Pikiranku sudah tidak karuan. Aku masih mempertanyakan segala macam hal mengapa mas Barga bisa berpikir begitu sempit padaku. Aku masih mempertanyakan pada diriku sendiri, mengapa Aisyah dengan teganya bisa berkhianat padaku sedangkan aku tidak pernah melakukan hal yang salah padanya. . Aku memutuskan untuk jalan kaki untuk pulang ke rumah. Bukan suatu hal yang harus di perdebatkan. Sengaja memilih hal ini supaya aku bisa memikirkan hal yang sekiranya pantas aku pikirkan sepanjang aku berjalan. Aku memang tidak menepati ucapanku pada mas Barga dan Aisyah tadi. Aku mengatakan akan naik taksi saja, akan tetapi pada faktanya, aku memilih untuk jalan kaki. Ponselku beberapa kali bergetar, menandakan ada panggilan yang masuk. Dan pelakunya adalah orang yang sama. Mas Barga. Hal itu membua

