Pintu kamar tidur Ahtissa terbuka hingga menunjukkan sosok pria tampan seperti Adrian tengah berdiri di depan pintu. Tanpa berlama-lama lagi, ia langsung masuk ke dalam kamar Ahtissa. Bergerak mendekati sang kekasih yang tampak gelisah. Saat pintu kamar tertutup, pria itu spontan merengkuh pinggang Ahtissa untuk dipeluk erat. Adrian mendekap kekasih hatinya sambil berbisik.
“Tissa, kau jangan khawatir tentang Amanda. Bukannya aku luluh padanya, hanya saja memang Auriga berhak tahu siapa ibu kandungnya yang sebenarnya. Kami menjalin komunikasi lagi hanya karena seorang anak. Tidak lebih. Percayalah padaku, kumohon,” pinta Adrian sambil menatap lekat ke wajah Ahtissa.
Ahtissa mendesah lirih, lantas angkat bicara. “Iya, Mas. Aku percaya padamu. Tapi kumohon lepaskan aku. Ini sudah malam,
