4. Club

1071 Words
Sesuai dengan apa yang Erza ucapkan tadi siang, mereka benar-benar pergi malam hari ini. Erza pergi bersama Samsul dalam satu mobil yang Erza kendarai, sedangkan Aland pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri. "Za, lo yakin?" Erza mengangguk pasti dan langsung menjalankan mobilnya. "Emang Naya gak bakalan marah kalo dia tau?" "Marah, jadi jangan sampe dia tau." jawab Erza yang tengah fokus pada jalanan. Samsul tersenyum salut, "Gitu dong jadi diri lo sendiri. Jangan sok baik, kalo b*****t ya b*****t aja. Haha..." Ucapnya sembari menepuk bahu Erza beberapa kali. "Gue cuma mau buat dia bahagia" "Dia siapa? Naya atau ce-- "Udah nyampe." Potong Erza dan itu membuat Samsul mengerti dan menghentikan pembicaraanya. "Caw! Kita seneng-seneng!" Pekik Samsul yang kemudian keluar dari mobil dan menunggu Erza di depan pintu sebuah Club malam. Ya, Erza memutuskan untuk mengunjungi kembali tempat tersebut, tempat yang dulu sering ia kunjungi sebelum ia menjadi kekasih Naya dan ini pertama kalinya ia kembali setelah beberapa bulan lamanya. Erza berjalan mendahului Samsul memasuki Club malam tersebut, baru beberapa langkah saja dentuman musik sudah terdengar, Erza berjalan semakin dalam. Ia pun memutuskan untuk duduk dan memesan segelas minuman. "Sorry Za, gue telat." Aland datang dan langsung duduk berdampingan. "Si Samsul mana?" Tanya Aland. Erza hanya mengangkat bahu tanda tak tau atau bahkan tak peduli. "Kalo gitu gue juga mau turun dulu ah, lumayan banyak yang hot lagi nari..." Aland pun berlalu menuju kumpulan orang yang tengah menari tak tentu arah, tidak seperti layaknya lantai dansa yang bergerak teratur, di sini mereka menari sesuai apa yang mereka rasakan. Erza hanya duduk, melihat dan menikmati apa yang saat ini ia minum, namun tiba-tiba saja seorang wanita dengan pakaian minim menghampiri Erza yang tengah meneguk minumanya. Tanpa diduga wanita tersebut duduk di atas pangkuan Erza dengan tangan yang melingkar sempurna dileher pria muda itu dan Erza tidak membalas atau pun menyuruhnya pergi. Ia hanya membiarkan apa yang wanita itu lakukan. Perlahan wanita tersebut mulai menggoda Erza dengan mengelus lembut d**a bidang Erza yang sedikit terbuka akibat 2 kancing atas yang sengaja ia lepas. Perlahan tapi pasti, wanita itu mendapatkan apa yang ia perhatikan dari tadi, bibir Erza adalah sasaranya. Bukan hanya mencium, wanita itu melakukan hal lebih dan itu membuat Erza yang notabenya lelaki normal semakin terbawa suasana dan dengan refleks Erza menarik pinggang wanita itu semakin dekat bahkan rapat dengan tubuhnya. "Wah wah wahhh, Erza kita agresif juga yah!" ujar Samsul yang tiba-tiba saja berada disl sana begitupun dengan Aland, dia hanya tersenyum melihat itu. Erza langsung melepaskan pagutanya dan menyuruh wanita itu untuk pergi dari pangkuanya. "Ayolaah udah tanggung..." Ucap wanita tersebut dengan masih terus menggoda Erza. "Gua bilang pergi." Tekan Erza dan dengan menghentak-hentakan kakinya, wanita tersebut berlalu meninggalkan Erza. Erza memandang wanita itu dan ia teringat akan Naya, jika Naya marah pasti ia akan menghentak-hentakan kakinya. Erza membersihkan bibirnya itu dengan tissue. "Naya aja belum pernah lo cium," ujar Aland membuat Erza menatap ke arahnya. "Gak akan pernah." Tekan Erza. "Lo gak bisa terus nipu diri lo sendiri." Ucap Aland dan Samsul hanya mengangguk-anggukan kepalanya, setuju. "Gue gak bisa lakuin itu, sebelum--" "Nikah? Dan selama itu belum terjadi lu bakalan kayak gini? Ini malah makin bikin Naya sakit hati." Jelas Aland. Erza hanya diam mendengarkan. "Ini kebiasaan lo, ini hidup lo, jadi diri sendiri dan Naya harus tau siapa lo sebenarnya Erza yang gak seperfect yang dia kira dan gue yakin Naya bakalan bisa nerima lo--" "Nerima gue yang suka dateng ke club? Gak akan." potong Erza. "Lo udah nipu diri lo sendiri, bahkan Naya. Okay lo bakalan berubah gak bakalan maen-maen sama dunia malam lagi, tapi tetep Naya harus tau, sebelum ada yang ngasih tau dia." ujar Aland kembali. "Fake love gak bakalan berakhir bahagia." Sambung Aland. "Gue bakalan berubah. Dan, i love her." Sahut Erza. "Dan apa Naya bisa nerima masa lalu lo yang suka main ke club malam?" "Gue bakalan kasih tau dia semuanya, tapi gak sekarang." Jawab Erza. "Lebih cepat lebih baik, Naya cinta sama lo. Dia bakalan ngertiin lo, tapi gak tau apa yang akan terjadi saat dia tau dari orang lain." Saran Aland dan itu membuat Erza menatapnya dengan diam. Erza tersenyum miring, "Naya emang Cinta sama gue dan gue tau itu." "Naya gadis baik, walaupun ya gitu tingkahnya jiirrr kayak bocah mana mood nya naik turun lagi!" Ucap Samsul. Mendengar itu Erza terkekeh geli, seraya membayangkan Naya ketika merajuk padanya, merengek dan lain sebagainya. "Apa gue beneran cinta at-- "WOY! Malah senyam-senyum sendiri," ujar Samsul membuyarkan lamunannya. "Dan iya Za, dengan lo jaga Naya, Diana pasti bahagia bro." ujar Aland. "Jangan pernah bahas dia." ucap Erza kembali meneguk minuman yang dipesannya. Drrtt...drrttt... From:Nayakutercintamuuah? Erza kamu lagi ngapain? Ternyata pesan itu berasal dari gadis kecilnya. Dan perihal nama yang tertera, itu adalah ulah Naya sendiri, Erza pernah mengubahnya dengan nama Naya dan satu emot love, namun Naya marah dan mengubahnya kembali hingga akhirnya Erza pasrah dan membiarkannya. To:Nayakutercintamuuah? Lagi bareng Aland. Udah malem cepet tidur. Itulah yang Erza balaskan dan hendak mematikan ponselnya yang ternyata kalah cepat dari balasan Naya. From:Nayakutercintamuuah? Lagi dimana? lagi pada ngapain? kalo main diluar cepet pulang! aku gak mau tau pokoknya kalo kamu diluar cepet pulang. Aku gak bisa tidur, gak ada temen:( Erza menimang-nimang ponselnya, memikirkan apa yang harus ia ketik sebagai balasan. To:Nayakutercintamuuah? Lagi main ps, di rumah kok. Tidur aja, aku juga gak bisa nemenin kamu. Kan belum halal, yang sabar yah sekarang tidurnya sendiri dulu, nanti kalo udah halal aku tidurin. Maksudnya nidurin. Eh tidur bareng, aduh gimana yah bingung balesnya. pokoknya sekarang kamu tidurnya sendiri dulu nanti kalo udah nikah baru tidur berdua bareng aku? Balas Erza yang langsung saja mematikan ponselnya, entah apa balasan dari naya. Besok pagi saja akan ia baca, pikir Erza dan kemudian kembali mengobrol dengan dua sahabatnya itu. "Gua balik sekarang, Sam lu bareng gue lagi atau nanti bareng Aland?" Tanya Erza sebelum pulang. "Lo duluan aja Za,g ue masih betah." Jawab Samsul. "Udah lo pulang aja dan ya jangan main ke club lagi gak bagus!" Ujar Aland dengan sebuah kekehan. "Lu juga!" Sahut Erza. Ia pun berlalu meninggalkan club tersebut. Di sepanjang perjalanan pulang, Erza terus memikirkan apakah pemikiran Naya bisa sampai jika Erza menjelaskanya secara gamblang, dari awal sampai ia memutuskan untuk menjadikan Naya sebagai kekasihnya? Dia harap iya..semoga dia tidak kehilangan untuk yang kedua kalinya.Karena Erza sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Naya disisinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD