Okna masih tak ingin keluar dari kamarnya. Dia menolak makan dan tak ingin bertemu dengan temannya. Hingga dia sempat dirawat di rumah sakit. Gadis itu meratap dengan air mata yang menetes. Dia sempat menelepon Adras dan pria itu malah memblokir nomornya. "Aku mau kamu Adras, tanpa kamu lebih baik aku gak hidup," batinnya. Dewi masuk ke dalam ruangan. Dia melihat anaknya dengan tatapan lirih. "Kamu akan mendapatkan pria yang lebih dari dia. Mama janji akan minta Tuan Gera mencarikan kamu calon," tawar Dewi. Okna menggelengkan kepala. "Aku hanya mencintai Adras, Ma! Balikin Adras ke aku. Aku janji akan selalu nurut sama dia. Tolong," pintanya. Dewi peluk erat putrinya itu. Undangan pernikahan Harpa dan Adras sudah disebar. Dewi bahkan tak tega untuk memberi tahu Okna. "Yang sabar, Nak.

