Baru saja masuk kantor pukul delapan pagi, Lio sudah dihadapkan pada setumpuk dokumen di atas meja kerjanya. Beberapa di antaranya membutuhkan tanda tangannya sebagai pemegang kebijakan puncak. Setumpuk dokumen lain berjumlah belasan adalah berbagai proposal dari perusahaan arsitektur yang diundang untuk ikut serta dalam lelang. Dua jam ia berkutat dengan tumpukan berkas tersebut, belum satupun penawaran yang cukup rendah untuk dipertimbangkan. Rata-rata mengajukan harga dengan selisih yang hanya berbeda nol koma nol sekian, dan perbedaan angkanya dalam rupiah tidak begitu signifikan. Baginya, bisnis adalah masalah perputaran uang. Angka sekecil apapun, jika berkaitan dengan uang, sudah pasti diperhitungkan. Dan sudah wajar jika penawaran terendah memenangkan pertarungan, ditunjang denga

