Sekarang, aku sedang naik angkutan umum bersama Lily menuju tempat yang sudah diberitahu mas Adit tadi malam. Awalnya aku tidak enak hati untuk pergi ke sana, tapi setelah aku mengatakan ini pada Lily, dia menyuruhku untuk pergi saja. Awalnya, Lily juga kebingungan tentang siapa itu mas Adit dalam hidupku. Dengan jujur aku mengatakan kalau dia pernah ada dalam hatiku dalam tanda kutip hanya mengagumi, karena untuk berani berharap lebih dari itu, aku tidak bisa. Ada perempuan yang ternyata lebih beruntung mendapatkannya, dan sekarang lebih beruntung lagi mendapatkan suamiku. Lily pun paham, dan dia sendiri yang bersedia untuk menemaniku pergi ke alamat itu. Aku merasa beruntung, masih ada yang orang yang baik di dunia ini. Dan lagi-lagi, aku mengingat topik pembicaraan ku dengan mas Barga

