“Suamimu ada di ruangannya.” ujar Xaniah yang baru saja memasuki ruang kerja Violeta. “Jadi, dia datang?” Violeta mengembuskan napasnya sedikit kasar, satu telapak tangannya berada di keningnya sedangkan sikunya bertumpu di atas meja. “Ya.” Violeta mengganti posisi tangannya, kali ini ia menyatukan telapak tangannya, membuat kedua telapak tangannya saling menggenggam erat di depan keningnya. Matanya terpejam. Hubungannya dengan Leonel sekarang benar-benar tidak sehat, pria itu bahkan tidak kembali ke rumah selama atau beberapa hari, suaminya juga tidak datang ke perusahaan meski semua pekerjaan ditangani dengan baik olehnya. “Ada beberapa dokumen yang harus ditanda tangani oleh suamimu,” ucap Xaniah. Ada getir menusuk batin Violeta, Leonel datang karena pekerjaan bukan karena hal

