Sakit sekali rasanya. Aku serasa di kekang dengan cara tidak di perbolehkan untuk bertemu dengan orang lain, bahkan itu bertemu dengan sahabatku sendiri. Jika memang aku tidak di izinkan untuk bertemu siapa-siapa sedangkan ia sendiri selalu menjauhiku, lebih baik ia tidak mengkhitbahku dari awal. Setidaknya aku tidak akan merasakan sakit yang sangat amat luar biasa. Hidup memang sangatlah tidak adil, terutama untuk manusia yang terlahir dengan keadaan yang sama sepertiku. Saat mas Barga menyeretku keluar dari Cafe, rasanya aku tidak di hargai, tapi tidak bisa mengelak karena pada hakikatnya aku sendiri tidak di akui olehnya sebagai seorang istri. s***s, memang. Mungkin bagi orang yang tidak mengenal kami, saat adegan menyeret tadi akan menganggap mas Barga sedang cemburu karena menem

