Tangan Alvar dingin, pria itu tidak bisa berhenti untuk terus menerus meremas dan menggengggam tangannya sendiri. Itu baru hari pertunangannya dengan Aroha, tapi kenapa rasanya media begitu banyak datang dan meliputnya? “Alvar, Mbak Aroha.” Tama memberikan isyarat, meminta Alvar fokus karena calon pasangan hidupnya kini sudah masuk ke dalam ruangan tempat diadakannya acara pertunangan itu. Istana negara, tentu saja. Tempat itu yang akan dipakai untuk kedua acara yang akan menjadi salah satu perhelatan akbar di negeri ini. Sebenarnya, Alvar dan Aroha sudah mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan acara yang terlalu wah atau apa. Dan jadilah yang seperti ini. Well, kalau menurut mereka ini tidak “wah” lalu “wah” versi mereka itu yang seperti apa. “Aku pikir Mas Alvar nggak akan datang.

