“Kau masih memikirkannya?” tanya Laura membuyarkan lamunan Rebecca yang sedari tadi tampak tidak berkonsentrasi. Rebecca menghela napas oelan. “Apa terlihat begitu?” “Jelas sekali, wajahmu....” Laura mengamati wajah Rebecca. “Suram, lelah, dan....” “Aku hanya mengantuk,” sahut Rebecca cepat. Laura mengedikkan bahunya. “Ya, kau mengantuk karena kau tidak tidur untuk memikirkannya,” ucapnya sarat dengan ejekan yang kental. Rebecca memberengut tidak terima dengan tuduhan yang dialamatkan kepadanya. “Itu fitnah paling kejam yang pernah kuterima.” Laura bersedekap, ia menggeser bokongnya sedikit agar posisinya bisa menatap wajah sahabat baiknya. “Setelah Paris Fashion Week berakhir, ayo, pergi berlibur ke Maldives.” Untuk saat ini yang bisa ia lakukan adalah mengajak Rebecca merencan

