Liona mematung menerima pertanyaan dari lelaki di sebelahnya. Topik yang selama ini ia hindari dan berusaha disingkirkan dari benaknya, menyentak lagi ke permukaan. Rasa malu akibat perbuatan yang dulu ia lakukan kembali menyergapnya tanpa ampun. Belum lagi, tujuannya liburan adalah untuk melupakan Samudera. Bagaimana ia bisa lupa kalau kini nama itu kembali menggema di telinganya? Padahal, sedikit lagi, ya, ia yakin sedikit lagi rasa itu mulai memudar. Ia menghela napas panjang dan berharap semoga rona merah yang menjalari wajahnya segera menghilang. Khusus untuk alasan ini, ia merasa menyesal telah gegabah menerima tawaran Al dua hari yang lalu. Rasa penasaran mengikuti pria ini, rasanya berubah menjadi kebodohan. Kepercayaan dirinya tiba-tiba lenyap tak bersisa. “Kamu pasti mengejek

