Aku kembali ke ruanganku. Pikiranku masih memikirkan keputusanku yang tadi. Semoga saja, dengan pindah rumah bisa menjadi solusi baiknya hubunganku dengan mas Barga. Mungkin awalnya akan sulit, mas Barga juga tidak berjanji sepenuhnya. Keluarganya juga tidak akan menerima syaratku semudah itu. “ Kenapa? Kalian tidak ada masalah kan?” Tanya Delisa. Aku menggeleng dan tersenyum padanya. Dia selalu saja peduli padaku, tidak seperti karyawan yang lain. “ Terima kasih Delisa sudah peduli sama aku” “ Kamu tidak perlu berterima kasih seperti ini. Malah aku yang harus berterima kasih sama kamu. Kamu sering membantuku. Bagiku, aku tidak melakukan apapun tadi. Jadi kamu tidak perlu mengatakan hal itu. Lebih baik sekarang kita bekerja” “ Siap ibu Delisa yang terhormat” Ujarku. Ia tersenyum ge

