Alvar tahu Aroha sedang memainkan perannya, maka dari itu Alvar juga akan melakukan hal yang sama. “Selamat malam, Mbak Aroha.” Bara yang lebih dulu menyapa, membungkukkan badannya sedikit untuk menyapa Aroha. Wanita itu tersenyum tipis, “Selamat malam.” “Kamu udah pulang. Kenapa nggak telepon saya supaya saya bisa jemput?” Aroha sempat terdiam, sedikit ternganga karena ucapan suaminya yang tidak terduga itu. Seolah apa yang Aroha kini lakukan, Alvar memang seperti tengah mengikuti ritme-nya. “Hahaha, iya—itu… Mas kan masih kerja, jadi aku nggak enak kalau telepon Mas gitu aja. Makanya aku putusin buat pulang sendiri.” Jawab Aroha mencoba untuk terdengar semasuk akal mungkin, sebab di sana masih ada telinga lain yang mendengar pembicaraan mereka. Tidak mungkin juga Aroha mengatakan,

