PoV Maura. Mendengar keluh kesahnya kepada Pak Majid sungguh membuatku bahagia. Awalnya aku tidak ingin bermain dengan cara seperti ini, Mas. Tapi kau sendiri yang memintaku untuk bertindak lebih kejam. Aku bisa melupakan semua yang kulakukan padaku, tapi tidak kepada Aira. Bahkan dengan tanpa perasaan kau mencekik darah dagingmu sendiri. Di mana letak hati nuranimu? Setelah menyaksikan kejadian itu, aku jadi sadar kalau Mas Ferdi memang tidak pantas untuk dipertahankan. Tidak ada yang bisa menyentuh putriku seperti itu, termasuk ayah biologisnya sendiri. Tidak akan pernah aku lupakan, apalagi memaafkannya. "Siapa wanita yang Aira lihat waktu itu?" Papa menatapku dengan mata tajamnya. Beliau memang merasa sangat menyesal pernah menikahkan aku dengan laki-laki itu. Tapi rasa sesal itu

