Prolog

305 Words
Ankara, Turki. Pukul 02:48 TERLIHAT seorang pria tua asing ras kaukasoid dengan janggut putih yang lebat seputih kulit tubuhnya yang sudah agak keriput—terbangun dini hari menjelang subuh dengan keringat dingin mengucur deras dari wajahnya. Mulutnya seketika beristighfar. "Astaghfirullah ... Astaghfirullah ...." Ia langsung mengusap wajah dan kedua matanya. Sepertinya ia habis memimpikan sesuatu. "Apakah itu benar? Mimpi tadi begitu nyata. Apakah ini jawaban dari doa-doaku selama ini ya Allah?" gumamnya. Pria itu lalu mengambil sebuah foto berbingkai yang ada di samping ranjang. Ia kemudian menatap dengan nanar penuh kesedihan pada foto tersebut dimana merupakan potret dirinya yang masih agak muda bersama putri kecilnya. "Tak ada banyak waktu lagi ... ini mungkin sebuah kesempatan. Apapun akan aku lakukan demi dirimu." Katanya dengan ekspresi sangat sedih sambil tangan kanannya mengusap foto berbingkai tersebut. Pria itu kemudian menelpon seseorang. Sebuah sambungan langsung ke Southampton, Inggris. "Ada apa anda menelpon selarut ini? Ada masalah, Prof?" "Tidak, tidak ada masalah. Maaf menghubungi di waktu ini. Ben Oesman, bisakah aku minta tolong sesuatu?" "Ya, apa itu Prof?" "Kemarin redaksi kalian di London, menerbitkan sebuah jurnal ilmiah dari penulis non Inggris bukan? Aku minta daftar dan biodata dari penulisnya yang bulan lalu kalian terbitkan. Aku sering membaca tulisan dari penulis itu hasil rekomendasi tuan Saif Shatner Abdillah." "Sebentar, tulisan yang mana Prof?" "Per tanggal 23 maret bulan lalu. Tolong periksa di database kalian." "Oh ya, ya, itu gampang. Nanti akan kuusahakan Prof. Akan segera kucarikan data lengkapnya untukmu." "Kalau begitu terima kasih banyak. Maaf mengganggu selarut ini. Assalamualaikum!" Pria tua itu kemudian menutup teleponnya, ia mulai mengambil wudhu dan sholat tahajjud malam sambil menunggu waktu Subuh tiba. Terlihat ia berdoa dengan khusyuk. Bulir-bulir tasbih tidak pernah lepas dari tangannya. Mulutnya berdzikir, memuji dan memuliakan nama Tuhan tanpa henti dengan penuh penghayatan, pengharapan dan asa yang tinggi secara sepenuh hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD