Niat

990 Words
Kembali diabaikan menjadi sebuah rasa sakit tersendiri di hati Neira. Dia membenci perasaan dikecewakan terus menerus oleh Sei. Oleh karena itu, ia ingin membuat rencana agar Sei takluk padanya. Sehingga tidak ada wanita lain di hati Sei selain dirinya. "Apa yang harus aku lakukan agar Sei menjadi milikku seluruhnya?" guman Neira. Saat ini ia memiliki uang dan tubuh beserta wajah yang cantik. Sayangnya uangnya tidak cukup untuk mengalahkan Sei. Neira tahu jika ia membutuhkan lebih banyak lagi. Dia pun mulai memikirkan rencana agar Sei lepas dari Sally. "Jika aku membuat diriku hamil anaknya, akan ada banyak masalah yang timbul. Karier ku juga bisa hancur," ucap Neira. "Sei juga belum tentu mau bertanggung jawab atau mengakui anakku. " Ada lagi yang terpenting kenapa Neira tidak bisa hamil untuk saat ini. Bisa jadi Sally akan menyuruh seseorang untuk membuatnya celaka Jika ketauan hamil anak pria yang ia banggakan. Neira tahu kalau masih belum memiliki kekuatan untuk bertahan dan bersaing dengan Sally. Namun bukan bearti dia akan menyerah pada Sei. "Akan aku tunjukkan seberapa besar rasa cintaku padamu Sei, cintaku bahkan mengalahkan cinta Sally. Sebab aku yakin yang ia cintai adalah kesempurnaan mu bukan kelemahan mu," ucap Neira. Akhirnya ia sampai pada satu titik di mana Neira ingin membuat Sei pasti akan menyerah padanya. Sebuah rencana kejam yang tak lain membuat pria itu kehilangan segalanya. Neira berpikir jika Sei kehilangan segalanya maka ia akan tahu mana yang benar-benar kawan dan mencintainya. Neira yakin kalau Sally juga akan menyerah pada Sei. "Benar, aku harus membuat Sei kehilangan segalanya. Jadi dia akan sadar kalau yang benar- benar mencintainya adalah aku," guman Neira. "Aku harus mempelajari bisnis dan pialang saham agar bisa menyaingi usaha Sei," guman Neira. Memang hal itu tidak mudah, tapi dengan bimbingan Sei, ia yakin akan bisa membuat usahanya berkembang. Lalu diam- diam ia akan menyerang perusahaan, kalau bisa menguasai saham terbesar pria itu. Suara dering telepon menghentikan pemikiran Neira. Dia menoleh dan mendapati jika Kristal menelponnya. adiknya pasti akan protes kenapa ia tidak datang menjenguk. "Halo Kristal? bagaimana keadaan mu," tanya Neira. Ia tahu tahu kalau adiknya sedang merindukan dirinya. "Jauh lebih baik, tapi kenapa kakak tidak pernah menemui ku?" tanya Kristal. Ada nada sedih di nada suaranya. Bagaimana ia bisa menemui Kristal. Jadwal tournya sangat padat, dan waktu istirahatnya ia gunakan untuk melayani Sei. Dia bahkan tidak sempat istirahat dan hanya tidur lima jam sehari semalam. "Kamu tahu sendiri kalau kakak sangat sibuk. Jika aku tidak bekerja bagaimana bisa aku membiayai biaya rumah sakit mu?" jawab Neira. Sejak pertama kali bertemu dengan Sei beberapa bulan yang lalu, kesehatan Kristal semakin membaik. Hal itu membuat Neira bersemangat tour dan promosi ke mana- mana. "Tapi aku merindukan mu Kak. " "Iya kakak tahu, tapi kamu harus sabar. Kakak harus mengumpulkan uang agar kita bisa hidup nyaman seumur hidup kita tanpa kekurangan seperti dulu, kamu pasti tidak ingin kita kembali seperti dulu kan?" ucap Neira pada adiknya. Dia ingin mengingatkan adiknya untuk tidak manja. Kehidupan mereka dulu sangat sengsara dan adiknya sering menahan sakit karena kehabisan obat dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. "Iya Kak." Suara sedih Kristal membuat Neira tidak tega. Namun inilah hidup dan Neira tidak bisa membiarkan adiknya hidup dalam dunia fantasi di saat dunia sangat kejam pada orang kurang mampu. "Ya sudah, kalau begitu kamu istirahat. Ingatlah, kakak di sini berjuang demi masa depan kita, " pesan Neira. Setelah itu ia menutup teleponnya. "Aku butuh mandi," guman Neira. Esok hari di studio di mana perusahaan SI Internasional Corp. mengadakan pesta ulang tahunnya-- Neira dan artis yang lain berlatih keras. Mau tidak mau Neira harus bertemu dengan Sally. Dalam hati Neira mencibir kehadiran Sally yang sangat tidak penting. 'Pasti dia takut Sei melirik gadis lain jadi ia datang mengawasinya,' batin Neira. Walau ada rasa cemburu di hati Neira, tapi ia tidak ingin terpengaruh. Saat ia harus fokus sehingga penampilannya bisa sempurna. Neira menari dengan gaya yang seksi, atraksi salto yang ia lakukan lalu kayang sambil meliukkan perutnya memukau setiap mata yang melihat. Begitu pula Sei. 'Aku jadi ingin menidurinya saat ia meliuk seperti ular,' batin Sei. Sesaat kemudian ia sadar dengan pikiran kotor yang hinggap di kepalanya. Padahal saat ini ada Sally di sisinya. 'Astaga, aku hampir saja ketangkap Sally karena melihat Neira tanpa berkedip.' Sei segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Lalu keluar dari studio menuju ke lift. Dia ingin meninggalkan studio televisi ini dan pergi ke menuju gedung SI Internasional Corp sebagai induk dari perusahaannya. "Cantik ya?" celetuk Sally. Sei tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Sally. Jadi ia menjawab dengan nada datar. "Dekorasi memang ditata oleh profesional, tentu saja cantik," jawab Sei. Sally ingin sekali tertawa dengan jawaban tidak nyambung Sei. Padahal yang ia maksud adalah Neira. "Maksud ku adalah Neira. Dia sangat cantik. Aku dengar dia memiliki sponsor rahasia sehingga bisa debut," kata Sally. Dia mencoba mencari tahu siapa orang dibalik Neira dari Sei. Biasanya pria ini tahu semua rahasia artisnya. "Dia tidak memilikinya. Aku sudah memastikan kalau dia tidak terlibat skandal agar tidak merugikan perusahaan kita," jawab Sei. Mereka berdua akhirnya tiba di lift. Sally yang sudah lama lapar dengan sentuhan Sei mendorong pria itu ke sudut. "Sei... apa aku kalah dari artis mu sehingga kamu tidak tertarik padaku?" ucap Sally. Tangannya meraba otot bisep Sei yang menonjol dari balik kemeja dan jas yang ia kenakan. Harum dan lezatnya parfum aroma pinus yang berasal dari Sei bahkan membuat Sally merasa gila. Tindakan Sally mengingatkan Sei akan ucapan Neira yang tidak ingin tubuhnya disentuh oleh gadis lain. Secara tidak sadar, Sei menepis tangan Sally. "Sally, sadarlah. Kamu tidak bisa terlalu bersemangat," tolak Sei. "Kamu selalu menolak ku. Aku yakin kalau aku baik-baik saja Sei!" teriak Sally sambil terisak. "Jangan memaksa diri mu. Kamu tahu benar kalau semua yang aku lakukan demi kesehatan mu," ucap Sei. Sally menggigit bibirnya. Kecewa dengan penolakan Sei. Ia ingin sekali menyeret tunangannya di ranjang dan membuktikan kalau ia baik baik saja. Lalu menunjukkan kalau diri nya juga pemain yang hebat di atas ranjang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD