Sembilan Belas

2537 Words

Ini Drimi sepi banget sekarang ya genks? Udah kayak kuburan aja 😂😂 Begitu memasuki ruang duduk menuju dapur ibunya, manis aroma roti menyapa penciuman Kai. Seulas senyuman tipis langsung muncul di sudut bibirnya. Perutnya bergemuruh. Pulang ke rumah sang ibu adalah bersiap dengan menu sarapan yang beragam. Entah menu apa kali ini selain roti manis dan kopi yang disajikan hangat, Kai tidak bisa mengira-ngira. Kepalanya melongok melewati pintu dapur. "Pagi, Ma," riang ia menyapa. Kakinya bergerak menuju meja makan. Perempuan itu langsung membalikkan badan dan tersenyum semringah. "Kai? Tumben kamu terlambat?" Karina menegur. "Kami sudah menunggumu sedari tadi." "Kami?" Tangan Kai menarik sandaran kursi seraya mengedarkan pandangan. Tidak ada Om Irwan di sana. "Oh, maksud Mama bukan Om I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD