SKYLIGHT #01

937 Words
Di sebuah hotel berbintang sedang diadakan pesta besar-besaran, acara pertunangan dua pewaris perusahaan ternama di Hollywood, mempersatukan kedua anak keluarga Resse dan Cade, yaitu Shelina Resse dan Lucas Cade. Semua awak media meliput acara itu, para pengusaha ternama dan selebriti papan atas pun tidak mau tertinggal, banyak yang datang hanya sebagai formalitas dan demi kebaikan perusahaan masing-masing, mencari keuntungan dan menjilat para pengusaha yang kini sedang naik. Tapi selain itu, mereka juga ingin melihat rupa putri pertama keluarga Resse yang tidak pernah terekspos ke publik, dan berdasarkan rumor yang beredar, Shelina Resse memiliki kecantikan bak dewi yunani. Berbeda dengan Valerie yang sangat sering berada di majalah fashion karena pekerjaannya yang seorang model. "Nona, anda cantik sekali!" ucap salah seorang penata rias yang merias Shelina, wanita itu kini sedang duduk menghadap cermin rias, menunggu rambutnya selesai ditata dan wajahnya di poles. Shelina tersenyum lembut, matanya yang berwarna coklat gelap sama seperti warna rambutnya, bibirnya yang kecil dan berwarna merah alami, alis tebal yang natural dan tertata rapih, hidung mancung yang mungil, bulu mata yang lentik serta dua lesung pipi saat dia tertawa. "Saya yakin, anda adalah wanita tercantik di Eropa! Luar biasa, pasti tunangan anda tidak akan berpaling." seru penata rias lainnya. "terimakasih, tapi kalian terlalu melebih-lebihkan." Shelina berdiri, memperlihatkan gaunnya yang mewah, begitu cantik ditubuhnya, semua penata rias disana percaya itu bukan karena gaunnya yang benar-benar bagus, tapi karena gaun itu dipakai oleh Shelina Resse. Tubuhnya sangat proposional, kulitnya seputih s**u, lembut dan halus, bahkan d**a Shelina cukup besar untuk tubuh rampingnya, dapat menggoda seluruh kaum adam yang menatapnya. Kini rambutnya di sanggul, dia memakai gaun yang tidak berkerah menampakan leher jenjang dan punggungnya yang mulus, sebuket bunga berada di tangannya. Ia melangkahkan kaki hendak keluar dari ruang rias, namun langkahnya terhenti karena seorang pria masuk dengan nafas terengah-engah menghadangnya keluar, "Apa yang kamu lakukan?" tanya Shelina sedikit kesal, saat ini adalah waktu acaranya dimulai, dia bisa terlambat karena pria itu. "Hey, kamu menghalangi jalan nona!" seru seorang perias yang sedang menarik pria itu menjauh dari pintu dan agar Shelina bisa keluar. "Saya mohon nona, jangan keluar dulu!" mohon pria itu, dia merupakan tangan kanan ayahnya, Shelina sudah tahu betul siapa pria itu. Plak! Sebuah tamparan mendarat telak di pipi pria itu, "Beraninya kamu menghalangi ku!" seru Shelina dan memaksa keluar dari pintu. Ia melangkah perlahan, namun langkahnya terhenti kembali saat ia hampir sampai di aula pertunangan, ia mendengar sebuah suara yang membuat hatinya sesak. Dia mengintip di celah pintu yang menghubungkan ruangan rias dengan aula, disana terdapat seorang pria di tengah-tengah aula, menggandeng tangan seorang wanita yang amat ia kenal, Valerie Resse, adiknya. Tangannya mengepal saat mendengar begitu jelas setiap kata yang keluar dari bibir pria yang menggandeng tangan Valerie, yaitu Lucas Cade. "Aku mencintai Valerie, aku ingin membatalkan acara pertunangan ku dengan Shelina Resse! Pertunangan ini tidak bisa dilanjutkan, karena aku dan Valerie saling mencintai!" Buket yang Shelina genggam sedikit rusak akibat tekanan di tangan Shelina, Shelina tersenyum sinis, ini penghinaan untuknya. Bahkan kami belum pernah bertemu, dia sudah membatalkan pertunangan, tidak akan berpaling? Lucu sekali. "Aku kira aku akan di jodohkan dengan Valerie, makanya aku menerima perjodohan itu, tapi ternyata mereka orang yang berbeda." Lucas masih menjelaskan pada awak media dan tamu yang ada disana. Tuan besar Resse dan Cade tidak mampu berkata-kata karena merasa malu, sedangkan Valerie sedang menangis tersedu-sedu di pelukan Lucas. Merasa muak, akhirnya Shelina membuka pintu dengan begitu dramatis, membuat semuanya menoleh, mereka yang melihat Shelina langsung terpana dengan kecantikan wanita itu, semua orang bisa langsung tahu Valerie bukanlah apa-apa dibanding Shelina. Aura wanita dewasa dan innerbeauty yang sangat kuat terpancar dari diri Shelina menambah kencantikan wanita itu, apalagi pembawaannya yang begitu tenang dan berwibawa. Shelina menatap datar dua orang yang sedang berdiri di tengah-tengah aula, sama seperti yang lainnya, disana Lucas masih terpana dengan kecantikan Shelina. Shelina berjalan mendekat kearah dua orang itu dan begitu sampai disana, dia menampar Valerie dan Lucas dengan begitu keras hingga menimbulkan bekas merah kebiruan di pipi mereka. Plak! Plak! "Tidak tahu malu, siapa kalian berani menjatuhkan harga diriku." kata Shelina dengan sarkas. "Kakak, ini salahku kak, maafkan aku!" Valerie meminta maaf sambil menangis di hadapan Shelina, tapi Shelina yang berhati dingin sama sekali tidak peduli dengan itu. "Ratu drama, hentikan tangisanmu!" cetus Shelina membuat Valerie bungkam, para tamu diam merasakan aura mencekam dari Shelina, benar-benar luar biasa, padahal dia wanita, tapi mampu membuat orang disekitarnya hilang kata-kata dan tunduk. "Aku mencintai Valerie, aku ingin membatalkan pertunangan ini!" Lucas menyela ucapan Shelina, Shelina menatap lurus dan dingin kearah Lucas. Dia tersenyum meremehkan, "Aku disini yang membatalkan pertunangan ini, pria hina sepertimu tidak pantas mendapatkan ku! Jangan lupa, pertunangan ini bukan demi keuntungan keluarga ku, melainkan keluarga Cade." Shelina menyilangkan kedua tangannya di pinggang. "Kalian lupa kalian berhutang begitu banyak pada perusahaan Resse? Biarku ingatkan lagi, perusahaan Resse adalah milikku, percuma kau menikah dengan Valerie, karena dia bukan anak kandung ayah!" Shelina tersenyum senang, ia melirik kearah Valerie yang terkejut mendengar ucapam Shelina. "Dasar wanita jahat! Tega sekali kamu pada Valerie!" Isabelle memaki Shelina, dia adalah sahabat masa kecil Valerie. Shelina menanggapinya hanya dengan senyum mengejek, "Kau akan lihat, perusahaanku akan maju tanpa bantuan dari perusahaan Resse." Seru Lucas sambil memeluk tubuh Valerie yang masih bergetar. Sheline tersenyum menantang, "menarik, aku akan menunggu kabar itu!" katanya lalu mengambil tangan Valerie dengan paksa. "Apa yang kau lakukan!" seru Lucas bagai angin lalu di telinga Shelina. Shelina menyerahkan buket bunga yang ia genggam sejak tadi, "Selamat ya adik ku, kamu boleh menggantikan ku melanjutkan pertunangan ini, tidak perlu sungkan, aku yang membayar biaya sewanya, anggap saja hadiah dariku!" Shelina tersenyum manis lalu berjalan perlahan meninggalkan perkarangan hotel ditemani belasan bodyguard yang mengikutinya. Menyisakan Valerie, Lucas dan para tamu yang disana, Shelina yakin, setelah kejadian tadi jangankan untuk melanjutkan acara, menyicipi minumanpun para tamu enggan. Shelina tertawa keras begitu sampai diluar hotel, tawanya sampai terdengar ke aula bagaikan sebuah kutukan. To Be Continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD