"H-hamil? Mbak Aroha? Sebelum menikah?" "Eh?" "B-Bagaimana bisa...?" "I-itu hanya asumsi terburuk, Mas! Asumsi terburuk! Kalau kita melaksanakan semuanya terlalu cepat. Dan itu kekhawatiran Ayah, maksudku. Itu kenapa Ayah menentang apa yang aku ajukan tadi. Ya Tuhan... Kenapa kamu malah fokusnya ke sana?" "Eh? Ng-nggak, bukan begitu, Mbak Aroha. Maksud saya, anu—maksud saya..." Kan, masalah asumsi sesuatu yang belum terjadi saja jadi panjang begini. Padahal semua itu hanya perkiraan, perkiraan berita yang akan beredar di media kalau saja mereka benar tiba-tiba melangsungkan pernikahan. Macam malam ini, atau besok misalnya. Kalau dipikir, sebenarnya waktu seminggu atau dua minggu juga terbilang terlalu cepat jika dibandingkan hubungan orang lain pada umumnya yang mempersiapkan pernika

