Eleven

421 Words
“Astaga maaf, nyari headset di kasur, eh kok rebahan rasanya enak, hahahaha,” kilah Kim, sebenarnya semalam ia tak tidur. Menunggu Max pulang, tapi saat Max pulang ia tak berani menemui Max yang sedang asik main game. Akhirnya ia pun tertidur, meskipun hanya beberapa jam saja. “Apa Kim gak suka ya kalo aku bahas soal Caca. Ah sudahlah, mungkin lain kali saja aku menceritakan soal apa yang Caca alamin.” “Em, jadi nih kita keluar ketemu sama Pak Chandra, Max?” “InsyaAllah jadi, tapi barusan dia bilang bisa free jam 11. Apa mau liat di online platform, siapa tau ada kontrakan yang cocok?” “Sure!” Kim segera mengambil laptopnya, diikuti Max dari belakang. “Sebenernya kamu pingin rumah kaya gimana, Kim?” “Kalau untuk sekarang sih, yang penting murah. How about you?” “Sama, lebih berat ke biaya sih. Terus kalau bisa cari yang gak jauh dari pusat kota, supaya kalau ada perlu atau nyari kerjaan baru bisa gampang.” Tok, Tok. Pintu diketuk dari luar. Seperti biasa, kurir paket pertama untuk hari ini telah datang. “Kenapa jadi makin sering belanja online. Kenapa gak beli keluar aja Kim, aku temenin.” “Bukan gitu, Max. Eh astaga, aku lupa kasi tau kamu. Sebenernya aku udah mulai open endorse.  Kan lumayan follower di IG aku banyak, jadi beberapa pemilik usaha ada yang tertarik buat endorse barang jualannya di aku. Ya lumayan sih hasilnya.” “Wow, keren banget emang cewe satu ini. Aku emang gak salah pilih.” “A-apaan sih, Gak jelas banget” Keduanya tersenyum tipis, malu-malu tapi mau. “Yauda, aku mau foto produk ini dulu. Kamu aja yang cek kontrakan atau kost murahnya, ntar aku liat juga kalau urusanku udah selesai.” “Don’t you need my help?” “No need, thanks.” Kim mulai memasang riasan, membuat wajahnya terlihat lebih fresh. Sedangkan Max, mulai menjelajahi situs online yang menjajakan persewaan rumah. “Kim, kita bisa sortir rumahnya berdasarkan biaya sewa, ada masukan soal range harganya?” Max berteriak, karena Kim sedang berada di dalam kamar. Mendengar Max memanggil namanya, Kim segera pergi keluar, riasanya sudah hampir selesai ternyata. “Em, satu juta, perbulan?” Saat Max menoleh ke arah Kim, ia terpesona. Baru kali ini Kim memakai riasan manis bak muda-mudi yang terkena demam korea, merah muda semua diseluruh wajahnya. “Oh God, she look so cute” batinnya. “Em, oke, aku coba mulai dari harga satu juta ya.” “Ok.”  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD