HADIAH DARI HAMID

1560 Words
Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa sudah hampir habis kontrak kerja ku di rumah Baba Saleh dan mama Salha. Aku senang karena akan segera pulang dan bertemu putra ku yang lama kurindukan.Dia pasti sudah besar usianya 2, 5 th saat aku pulang nanti . Aku tak sabar ingin segera memeluk nya. Tapi disisi lain aku juga berat meninggalkan keluarga ini, mereka sangat baik padaku , anak-anak juga akrab dengan ku , meski mereka kadang nakal dan membuat ku repot tapi aku bahagia bersama mereka,kami sudah menjadi keluarga selama dua tahun ini. Sungguh berat rasanya berpisah dengan mereka. Tapi aku tetap harus pulang untuk mengurus perceraianku dengan mas Bagas, aku yakin mas Bagas sudah mengurus nya ,jadi saat aku pulang ,aku hanya tinggal ambil akta cerai di pengadilan agama dan tanda tangan saja. Aku tidak menyangka pernikahan ku dengan mas Bagas berakhir seperti ini tapi aku bersyukur karena terlepas dari tekanan batin yang selama ini membebaniku, akhirnya aku bebas dari suami tempramen ,pemalas dan pemeras. Semoga Allah memberikan pengganti yang jauh lebih baik dari mas Bagas. Dan yang paling penting adalah,aku harus memperbaiki diri dulu ,karena kata pak ustadz, lelaki yang baik untuk perempuan yang baik demikian pula sebaliknya. " Ya esih , bukrah uwai Badri Asan neruh mazra'ah ,sawi ajima . Kulu alhi wa ahal baba jik " Esih besok bangun awal karena kita akan ke sawah , membuat jamuan makan. Semua keluarga ku dan keluarga baba datang. "Thayib mama" ****Pagi hari nya*** Kami semua sudah siap untuk pergi ke sawah . Baba khabir dan yumma khabir serta Yanti juga ikut, tentu saja mereka bawa mobil sendiri yang di supiri adik baba bernama Wael. Ada juga sodara baba yang lain di mobil mereka masing-masing. Mobil kami pun meluncur meninggalkan pekarangan rumah. Kami menikmati perjalanan dengan canda- tawa dan gurauan. Tinn... tiinnn...tiinnn... Sodara baba yang bernama Awad mengklakson dengan kencang. Mereka membicarakan sesuatu yang ternyata Amy Awad mengajak baba Saleh dan Amy Wael untuk betle menaiki bukit pasir yang tinggi tak jauh dari hadapan kami. Tentu saja hal itu di sambut antusias oleh baba Saleh. Sorak sorai anak- anak pun membahana, dan mama Salha juga mengacungkan jempol tanda setuju. Aku geleng-geleng tak percaya, bagaimana bisa ibu hamil itu menyetujui suaminya untuk betle dengan kedua sodara nya?? Gunung pasir itu tinggi dan licin ,kalau tergelincir bagaimana? Baba menarik gas sekuat tenaga masing-masing, kegilaan tiga bersaudara itu akan segera di mulai .Anak - anak mmeberi komando dengan berhitung. "Wahid ... itsnin...stalasta... Yeeeeeeaaaaahhhh" 1...2...3... Yeeeeeeaaaaahhhh teriakan anak - anak itu pecah Sementara aku mulai tegang, keringat bercucuran di dahiku, jantungku berdegup kencang ,dag ,Dig,dug iramanya tak karuan. Yaah Allah tolong jangan terjadi apa- apa pada kami ya Allah ... Mobil semakin naik ..naik...naikk ...terus naik..dan naik...aku makin panik, tubuhku bergidik...mata ku terpejam Yaa Allah , hamba tidak ingin mati sekarang....hamba ingin pulang. Kasian anak hamba ya Allah...hati ku terus berteriak. Mobil berhenti di puncak gunung pasir. Anak-anak turun di ikuti yang lain , mereka bersorak gembira,aku terpaku di posisiku, nafasku masih memburu , sampai ku dengar jendela mobil yang ku naiki di ketuk dari luar sambil menyebut namaku. " Tuk tuk tuk esih...esih... Yanti manggilku " Iya yan" jawabku terkesiap " Kamu gapapa sih? Alhamdulillah aku gapapa yan ,kamu gimana? " Jantung ku mau copot sih ,gila benget mereka " Terus gimana kakek sama nenek? " Mereka santuy aja tuh ,katanya ketig putra nya itu sudah biasa begitu dari remaja " Aku tak percaya Yan "Aku juga tak percaya sih , dasar unta Arab ! Setelah puas gila-gilaan akhirnya tiga bersaudara itu mengajak kami naik ke mobil lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju sawah. Kami tertinggal jauh dari sodara baba yang lain yang tidak ikut betle. Alhamdulillah sampai juga kami di sawah. Kami semua turun , rupanya sudah berkumpul semua keluarga mama Salha. Aku tidak hanya bersama Yanti tapi ada juga Yani dan Badriah maid sepupu mama Salha. Aku ,Yanti ,Yani dan Badriah berkumpul di pos khusus di balik gundukan pasir yang menjadi dapur kilat. Kami menyiapkan cemilan berupa kue - kue ,dan kurma serta minuman ringan ,kami juga memnyeduh teh dan gahwa. " Esih kapan kamu pulang? Tanya Yani " Tiga mingguan lagi Yan " Waahh seneng ya mau ketemu keluarga" sambung Badriah " Iya ,aku kangen banget sama anak ku " Terus kamu lupa deh sama kita"ucap Yanti setengah merajuk "Kamu jangan lupa sama kita sih " lanjut Yani " Insyaallah aku ga akan lupa sama kalian,kita kan bisa telpon nan " Kamu cuti aja sih 3 bulan, majikanmu kan baik banget sih" usul Badriah " Aku belum mikir ke situ " " Nanti juga kamu balik lagi, kalau udah sekali kesini pasti balik lagi" sambung Badriah " kaya kamu ya Bad, bolak balik Saudi sampai tua disini hhaah " ledek Yani Haah.. hahah kami semua tertawa " Yaa Badriah ta'aali" hei Badriah sini" teriak seorang wanita yang tak lain adalah Nyonyanya Badriah " Thayib jik" baik datang" balas Badriah berteriak sambil mendatangi nya " Ehh sih..ni ada sesuatu dari si bontot buat kamu " kata Yani setelah Badriah menjauh " Apaan? Tanyaku " Buka cepet sih " pinta Yanti penasaran *Aku pun membuka nya* " Wooowww....cakep banget" ucap Yanti terkesima * Sebuah cincin emas yang indah* " Coba pake sih" iya buruan pake " bujuk Yanti dan Yani " Ga mungkin ku pake lah ,bahaya kalau majikanku tau " Bilang aja itu dari ku " usul Yani " Iya sih , udah pake aja" desak Yanti " Ok " seraya ku masukan ke jari manis ku " Masya Allah cakep banget " pas banget sih" kata Yani dan Yanti " Duuhhh si bontot itu... Recau ku " Nih ada lagi sih " kata Yani sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya " Apaan lagi? " Nih " Yani menyodorkan sebuah bungkusan • Sebuah kotak berbentuk Ka'bah di dalamnya ada sebuah Al Qur'an mungil yang sangat indah* "Masya Allah ini Al Qur'an" kataku " Udah sih terima aja cinta nya ,toh kamu udah pisah kan dari suami yang b******k itu" kata. Yani " Iya sih terima aja ,dia ganteng ,baik ,tajir lagi " sambung Yanti " Tapi aku bentar lagi pulang " " Kamu cuti aja ya sih " pinta Yani " Iya kamu balik sini lagi bareng kita " bujuk Yanti " Entah lah kita liat nanti aja ya, yuk kita kelarin kerjaan kita , mereka pasti sudah menunggu Kami memasak nasi briani, ayam bakar, acar, kuseri ,sayur rebus ,dan beberapa buah sebagai pelengkap. Sementara kaum Adam sebagian memasak kambing guling yang aromanya begitu menggugah selera. Aku bersiap mengantar cemilan dan kurma serta teh dan gahwa untuk kaum perempuan dan kaum lelaki di nampan yang berbeda. " Aku anterin ini dulu ya, nanti biar MTAB yang anterin ke bapak- bapak " Ok " Jawab keduanya Aku menuju kerumunan kaum hawa dengan membawa nampan berisi makan pembuka,ku letakkan nampan di hamparan pasir di tengah mereka yang duduk membetuk lingkaran. "Assalamualaikum ...sapaku Wassalamu'alaikum... Jawab mereka semua " Ya Esih hag min hada Qatem " esih punya siap itu cincin? Tanya nyonya sambil menunjuk jari ku " Hada hagi min Yani asan ana abga irja ala Indunisiy " ini punya ku dari Yani karena aku mau pulang ke Indonesia" dustaku " Iwallah,ams Yani utlubna wudi ala suk asan istiri dahab lil hala, aahh baad istiri Lik ya esih" iya sungguh kemaren Yani minta di anter ke pasar buat beli emas untuk keluarga nya, ohhh ternyata untuk mu juga ya esih " kata Nyonyanya Yani yang tidak lain kakak nyonya ku " Masya Allah... Masya Allah... kuwayis... kuwayis " Masya Allah... Masya...bagus ... bagus... Sahut para nyonya itu " Thayib mama ana irja ala matbakh " baik mama aku kembali ke dapur " " Yalah ruhi " pergilah Aku segera meninggalkan kaum hawa berjalan melewati beberapa gundukan pasir menuju pos para IRT bertugas . Agak jauh di depan sana tampak dua pemuda sedang menembak burung. Setelah semakin dekat , ternyata mereka adalah Hamid dan sepupu nya Jumal, aku jadi ragu untuk melanjutkan langkah,tapi kalau aku mengambil jalan lain malah akan melewati kerumunan para pria,itu lebih tidak sopan. Terpaksa aku terus melangkah dengan kepala menunduk. " Ya Esih hayati...." Hai esih hidupku Sleeeerrr.... darahku berdesir mendengar suara itu yang aku yakini suara Hamid. Cari penyakit saja tu orang memanggilku seperti itu di depan sepupunya. Aku membeku di tempat. " Jumal ruh hinaaak" Jumal pergi ke sanaa...katanya seolah dapat membaca kecemasan ku * Aku mengangkat sedikit wajahku ,mencuri pandang pada pria tampan itu* " Syukran ya Habibi inti irdha hadiah minni" terimakasih sayang ku ,kamu mau menerima hadiah dari ku" " Laa..ya Hamid, ana syukur alaik" tidak..ya Hamid, aku yang terimakasih padamu " Afwan ya Habibi" kembali sayangku " Thayib ana abga irja ala matbakh" baik aku mau balik ke dapur " Wait... please give me your smile esih " tunggu ... tolong beri aku senyum mu esih " Refleks aku tersenyum padanya, lalu dia menarik tanganku dan mencium jemariku,aku terlonjak , jantungku seketika bergemuruh . Bisa mati di rajam aku kalau ada yang liat, haduuuhhh cari penyakit aja ni onta kasep. " ya Hamid ,haram alaik" Hamid haram bagimu" teriakku sambil melepas kan tangakku darinya " I love you esih " jawabnya seoalah tak perduli dengan kepanikan ku " Hamid...let me please" Hamid tolong lepasin aku" Dia melepaskan tangan ku , tidak menyia -nyikan kesempatan, aku segera berlari menjauh dari mahkluk menyebalkan namun tampan itu. Aku terus berlari tanpa menoleh kiri kanan sambil merecau dalam hati. Yaa Allah ampuni hamba tolong jangan sampai ada yang lihat kejadian tadi , hamba tidak mau di rajam ,hamba takut ya Allah... ampuni hamba... Aku merasa aneh , kenapa ga nyampe-nyampe ke pos ya... dengan lari sekencang itu harusnya aku sudah sampai,tadi juga punggung Yanti kelihatan saat Hamid menghentikan ku. Ku berhenti sejenak , melihat sekelilingku , astaghfirullah....aku nyasar ke kandang unta! Ku lihat si Hamid sedang terkikik menertawakan ku ... sialan kamu Hamid!!

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD