m***m

1050 Words
Pintu terbuka dan Elsa berdiri tepat di depan Brilliant. "Eh bibi," ucap Brilliant. "Maaf, apa bibi mengganggu?" Tanya Elsa canggung. "Tidak bi," jawab Brilliant sambil menggelengkan kepalanya. "Setengah jam lagi bibi tunggu di meja makan ya. Kita makan malam bersama," pinta Elsa. "Baik bi," jawab Brilliant sambil menganggukan kepalanya. Setelah itu Elsa pun pamit kembali dan Brilliant menutup pintu kamar. "Si gadis bar-bar itu mandi atau tidur sih di kamar mandi? Lama sekali," ucap Brilliant. Brilliant berjalan ke arah pintu kamar mandi. Baru saja Brilliant berdiri tepat di kamar mandi pintu kamar mandi terbuka sedikit dan Arumi mengintip dari kamar mandi. "Kamu ngapain berdiri di sana?!" Arumi melebarkan matanya saat melihat Brilliant berdiri di depan pintu. "Mau mengintip!" Tuduh Arumi dengan nada tinggi. "Dasar laki-laki m***m!" Seru Arumi kesal. Arumi menganggap Brilliant akan mengintip ia mandi makanya berdiri di depan pintu kamar mandi Briliant yang mendengar tuduhan Arumi hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Enak saja!" Jawab Brilliant. "Aku hanya mau mengecek kamu itu tidur atau mandi, lama sekali," ujar Brilliant. Tapi Arumi tak percaya begitu saja. Ia tetap menyangka jika lelaki yang sudah menjadi suaminya itu ingin mengintip dirinya yang sedang mandi. "Dusta," ucap Arumi tak percaya. "Idih," Brilliant mengedikan bahunya. Arumi yang ingin berganti pakaian dengan leluasa pun mengusir Brilliant dari kamarnya. "Sudahlah kamu keluar dulu, aku mau pakai baju dulu. Pergi sana!" Perintah Arumi. "Sudahlah ganti baju, ganti baju saja. Aku tak akan mengintip," ucap Brilliant sambil berbalik badan dan menjauhi pintu kamar mandi. Arumi berdecak. "Ya sudah, aku akan tetap di kamar mandi kalau begitu," ancam Arumi kemudian. Mendengar ancaman Arumi, langkah kaki Brilliant pun terhenti dan ia berbalik melihat ke arah pintu kamar mandi. "Ya sudah, aku akan keluar. Pakaikan bajunya cepat. Aku ingin cuci muka dan bi Elsa meminta kita ke ruang makan setengah jam lagi," ucap Brilliant. "Ya sudah, keluar sana!" usir Arumi lagi. "Iya gadis bar-bar," jawab Brilliant sambil berlalu pergi keluar dari kamar Arumi. Setelah Brilliant menutup pintu, Arumi langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit di dadanya hingga lutut. Arumi tak langsung ke lemari pakaian. Ia memilih untuk ke arah pintu dan mengunci pintu kamar. "Sekarang aman!" Seru Arumi sesaat setelah mengunci pintu kamarnya. Setelah itu Arumi berjalan ke arah lemari pakaian. Sementara di depan pintu kamar Arumi, Brilliant berdiri dan ia melipat tangannya. "Menyebalkan sekali dia. Mentang-mentang di rumahnya aku jadi diusir," ucap Brilliant pelan. Tak lama setelah itu Brilliant mendengar suara langkah kaki dari arah tangga. 'Sepertinya itu adiknya di gadis bar-bar,' batin Brilliant. Brilliant yang tidak mau Bella melihatnya tampak bodoh berdiri di depan pintu akhirnya mengetuk pintu kamar Arumi dengan cepat. "Buka gadis bar-bar," ucap Brilliant sambil mengetuk pintu dengan tidak sabarnya. "Tunggulah sebentar," ucap Arumi yang saat itu sudah memakai kaos dilapisi sweater rajut dan celana jeans. "Mau aku dobrak?" Ancam Brilliant dengan mata waspada ke arah tangga, takut Bella sudah muncul. Tak lama setelah itu pintu terbuka dan Brilliant langsung masuk dan menutup pintunya. Arumi yang kaget langsung memundurkan langkahnya dan menatap Brilliant heran. "Kenapa sih? Ada setan?" Tanya Arumi sambil mengerutkan keningnya. Sementara Brilliant ia tak menghiraukan pertanyaan Arumi. Ia terus berjalan ke arah kamar mandi. Lelaki tinggi yang tampan itu tidak menghiraukan pertanyaan istrinya. Arumi menatap Brilliant kesal. Brilliant masuk ke kamar mandi. "Apa dia tuli?" ucap Arumi pelan. Tak lama kemudian Arumi yang masih berdiri di dekat pintu mendengar suara ketukan pintu. Arumi pun langsung membuka pintu kamarnya. "Kakak," ucap Bella berdiri tepat di depan pintu. "Bell, ada apa?" tanya Arumi. "Bibi nunggu kakak sama kakak ipar untuk makan malam," jawab Bella. Arumi mengangguk. "Lah kamu ga nunggu kakak?" Tanya Arumi. "Aku ga akan makan malam, tadi udah makan sama kak Faiz," jawab Bella nyengir. Di waktu yang sama Brilliant keluar dari kamar mandi. Bella yang menyadari itu pun memilih untuk pergi. "Aku mau ke kamarku dulu. bye," ucap Bella sambil berjalan ke arah kamarnya. Setelah melihat Bella masuk ke kamarnya Arumi berbalik badan dan Brilliant sudah berdiri di hadapan Arumi. "Mana sajadah?" Tanya Brilliant. "Oh iya, tunggu," jawab Arumi. Arumi menutup pintu dan berjalan ke arah lemari yang ada di kamarnya. Sementara di meja makan sudah tersaji berbagai sajian makanan. Elsa sedang menata alat makan. Setelah semuanya selesai Elsa berjalan ke meja dekat menyimpan kompor, dan tak lama kemudian ia kembali dengan beberapa gelas di tangangannya. Elsa menuangkan air ke semua gelas yang ada di sana. Setelah semua gelas terisi, Elsa menyimpan tekonya di tengah meja makan. Meja makan itu tak terlalu besar. Ruang makan tak menyatu dengan dapur itu pun bukan meja makan yang mewah. "Semoga saja Brilliant mau makan masakan hasil Arumi dan aku," harap Elsa. Tak lama setelah itu Arumi dan Brilliant berjalan ke arah meja makan. "Bi," panggil Arumi. Elsa pun melihat ke arah Arumi dan Brilliant. "Maaf membuat bibi menunggu," ucap Arumi sambil menghentikan langkahnya dekat meja makan, begitupun dengan Brilliant. Keduanya tak langsung duduk. "Tidak kok, bibi juga baru selesai menyiapkan makanannya," jawab Elsa. Setelah itu ketiganya pun duduk di kursi masing-masing, Brilliant duduk di dekat Arumi. "Kalian mau menginap kan?" Tanya Elsa saat ia baru duduk. "Tidak," jawab Arumi tapi di saat yang sama Brilliant menjawab, "iya." Mendapati dua jawaban berbeda Elsa tersenyum. Sementara Arumi langsung melihat ke arah Brilliant. "Kamu mau menginap di sini?" Tanya Arumi pelan pada Brilliant. Brilliant mengangguk. Arumi mengerutkan keningnya. "Kamu kan tidak bawa baju. Lebih baik kita pulang," pinta Arumi. Arumi tak bisa membayangkan jika ia harus satu kamar dengan Brilliant. Masalahnya kamarnya sempit dan hanya ada ranjang, tidak ada sofa seperti di kamar Brilliant. "Tenang saja, nanti akan ada pegawai yang mengantar bajuku," jawab Brilliant santai. 'Menyebalkan,' batin Arumi setelah mendapat jawaban Brilliant. "Arumi," panggil Elsa. Arumi melihat ke arah Elsa. "Ambilkan nasi untuk suamimu," ucap Elsa kemudian. Mendengar perintah Elsa, Arumi langsung teringat amanat Aditya yang meminta Arumi untuk melayani Brilliant. Tanpa ragu Arumi langsung mengangguk dan ia memegang piring yang ada dihadapan Brilliant. Di waktu yang sama Brilliant juga memegang piringnya. "Biar aku saja," ucap Brilliant. "Tidak. Aku yang harus mengambilkan nasi untukmu,"ujar Arumi. Elsa melihat ke arah Brilliant dan Arumi. Tak ingin berdebat, akhirnya Brilliant mengangkat tangannya dan dan membiarkan Arumi mengambilkan nasi untuknya. Arumi pun mengambil piring dan saat ia akan mengambil nasi untuk Briliant ide jahil terlintas di kepala Arumi. 'Aku akan membuat ia kesusahan kali ini,' batin Arumi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD