ARACA²

1020 Words
"Nananana ... Nananana ... Nananana," Aca bernyanyi dengan tidak jelas, sembari memainkan ponsel pemilik tubuh ini, untung aja ponsel itu tak memakai password. Hal pertama yang ia buka adalah aplikasi Galeri dan terpampanglah semua foto, dan digaleri itu terdapat foto-foto seorang gadis cantik. "Ini siapa," gumam gadis itu. "Ini si Aca bukan ya?" Gadis itu mulai berfikir pasalnya difoto itu banyak foto gadis cantik, bahkan wajahnya berbeda dengan dirinya, karna tak mau memusingkannya Aca membali membuka folder foto lain. "Wisss, pfttt gilee, siapa nih? fotonya banyak banget ... Ohh jangan-jangan ini yang namanya Gerland, berarti orang yang tadi dong," gumamnya, ketika ia melihat folder foto yang berisikan foto cowok yang ada dimeja makan tadi. Dengan senang hati ia menghapus semua foto-foto itu, Aca kemudian membuka aplikasi i********:. Sekarang ia melotot tak percaya, anak ini juga teryata sangat bucin. Buktinya di Instagramnya semua postingan Aca adalah foto Gerland, bahkan ada 43 foto disana. Aca mendesah pelan, kebodohan yang hakiki, dan bukannya mendapat pujian malah mendapat cacian dan hinaan. Dan tanpa pikir panjang Aca menghapus semua foto di Instagramnya, serta mengganti biodatanya tak lupa juga profilnya diganti. Dilain tempat, empat orang pemuda sedang bersantai di sebuah apartemen. Salah satu diantara mereka sedang membuka i********:. "Waow," ucap cowok yang tak lain adalah Geo. Ucapannya itu membuat mereka yang sedang nonton film, terlonjak kaget. "Ge lu ngagetin aja," kesal cowok Hoodie hitam panggil saja Vito. "Berita terbaru, terhot, dan tertohok," Ujar Geo dengan heboh. "Emang apaan?" tanya Bagas terheran-heran. "Sini deketan," kedua temannya itu kemudian mendekat, tapi tidak dengan cowok yang sedang berbaring disofa sembari menutup matanya. "Nih," Geo menyodorkan ponselnya hadapan kedua temannya. "Apaan akun kosong?" kata Bagas, saat melihat akun i********: itu tak ada foto sama sekali. "Ck, liat namanya ISS kesal gue lama-lama". balas Geo. "PrincessaAca?" ujar Bagas. "Whatt foto-foto Gerland udah didelete, wahh daebak," Gerland yang mendengar namanya disebut sontak membuka matanya. "Busett si buluk udah Move on coy," ujar Vito sembari melihat akun Ig Aca lagi  "Jangankan foto Gerland, profilnya aja diganti, nah tuh bebek curut," tawaa Bagas, karena melihat profil Aca. Gerland yang sedari tadi diam menyimak, kemudian membuka akun i********: di ponselnya, dan benar saja fotonya di akun Aca ludes dihapus semua, ia memandang akun i********: itu dengan kening yang mengkerut, apa benar Aca sudah move darinya, bahkan profil dan biodata bertuliskan namanya sudah diganti juga. "Masa iya udah move," batin Gerland. Sepertinya ia harus memastikannya nanti, sejak dirumah Delon tadi Gerland merasa aneh dengan Aca, dia yang biasanya akan menempel padanya, kini seperti menjaga jarak, memikirkannya saja membuatnya pusing. "Ger lu ngapapa?" Tanya Geo karena melihat Gerland memijit pelipisnya. "Ngga," ketus Gerland. "Bersyukur lah, semenjak Aca kesempet mobil dia rada-rada berubah, nggak nempel lagi ke elu," kata Bagas. "Bener, lu dan Jesy aman kan dari hama" kata Vito. "Mulut lu hama," seru Geo, Vito memandang tajam kearah Geo dan dibalas tatapan tajam juga oleh Geo. "Berisik" ucap Gerland. "Yeee dikasih tau juga, gue tampol nih," ucap Vito dengan ancang-ancang akan menampol Gerland yang sedang berbaring disofa. "Mending mabar Legend Mobile yok" ajak Bagas, ia menghidupkan ponselnya. "Mobile Legend oon, ini nih kalo otaknya pindah kedengkul," ujar Geo.  "Pantesan kepalanya lembek," seru Vito. "Jadi Mabar nggak nih." "Yaa jadi dong," mereka kemudian membuka apk Mobils Legend, dan mulai bermain game, sementara Gerland masih mencoba berfikir. Ini bukan lah keinginannya untuk menjauhi sahabat kecilnya itu. "Huh," Gerland menghembuskan nafas kasar, ia akan tetap menjalankan rencanya sampai tuntas. Dirumah kediaman Fredi, Aca sedang berdiri dibalkon kamarnya, ia menatap lurus kedepan entah apa yang akan ia lakukan kedepannya, dia juga masih belum tau. "Gerah, mandi kayaknya enak nih," gumam Aca, pasalnya hawa-hawanya sedukit panas padahal didalam ada AC. Aca kemudian berjalan menuju kamar mandi, ia akan membersihkan dirinya dulu. Gemercik air terdengar dilantai, Aca beridiri di bawah shower membuarkan air membasahi tubuhnya, tak sengaja matanya melihat kelantai. Keningnya seketika mengkerut. Aca berjongkok. "Apa nih," gumamnya saat melihat air dilantai berwarna coklat, ketika ingin menyentuh lantai, ia terkejut melihat kulitnya yang putih bersih. Ia berdiri dan mendekat kearah kaca yang berada dikamar mandi itu, alangkah terkejutnya dia ketika melihat badannya bersih, bahkan wajahnya yang kucel kini menjadi bersih dan glow. "K ... Kok bisa," Aca memegang wajahnya sendiri. "Berarti pemilik tubuh ini fake nerd," batinnya. Ia sendiri masih tak menyangka ternyata gadis lusuh adalah gadis cantik, seketika pula ia teringat foto yang berada diponsel pemilik tubuh ini, wajahnya terlihat sama dengan foto itu. Cantik tapi, ia mempunyai badan yang agak gendut, sepertinya ia harus menurunkan berat badannya. "Gue ngga perlu lagi perawatan, yang harus gue lakuin nurunin berat badan pemilik tubuh ini," ujarnya pada diri sendiri. Ia kemudian menuju shower dan mandi kembali. Dilantai satu Ny.Hera mama Aca memasuki rumah. "Loh bang Aca mana?" Tanyanya, karna ia sendiri tak melihat putrinya itu. "Ngga tau ma, mungkin dikamarnya," jawab Delon yang sedang nonton tv. "Aca disini ma," suara itu mengalihkan pandangan mereka, Aca dengan anggunnya menuruni tangga, sementara yang lain menatap Aca dengan tatapan syok. "Lah kenapa mandangin Aca kayak gitu?" Tanyanya. "I ... Ini siapa?" Tanya Dero. Dihadapannya ini adalah gadis cantik, berkulit putih. "Ya gue lah Aca siapa lagi coba," jawab Aca, dia sudah berubah 90%. "Ngga mungkin kamu anak saya." Aca menatap mamanya dengan mengaga, apa mamanya tidak mengenali anaknya sendiri. "Ma ini Aca, masa ia Aca bohong," tuturnya. "Gimana ceritanya lu glow up beberapa jam doang?" Tanya Delon dengan bingung. "Nanti gue jelasin." Aca beralih menatap mamanya. "Ma, boleh ngga Aca ngga sekolah seminggu aja," Aca menatap mamanya dengan tatapan memohon. "Kenapa?" "Aca mau olahraga penuh Ma, lihat badan Aca kayak gentong," kata Aca sembari berputar memperlihatkan badannya yang agak gendut. "Pliss ma," Karna melihat anaknya yang sedang memohon, mamanya akhirnya menyetujui hal itu. "Ma, Dero juga dong, seminggu aja liburnya," sahut Dero.  "Jangan ikut-ikutan," tukas mamanya. "Yah Ma, masa Aca boleh kita ngga boleh," kata Delon. "Bener tuh mah," Dero membenarkan perkataan Delon. Kan asik tinggal dirumah nyantai tanpa beban. "Kalian ngga boleh ngikutin Aca, dia spesial karna anak mama yang satu ini udah berubah," mamanya tersenyum kearah Putri satu-satunya itu dan dibalas dengan senyum manis oleh Aca. Mereka menatap kesal dan kagum secara bersamaan pada Aca.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD