ARACA⁴

1047 Words
Aca mentap mereka yang masih berdiri dikoridor depan kelasnya. "Ya elahh ngapain masih disini, bubar lu semua," ucap Aca sebelum melangkahkan kakinya berjalan menuju kantin diikuti oleh teman-teman sekelasnya. Dan seperti hanya yang lainnya, disetiap koridor yang Aca lewati semua tatapan mengarah kepadanya. Lagi-lagi saat memasuki kantin, semua mata tertuju pada Aca. Aca yang ditatap begitu menjadi risih. "Mau gue colok tuh mata," ucap Aca dengan suara agak dikeraskan. Namun bukannya berpaling, mereka malah makin menatap Aca dengan lekat, semua itu tak luput dari pandangan Gerland dkk. Aca mengedarkan pandangannya ke seluruh area kantin, niatnya mencari meja yang masih kosong, namun tak disangka ia bertatapan dengan mata tajam itu, mata tajam Gerland. Seperti halnya Aca, Gerland juga menatap lekat kearah Aca, ia juga terkejut melihat perubahan drastis Aca. "gila coy, move on dari elu si Aca langsung glow," seru Bagas. "Ho'oh, nyesel nggak ... nyesel nggak ... yaa nyesel lah," Vito mulai menyindir Gerland. "Pantesan seminggu kagak nongol, orang lagi perawatan," kata Geo. "Beuhh langsing pula," Bagas seraya melihat kearah Aca "Lihat bodynya aduhai, bagaikan gitar spayol," kekeh Bagas. Plakkk... Vito memukul kepala Bagas. "Ngapain mukul gue sih" kesal Bagas. "Buaya darat lu," kata Vito "Ngapapa buaya darat, yang penting jangan buaya air serem kagak tuh," ucap Bagas. "Percuma jadi buaya kalo kagak punya doi," sahut Geo. "Ngeremehin gue lu," Bagas mengangkat sendok akan melemparkannya pada Geo. "Canda doi," kekeh Geo. Vito melirik kearah Gerland yang sedari tadi hanya diam. "Woi, diam-diam bae nyesel kagak," kekeh Vito. "Nggak," ketus Gerland, ia mengalihkan pandangannya. "Tenang, lu masih ada Jesy yang bodynya kek gitar rusak," perkataan Vito membuat Geo dan Bagas tertawa. "hahahaha bangkek lu, gimana modelnya tuh," ucap Geo sembari memukul-mukul meja. "Gitar rusak ma, kagak ada bentuknya hahaha," ujar Bagas seraya tertawa. Sementara Gerland menatap mereka dengan tatapan datar. "Btw si Dero sama Delon kok nggak masuk sekolah ya?" Tanya Bagas, pasalnya duo D itu tidak nampak sama sekali. "Kagak tau gue, mana Devan juga kagak nongol-nongol," kata Vito. "Auh ah mending makan," mereka akhirnya makan dengan khidmat, tanpa mengeluarkan suara. Sementara Aca dan teman-temannya, sudah berada disalah satu meja yang tak jauh dari meja Gerland dan teman-temannya. "Yaya, pesenin kita dong" Eva. Yahya menatap kearah Eva. "Nama gue Yahya, bukan yaya," balas Yahya. "Biar gampang manggilnya Ya."  "Serah dah lu," ujar Yahya malas. "Rom lu berdua tuh sama Eva pesenin makanan," suruh Mina. "Lah kok gue," kata Romi dan Eva secara bersamaan. "Besok ganti jadwal, hari ini lu berdua dulu," ucap Sera. Romi berdiri dengan pasrah. "Ngokey lah," sebenarnya dia sendiri malas untuk bergerak. "Mau mesen apa?" Tanya Eva. "Gue bakso sama es teh panas," ucap Aca. "Jangan ngadi-ngadi lu, kagak ada es panas," ucap Romi. "Cobain kuy," Aca malah ngelantur dengan menyilangkan jari telunjuk dan jempolnya hingga berbentuk seperti love. "Gila," ujar Romi, Aca menginjak kaki Romi, hingga Romi menjerit. "Aduhh, sakit Ca," pekik Romi. Aca menatap Romi dengan tajam. "Makanya jangan maen-maen lu sama gue," ucapnya. "Pesen bakso 4, nasgor 3,es teh aja semua" kata Sera pada Romi dan Eva. Setelah mendengar pesanan teman-temannya, Romi berbalik meilhat Eva. "Kuy Va," ajak Romi, kemudian mereka berjalan mendekat kearah stand makanan dan minuman. Sementara yang lainnya menunggu, Aca malah merebahkan kepalanya dimeja dengan kedua tangannya sebagai bantalan. "Ga, lu ngapain sih, sibuk bener," ucap Mina saat melihat Oga sedang serius menatap ponselnya. Oga tak merespon pertanyaan Mina, ia malah membuka aplikasi i********:, dan mengarahkan kamera ponselnya tepat kearah Mina, hingga suara dari ponsel itu terdengar. Ouuu bukankah itu anak anjing.. Ayo kesini anak anjing... Heli guk...gukk..kemari guk..gukk_  "Lu ngapain sih?" kini giliran Sera yang bertanya, karena posisi ponsel Oga menyamping, sehingga ia tak melihat apa yang sedang dilakukan Oga diponselnya. "Mau liat?" tanya balik Oga. Mereka menganggukan kepala sebagai balasan. Oga kemudian meletakkan ponselnya di tengah meja, dan menekan tombol play. Dan terpampanglah wajah Mina yang kebingungan, sembari diiringi lagu. Ouuu bukankah itu anak anjing.. Ayo kesini anak anjing... Heli guk...gukk..kemari guk..gukk_  Video itu sontak membuat mereka tertawa, sementara Mina menahan kekesalannya. "Sialan lu ga," kesal Mina. Sebagian murid yang berdekatan dengan meja Aca dkk, juga ikut tertawa. "Tawa mulu, ngak liat mukanya Mina kek mau nelen Oga," kekeh Sera melihat wajah Mina. "Canda elahh, hehehe," tawa mereka mulai redah bersamaan datangnya Romi dan Eva yang membawa makanan. "Gue jodohin lu berdua," ucap Aca, membuat Mina dan Oga menatap Aca dengan tatapan melotot. "Heh mata lu pada mau jatoh noh, atau gue bantuin colok," ucap Aca. "s***p lu" kata Mina. Tak lama setelah itu, tiga orang siswi mengebrak meja Aca dan teman-temannya. Brakkk... Seketika semua murid yang berada disana menjadi terkejut, bahkan sampai ada yang terbatuk-batuk karena keselek. "Woi kaget aing," ucap Mereka. "Ohh jadi ini Aca si buruk rupa yang menjelma jadi princes gitu," remeh Della. "Ck, dikira siluman," celetuk Aca. "Heh, dengan lu kyak gini Gerland tetap nggak akan ngelirik lu cih," decih Della seraya menatap ganas kearah Aca. "Mana mau si Gerland sama dia," timpal Diva teman Della. Dengan santainya Aca berdiri, berhadapan langsung dengan Della, Aca menaikkan sebelah alisnya lalu menatap Della dari atas sampe bawah. "Wah ... Wah gue kira cuma mukanya doang yang berubah, ternyata udah mulai berani juga lu ya," ujar Della seraya tersenyum meremehkan. Selama ini Aca sering menunduk takut kepadanya, namun kali ini Aca dengan berani menatap wajahnya. "Emang kenapa kalo gue berubah, masalah buat lu atau lu iri," kekeh Aca, seraya melipat tangannya didepan dadanya. "Gasskeunn Aca," kata Yahya memanas-manasi. Della menatap Aca dengan geram, lalu mengangkat tangannya niat akan menampar wajah Aca. Tashhhh... Tangan Della lebih dulu ditepis oleh Mina, sebelum tangan laknat itu menyentuh wajah Aca. "Lu," geram Della dengan menunjuk Mina, sementara seisi kantin menjadi tegang, tak pernah mereka melihat Aca seberani itu.  "Apa?" balas Mina dengan sengit. "Mau gue keluarin lu dari sekolah HAH," bentak Della pada Mina, namun bentakan itu tak lantas membuat Mina untuk takut, diantara mereka Mina lah yang tak ada takut-takutnya pada siapapun. Mina berbalik menatap remeh kearah Della "L_" belum sempat Mina membalas perkataan Della, Aca lebih dulu menyelanya. "Della ... Della ... Lu emang bocah, selain tukang bully ternyata lu sok berkuasa juga yah, ngandalin posisi orang tua. Lu pikir hebat," ucap Aca dengan santai, mereka semua tau jika Della adalah anak dari kepala sekolah SMA VENUS, itulah yang membuat Della kadang semenah-menah terhadap sebagian murid.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD