Pergi

843 Words
Homes menatap kosong pada kepergian Sally dan seluruh anggota keluarganya. Air mata keluar melalui pipinya yang keriput. Tidak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya akan sendirian di masa tua tanpa ada yang mau merawat. 'Apa aku salah menyayangi Sally yang merupakan cucu wanita cinta pertama ku?' batin Homes. Semua yang ia lakukan adalah bentuk penebusan akan sikapnya yang pengecut. Dia membiarkan cinta pertama nya menderita dengan pria kasar, sedangkan wanita yang dijodohkan dengannya justru berbahagia menikmati kemewahan yang dirinya berikan meski tidak banyak. Sekarang akibat penebusan dosa yang menurutnya benar, ia kehilangan keluarganya. "Apa yang harus aku lakukan?" guman Homes bingung. Di usia seperti ini, ia tidak mungkin bisa mengurus semuanya sendirian. "John!" panggil Homes. Tak la,a kemudian pria yang selalu menjadi tangan kanannya datang. Dia membawa koper besar di tangannya. "Mau kemana kamu!? apa kamu juga akan meninggalkan ku sendiri!?" tanya Homes emosi. John sebenarnya ingin tinggal tapi ia juga butuh mencari makan untuk keluarganya. "Tuan besar, anda tahu sendiri aku memiliki keluarga dan butuh gaji yang stabil untuk mereka," jawab John. "Aku masih memiliki tabungan banyak dari royalty saham SI Internasional! Aku pasti bisa menggajimu!" John menarik nafas panjang. Rupanya pria ini lupa jika sebagian besar gajinya ia suruh alihkan ke rekening Sally. Jadi yang tersisa di tabungan nya tidak lebih dari cukup untuk biaya hari tuanya. "Tabungan anda tidak sebanyak yang anda kira. Kurasa anda lupa jika semua hasil saham anda berikan ke nona Sally," ucap John. Homes kembali membeku. Dia tidak menyangka kalau dikhianati sebesar ini oleh Sally padahal ia sudah memberinya sesuatu yang luar biasa. Namun sekarang tidak ada yang bisa ia lakukan. Dia hanya bisa menangisi nasibnya yang nampak gelap. "Jika anda mau, saya akan mendaftarkan anda di panti jompo. Kurasa dengan apa yang sudah anda lakukan pada keluarga anda, tidak ada satu pun yang mau merawat anda," ucap John. Homes tidak menjawab. Ia sibuk menangisi apa yang terjadi. Kebangkrutan perusahaan pasti akan berimbas pada aset nya yang tidak bergerak dan ia akan berakhir di jalanan. " Lakukan John. Aku hanya pria tua yang tidak ada gunanya," ucap Homes sambil menangis. "Tapi aku bisa membuat Sally memberi anda uang Tuan besar. Itu pun kalau kamu izinkan, dan saya tidak perlu pergi dari sisi anda," saran John. Ada kelicikan yang tersirat di matanya yang tertutup kacamata. "Apa itu?" "Saya akan mengancam nona Sally untuk mengembalikan uang yang anda berikan. Jika dia tidak mau maka kita bisa menggugat di pengadilan. Kurasa Juri pasti akan bermurah hati pada pria tua bangkrut dan ditinggalkan oleh keluarganya. " Homes berbinar. Apapun akan ia lakukan asal tidak berada di jalanan atau panti jompo. "Lakukan apa yang bisa kamu lakukan John. Jika perlu buat dia hancur. Aku ingin melihat anak tidak tahu terima kasih itu menderita!" geram Homes. Rasa sayangnya pada Sally berubah menjadi kebencian. John tersenyum tipis tapi penuh dengan emosi. Dia sendiri tidak suka melihat gadis itu seolah menjadi penguasa rumah ini. Dia bahkan sering merendahkan anggota keluarga ini karena dukungan dari Homes. Bagaimana tidak, saat anak anak Homes melawan, pria tua ini akan mengancam mengusir mereka. "Tenang saja Tuan, aku akan membuat wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa." Sally tidak cantik dan tidak memiliki bakat apapun. Keluarganya menjadi kaya hanya karena bantuan dana dari Homes saat mendirikan restoran. Dua juga tidak cerdas dan bertingkah seolah sangat pandai di dunia bisnis. Kedatangannya ke perusahaan tak lebih hanya untuk mengawasi Sei. John akhirnya mundur dari depan Homes. Dia akan menjalankan misi yang kali ini sangat ia sukai. Misi menghancurkan Sally dan membuat keluarganya kembali ke asal. Di sisi lain, ayah dan ibu Sally menemui Sally saat mendengar berita tentang pelepasan jabatan Sei. Mereka juga memperhatikan kalau saham SI Internasional juga mulai jatuh. Para pemegang saham ketakutan kehilangan uang sehingga mereka berlomba menjual saham. "Sally! apa kamu melihat beritanya!?" tanya Sally-- Dean yang panik. "Sudah ayah. Sekarang aku harus bersembunyi agar laki laki tua itu tidak menuntut ku merawatny," jawab Sally. "Apa !? seenaknya dia mau numpang di sini!?" "Iya jadi aku tidak akan pergi ke sana lagi. Uang yang kita kumpulkan dari pria tua bodoh itu kan sudah sangat banyak." Orang tua Sally senang melihat anaknya pandai membaca situasi. Jadi mereka tidak rugi apapun. " Anak pintar. Kalau begitu kamu di rumah saja." Sally mengangguk. Dia menikmati berjemur di tepi kolam kediamannya. Meski tanpa Sei, ia bisa menikmati hidup. "Sayang sekali pria itu lepas dari ku. Tapi biarlah, aku sudah memiliki banyak uang di rekening ku." Tak lama kemudian, sebuah pesan muncul di ponselnya. Ia sangat terkejut melihat pesan ancaman dari John yang akan menuntut dirinya di pengadilan. Jika tidak ingin usaha keluarga mu hancur dan kami berakhir di jalanan maka berikan Mr Homes sebagian dana yang ditransfer ke rekening mu. Sally memucat karena ancaman itu. Hakim, Juri, Pengacara, media massa. Semua itu berkelebat di kepalanya dan terasa memusingkan. "Uh sialan, kenapa pria tua itu tetap menggangguku!?" Sally nampaknya tidak peduli dengan ancaman dari John. Yang mana pada akhirnya membuat dirinya berada di ujung pisau karena kasusnya meledak. Kini pria tua yang menganggapnya cucu akan melakukan pembalasan atas pengkhianatan yang ia dan keluarganya lakukan. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD