Penasaran dengan buku diary yang dimaksud oleh Fatimah, aku langsung bergegas mencari keberadaan buku tersebut. Entah apa saja isi dari buku itu, yang penting aku harus menemukanya. Berdasarkan dari ucapan Fatimah, di buku itu Ajeng menulis tentang dirinya yang tidak diketahui sama sekali oleh orang lain, tentang hidupnya yang tanpa ayah dan Fatimah juga mengatakan bahwa Ajeng menuliskan tentangku di dalam buku itu. Bagaimana mungkin aku tidak tertarik untuk mencarinya. Aku mencari ke lemari Ajeng. Astaga, aku baru sadar bahwa aku lah yang telah menjaga jarak dengannya. Bahkan lemari pakaian kami terpisah, padahal di lemariku saja masih banyak tempat yang bisa diisi. Sejak awal, aku lah yang salah. Aku sudah seperti maling saja. Mencari keberadaan barang yang mungkin saja terhitun

