1 AKHIR DARI SEBUAH AWAL

1037 Words
Karena tidak setiap pertemuan, akan berakhir pada sebuah hubungan… Karena tidak setiap pertemanan, akan berakhir di atas pelaminan… Karena tidak setiap kegagalan, akan berubah menjadi harapan… Karena mungkin untuk setiap wacana, akan menjadi sebuah cerita di masa depan… Dari diriku di hari ini… Untuk kita nanti… ………………………………………………………………. Setahun sebelumnya, New York City Gemerlap puluhan ribu cahaya yang berkerlap-kerlip di bawah bangunan penthouse itu sama sekali tidak menarik minat seorang wanita yang tengah duduk di atas sofa sambil kedua matanya tengah lekat menatap layar televisi plasma berukuran besar di tengah ruangan. Tidak ada seorang pun yang bersuara di sana selain suara dari penyiar yang kini tengah membacakan berita seputar seorang pengusaha yang tengah duduk di atas kursi pesakitan dan menatap langsung pada sang hakim yang tengah membacakan keputusan pengadilan. Hari itu adalah hari terakhir dimana seorang Erik Natasena bisa bernafas dan menghirup udara segar. Begitu proses peradilan selesai, ia akan langsung dipakaikan rompi berwarna oranye khusus untuk tahanan dan selesai konferensi pers dilakukan, ia pun akan segera mendiami jeruji besi setelahnya. Begitu sang hakim selesai membacakan putusan dan mengetok palu tiga kali, petugas kepolisian yang dari tadi tengah berjaga, langsung mendekat dan mengawal pria pesakitan tersebut keluar dari ruang pengadilan. Kedua mata Erik Natasena terlihat hampa dan tak bercahaya. Tubuh tegapnya terlihat lunglai tanpa adanya gairah kehidupan sama sekali. Bahkan posisinya sebagai salah satu putra konglomerat, tercoreng akibat kasus KDRT yang ia lakukan dengan sadar dan sengaja kepada mantan istrinya, Elena Natasha. Pihak pengacaranya pun sama sekali tidak berkutik saat melawan gugatan hukum yang dilayangkan oleh pihak Natasha. KLIK!!! Dalam sekejab, layar televisi itu langsung padam. Dua tetes cairan bening lolos dari pelupuk mata Elena. Secara hukum, ia menang dan berada di atas angin. Tapi, mengapa dadanya terasa begitu nyeri dan sesak? Berikutnya, ia kembali menangis tersedu-sedu tanpa suara. …………………………………………………………………………………… Enam bulan sebelumnya, Jakarta, Indonesia… “SAH!!!” Di saat hakim selesai membacakan hasil dari putusan gugatan cerai yang dilayangkan oleh pihak pengacara keluarga Natasha, di saat yang sama, ribuan kilometer dari Indonesia, sepasang tangan menangkup wajah seorang wanita yang kini tengah menangis sesenggrukan di atas lantai. Seorang wanita tua yang juga tengah berada di dalam ruangan yang sama, kini bersimpuh di sebelahnya sambil mengusap dan menepuk-nepuk punggungnya pelan. Tak lama, ia lalu menyandarkan kepala wanita muda itu ke atas bahunya. “Sudah berakhir, Elena…” “Kita menang…” “Kau bisa memulai hidup barumu sekarang…” Cerai… Kata laknat itu terucap juga hari ini. ……………………………………………………………………………….. Dua tahun yang lalu… Pernikahan antara Elena Natasha dan Erik Natasena merupakan salah satu pernikahan termegah dan termewah yang pernah terjadi di Indonesia. Persatuan antara 2 keluarga konglomerat ternama dari 2 kekuatan bisnis taipan yang merajai bumi nusantara ini. Keluarga Natasha dikenal dengan bisnis kuliner serta jaringan restaurannya yang menggurita dimana-mana. Sementara keluarga Natasena dikenal luas dengan jaringan bisnis propertinya. Saat itu, tak ada seorangpun yang menyangka kalau pernikahan mereka yang berawal seperti sebuah fairy tale malah berakhir tragis dan mengenaskan seperti ini. Setahun yang lalu, Elena ditemukan dalam keadaan terkapar tanpa daya oleh pihak kepolisian dan tenaga medis di dalam rumahnya sendiri. Saat itu, pihak pembantu rumah tangganya yang berinisiatif untuk berlari mencari pos polisi terdekat dan melaporkan segala sesuatu yang tengah terjadi di dalam rumah tangga majikannya. Termasuk keadaan Elena yang tengah babak belur tanpa daya. Polisi segera menanggapi laporan dan bergegas menuju lokasi kejadian. Dalam waktu singkat, Erik ditangkap dan digiring ke kantor polisi setelahnya. Elena sendiri langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan fasilitas perawatan terbaik. Saat itu, tubuhnya terlihat sangat kurus dengan berbagai bilur-bilur mengerikan yang nampak di sekujur tubuhnya. Tanda kalau ia sudah menahan derita di dalam rumah tangganya setelah dua tahun. Ia hampir saja tewas malam itu. Beruntung, dewi fortuna masih berpihak kepadanya. Malam itu, satu-satunya kerabat terdekat Elena, Tante Marissa, langsung menuju rumah sakit untuk menengok keponakan tunggalnya. Ia jugalah yang mengintruksikan pengawalan ketat di sepanjang koridor rumah sakit dan ruangan dimana Elena dirawat. Pihak media pun dibungkam sepenuhnya agar berita ini tidak sampai berhembus keluar. ………………………………………………………………………………… Lima belas tahun yang lalu… Elena Natasha… Nama ini selalu menjadi buah bibir di kalangan sosialita dan masyarakat Indonesia. Semua kaum hawa selalu menatap dirinya dengan iri dan sekaligus kagum. Ia merupakan pewaris tunggal dari seluruh kekayaan keluarga Natasha. Kedua orangtuanya sudah tiada akibat kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpang saat mereka tengah bepergian ke Amsterdam untuk sebuah perjalanan bisnis sepuluh tahun sebelumnya. Elena masih duduk di bangku SMU saat kejadian naas tersebut terjadi. Dunianya mendadak runtuh seketika. Di saat yang sama, saham perusahaan milik keluarga Natasha langsung merosot drastis. Dewan komisaris perusahaan langsung bertindak dan melakukan berbagai manuver untuk menyelamatkan kinerja perusahaan. Tante Marissa, adik kandung dari ibu Elena, langsung diangkat menjadi COO perusahaan. Strategi itu… Berhasil… Nyawa perusahaan terselamatkan. Dan, selama beberapa belas tahun berikutnya, Natasha Group kembali mendominasi bisnis kuliner di Indonesia dan kembali bertengger di dalam Top Ten Best Company di negara ini. Elena sendiri lalu dikirim ke Australia dan Amerika Serikat untuk mendalami ilmu kuliner serta mempelajari manajemen bisnis di negeri Paman Sam tersebut. Di saat itu, nama Elena Natasha selalu menduduki salah satu top list sebagai one of the most eligible bachelorette di kalangan para sosialita kelas atas. Ia masih muda, cantik, dan berkuasa dengan tumpukan lembar merah tanpa batas. Semua orang mengira kalau ia sudah memiliki segalanya, tapi tak ada seorang pun yang benar-benar mampu menyelami hatinya. Di New York, di sela-sela kepadatan tugas kuliahnya, Elena seringkali menghabiskan waktunya untuk nongkrong selama berjam-jam dari satu klub ke klub lainnya. Kadang sendirian, kadang ditemani oleh kakak angkatnya, Andres Joswara. Elena berusaha keras untuk terlihat tegar tapi sebenarnya, di dalam hatinya, ia masih merintih perih karena duka. Ia berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja. Ia berusaha keras untuk menghilangkan kegelisahan serta kegundahan hatinya karena ia sebenarnya sama sekali tak pernah ikhlas untuk merelakan kepergian kedua orangtuanya. Dibantu dan dikawal oleh Andres, dengan terseok-seok, Elena akhirnya bisa menyelesaikan gelar bachelor serta masternya. Sekarang, ini waktunya ia kembali ke tanah air sementara Andres memilih untuk tetap berdiam di New York karena ia baru saja memperoleh pekerjaan di kota tersebut. Sesampainya di Jakarta, Tante Marissa sudah menunggunya. Dengan tangan terbuka lebar, wanita tua itu lalu menyambut dan memeluk keponakannya erat-erat. Tapi, sebenarnya, di dalam lubuk hatinya, ia sudah merencanakan sesuatu untuk Elena. Sebuah pernikahan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD