2 Akhir Dari Sebuah Awal – Erik Natasena

1043 Words
Apa musibah terbesar bagi seorang manusia? Ketika ia dinilai sudah akil balig, tapi bahkan ia sama sekali tak bisa menentukan nasibnya sendiri… Kebebasan bagi setiap insan… Adalah harta tak ternilai yang sesungguhnya… …………………………………………………………………………. Empat bulan kemudian, setelah Elena kembali ke Jakarta… “Kau akan menikah tiga bulan dari sekarang…” What the f**k!! Belum ada setahun Elena menginjakkan kakinya di tanah air, berita pertama yang ia terima pagi ini benar-benar membuat moodnya hancur berantakan. Ia baru saja bangun tidur. Rambutnya masih berantakan, wajahnya masih bau iler. Dandanannya masih acak-acakan. Dan, berita ini adalah hal pertama yang ia dengar di pagi ini???? Luar biasa…. Uhuk!! Elena yang saat itu sedang menyesap teh manis hangatnya langsung tersedak keras dan terbatuk-batuk. Rasa kantuknya langsung lenyap entah ke mana. Hari itu sebenarnya ia sudah memiliki sejuta rencana di benaknya, termasuk mengunjungi beberapa cabang bisnis restaurant milik keluarganya yang baru dibuka di area Jakarta Selatan. “Tante…” Elena baru saja akan melontarkan protes keras ketika kalimat berikut yang terlontar dari mulut Tante Marissa, spontan membuatnya bungkam seribu bahasa. “This is not negotiable, Elena…” (Hal ini tidak bisa dinegosiasikan, Elena..) “Di depan makam kedua orangtuamu, aku sudah berjanji untuk menjagamu seperti anakku sendiri..” “Tante minta maaf kalau kau merasa jika keputusan ini terkesan sangat mendadak dan terburu-buru. Tapi, aku tak punya pilihan lain…” “Kau sudah cukup umur untuk menikah dan aku juga sudah tua. Tidak ada yang tahu batas usia seseorang dan satu hal yang ingin aku lihat sebelum aku menutup mata adalah…” “Ketika aku tahu kalau ada seseorang yang bisa aku percaya untuk menjagamu sampai akhir hidupmu, Elena. Bukannya aku tidak tahu ambisimu terhadap perusahaan, tapi bukankah akan jauh lebih baik jika kau membantu tante untuk mengurus perusahaan dan juga ada seseorang yang bisa menjaga serta merawatmu juga?” “Erik Natasena…” “Aku percaya kalau kalian sudah saling mengenal sebelumnya bukan?” …………………………………………………………………………………………………………. Jika Elena adalah the most eligible bachelorette, maka Erik Natasena adalah the most eligible bachelor. Dilihat dari segi bibit, bebet, dan bobotnya pun, mereka berdua sepadan. Sempurna secara fisik. Berkelimpahan dari segi materi. Sama-sama berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Terhormat secara status dan kedudukan. Dunia seakan-akan berada di dalam genggaman tangan mereka. Dinilai dari jumlah kekayaan yang mereka miliki, penggabungan kedua bisnis taipan ini akan menghasilkan sebuah gabungan kekuatan ekonomi raksasa yang solid dan kokoh. Nama Erik Natasena sendiri bukanlah sesuatu yang asing di telinga Elena. Erik merupakan salah satu dari teman-teman sepermainannya sewaktu ia kecil dulu. Dari SD sampai SMU, mereka berdua bahkan selalu bersekolah di sekolah internasional yang sama. Gillian International School. Tapi berbeda dengan Elena yang supel, enerjik, dan liar. Erik sebaliknya. Pemuda itu terkenal sangat tertutup dan penyendiri walau prestasi akademiknya sangat membanggakan. Dari SD sampai SMU, nilai-nilainya tak pernah berada di bawah Posisi 5 Besar. Entah juara umum pertama, kedua, atau ketiga, balik lagi ke juara umum pertama. Selalu begitu. Berbeda dengan Elena yang seringkali lulus dengan nilai pas-pasan bahkan beberapa kali hamper tak naik kelas karena sibuk berjualan kue-kue homemade yang dibuatnya sendiri dan seringkali dibeli oleh teman-teman sekolahnya. Tapi, walaupun begitu, Elena seringkali terpilih menjadi ketua kelas atau organisasi di sekolah. Walau prestasi akademiknya tidak membanggakan, setidaknya ia masih bisa unjuk gigi dengan kemampuannya berorganisasi serta bergonta-ganti pacar seenak udelnya walau ia tetap menjaga harkat dan martabatnya sebagai seorang wanita. Tapi dengan Erik. Elena hampir sama sekali tak pernah bertegur sapa. Mereka berdua hanyalah sebatas orang asing yang kebetulan bertemu dan belajar di sekolah yang sama. Dan, sebentar lagi mereka berdua akan menikah. Atas dasar pertunangan yang sudah diatur secara seksama oleh keluarga besar masing-masing. Perkawinan politik. Sebuah hal yang lumrah terjadi di kalangan orang kelas atas dan berada. ………………………………………………. Dua bulan kemudian, Jakarta, Indonesia Tanggal pernikahan ditentukan. Seluruh vendor pernikahan sudah ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah keluarga. Mulai dari gedung pernikahan, gaun dan jas untuk pasangan mempelai, tema dekorasi pesta, undangan, dan sebagainya, sudah diatur secara rapi oleh (lagi-lagi) pihak keluarga dan penyelenggara pernikahan. Tugas Elena dan Erik hanyalah mengikuti seluruh rangkaian acara serta jadwal fitting yang sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara pernikahan dengan patuh sambal duduk manis. Bagi Elena sendiri yang saat itu kebetulan masih berstatus single, ia sama sekali tak merasa keberatan dengan semua hal yang Tante Marissa lakukan padanya. Toh, wanita tua itu sudah dianggapnya sebagai pengganti kedua orangtua yang sudah lama tiada. Sementara Erik sendiri juga tak banyak protes. Seperti biasanya, ia hanya sesekali mengangguk dan mengecek beberapa persiapan teknis yang perlu ia lakukan dan cek menjelang pernikahannya dengan Elena. Dan, sampai beberapa hari menjelang pernikahan pun… Hubungan keduanya sama sekali tak mesra seperti sebuah pasangan kekasih. ………………………………………….. ERIK NATASENA POV Elena Natasha… Siapapun kenal dengannya. Semua orang tahu siapa gadis itu. Ia gadis terpopuler di sekolah kami dulu. Cantik, kaya, berkelas, dan ramah. Siapapun pasti akan jatuh cinta kepadanya. Ia menyenangkan dan suka membuat orang lain tertawa. Semua orang menyukainya. Termasuk aku. Tapi aku berbeda. Aku menyukainya. Sangat. Bahkan mungkin, aku sudah jatuh cinta kepadanya di saat aku bertemu dengannya untuk pertama kalinya di bangku SD. Segala sesuatunya tentang gadis tersebut terasa begitu menggairahkan bagiku. Binar mata dan senyumnya yang renyah terlihat secerah dan sehangat sinar matahari pagi untukku. Lalu, entah sejak kapan, aku jadi sangat terobsesi dengannya. Aku tahu ia pernah memiliki banyak kekasih sebagai pacarnya. Tapi aku juga tahu kalau Nat sama sekali tak pernah tidur dengan salah satu dari mereka. Hal itu juga yang sangat kusukai darinya. Ia bisa menjaga dirinya sendiri. Ia bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang perempuan. Darimana aku tahun? Yah, aku tahu saja. Ada beberapa siswa yang sengaja kubayar untuk selalu memata-matai Nat kemanapun ia pergi. Terutama ketika ia tengah berpacaran dengan salah satu siswa dari sekolah kami. Aku tahu semua hal tentangnya. Aku tahu makanan kesukaanya. Aku tahu apa saja yang ia suka dan benci. Aku tahu apa warna favoritnya. Aku tahu lagu-lagu yang ia selalu nyanyikan setiap saat ia sedang mandi di kamar mandi. Ya, aku tahu semuanya tentang dirinya. Aku terobsesi padanya. Sakit jiwa? Mungkin saja. Tapi aku sama sekali tak pernah membayangkan untuk bisa menikahi wanita lain selain dirinya, Keberadaan Elena terasa seperti sebuah candu bagiku. Membuatku ketagihan bahkan sampai aku lupa bagaimana dan kapan aku harus berhenti. Elena Natasha. I love you so damn much… ………………………………………….

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD