2. Irukandji

545 Words
Mereka memanggilnya sebuah cawan kosong. Hanya raga tanpa jiwa. Senjata tanpa roh. Prajurit tanpa tujuan. Terdiam menunggu. Akan datangnya gadis itu. Karena ia tahu bahwa tugasnya lah untuk melindunginya. Menuruti perintahnya. Bahkan mengorbankan dirinya bila perlu. *** Seekor binatang melintas di lantai lembab penjara bawah tanah kota Illia. Berlari terburu-buru seolah sedang dikejar atau mengejar sesuatu. Badannya yang gemuk, hitam, dan basah tampak mengkilap. Tertimpa sinar kuning obor yang masuk dari lubang kecil di pintu sel. Grrbb... Sebuah tangan berbalut perban menyambar binatang berekor panjang itu dengan gerakannya yang cepat. Bahkan sebelum menyadari apa yang terjadi padanya, mahkluk itu menggigit sisi perut binatang yang berbulu itu dengan rakus. Mengoyak dagingnya yang kasar dan kenyal, sebelum kemudian  menelannya tanpa mengunyah. Sekedar untuk mengurangi rasa lapar yang dirasakannya tanpa henti. Irukandji, itulah nama yang diberikan mereka padanya. Sama dengan nama binatang paling berbisa yang ada di bumi. Satu sentuhan darinya akan cukup untuk membakar kulit mahkluk apapun yang memiliki roh. Karenanya mereka memaksanya untuk membalutkan perban ke permukaan kulitnya. Memasang rantai besi untuk membelenggu kaki dan tangannya. Memisahkannya dari pedang Bintang miliknya, sementara membiarkan dirinya membusuk di penjara lembab ini berpuluh-puluh tahun lamanya. Menunggu kedatangan satu-satunya gadis yang bisa mengendalikannya. Mahkluk itu tahu apa yang di rencanakan oleh mereka. Orang-orang yang menangkapnya. Ia adalah sebuah senjata bagi mereka. Seorang monster. Tidak bertuan dan tidak terkendali. Hingga kedatangannya tiba. Gadis yang terlahir dari bintang. Gadis yang akan menjadi takdirnya. Memberinya arah. Tujuan akan keberadaannya di dunia ini. Irukandji menengadah. Telinganya mendengar suara derap langkah orang datang dari atas kepalanya. Pendengarannya yang tajam melebihi manusia membuatnya bisa mendengar menembus beberapa lantai diatas selnya yang tidak berjendela. Di menara teratas, didengarnya suara langkah kaki yang selalu di nantinya setiap pagi. Ringan dan mengalun. Seolah memanggilnya atau ingin berlari kearahnya. Tangannya melemparkan sisa daging mentah ditangannya ke sisi tembok, sementara ia makin menajamnya pendengarannya. Melebihi langkah kakinya, ia sangat ingin mendengarkan suara merdu gadis itu. Yang kadang bersenandung riang, tidak menyadari kehadiran mahkluk yang terantai di bawahnya. Terkadang, ketika malam menjadi terlalu gelap, ia mendengar gadis itu menjerit dan berteriak. Mungkin tergangu oleh mimpi buruk. Mimpi yang sama yang sering menghantuinya dalam tidur kadang bisa dirasakan oleh gadis itu. Jika hal itu terjadi ia akan merasa sangat bersalah. Namun ia tidak bisa mengatur hubungan dalam pikiran mereka. Yang semakin lama terasa semakin kuat. Dua puluh tahun berlalu ketika mereka membawa bayi itu kemari. Menempatkannya di ujung menara teratas. Sementara ia berada jauh di bawah kakinya. Ossena. Kadang terdengar seseorang memanggil namanya ketika mereka mengirimkan makanan atau barang-barang ke kamarnya. Sepertiku, rupanya mereka juga mengurung gadis itu. Irukandji menggeram dalam hati. Tangannya yang masih berlumuran darah terkepal di sisi badannya. Kemudian sekuat tenaga, seperti hari-hari sebelumnya ia menyentak belenggu di tangannya beberapa kali.Berusaha menariknya terlepas. KRANGG!! KRANGGG!!! KRANGG!!! Bunyi rantai besi itu tertarik dari lantai. Tapi seberapa kuat ia menarik dan seberapa sering ia melakukannya, berada terlalu jauh dari senjatanya, dan dari gadis itu, menyebabkan kekuatannya teredam. Walau bisa dirasanya bahwa dalam kurun dua puluh tahun kekuatannya sedikit bertambah, yang mungkin terjadi karena hadirnya Ossena yang semakin menguat setiap harinya. KRANGG!!! KRANGG!! KRANG!!! Ugh, belum cukup kuat untuk hari ini. Ia memutuskan menghentikan usahanya dan menduduk kan tubuhnya diatas lantai. Bersila sambil kembali menajamkan telinganya berusaha mendengar alunan ringan dari jiwanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD