"Pikirkan dulu baik-baik. Sayang kalau ilmu kamu tidak digunakan. Negara ini masih kekurangan tenaga dokter. Kalau kamu memang nggak berniat menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai, kenapa dulu kamu capek-capek sekolah kedokteran? Kenapa nggak ngambil jurusan lain saja? Desain, musik, sastra China, misalnya? Passion itu omong kosong, Jani," kata Robert mengakhiri perdebatan kecil mereka pagi itu. Sebelum Anjani bertugas, ia pergi ke kantor pamannya dan minta bicara empat mata. Anjani merasa tidak sanggup lagi melakoni beragam peran sekaligus. Ia kepingin mundur sebagai dokter. Mentalnya terkuras. Bila begini terus, bisa-bisa targetnya mendapatkan jodoh sebelum usia 30 gagal tercapai. "Kalau bisa, sih, aku gak usah praktik, Om. Belajar ngurusin manajemen aja." "Kayak Angga?" Anjani m

