menyapa bumi, menguarkan wangi tanah yang khas yang menyapa indra penciumanku. Malam sudah semakin larut, udara dingin menusuk kulit tubuhku yang hanya berbalut daster tipis. Namun aku masih mematung di balik jendela kaca. Menatap nanar pada gelapnya malam yang kini dihiasi kilat, yang detik berikutnya menghantarkan petir. Petir yang sepertinya dikirimkan Tuhan, untuk mengingatkanku betapa Ia murka atas tingkahku yang menjijikan. Di kontrakan sempit ini, aku hidup sebatang kara, menjalani karma atas kesalahanku yang telah m*****i janji suci pernikahanku dan mempermalukan keluarga besarku. Janin di perut buncitku saat ini adalah bukti betapa jalangnya diriku. Aku yang tak mampu membedakan cinta dan nafsu, tergulung arus dosa yang kini tengah kutuai karmanya. Aku tak hanya kehilangan suami yang begitu mencintaiku. Tetapi, juga kehilangan buah hatiku dan keluargaku. Aku tak diterima lagi di sana. Kehadiranku tak diinginkan lagi. Mereka semua membenciku. Benci yang tentu sangat beralasan, karena aku telah tega melempar kotoran pada wajah-wajah mereka. Sementara pria yang telah menanam benih di rahimku entah berada di mana saat ini. Pria itu meninggalkanku bagai seonggok sampah, setelah kukorbankan semua yang kumiliki untuknya. Aku si Perempuan Jalang, yang tega menggadaikan pernikahan suciku demi sebuah janji palsu. Aku lah si Pendosa. Dan ini adalah sebuah kisah kelamku karena terjebak oleh sebuah cinta semu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD