Episode 1 - Anugerah Tidak Terduga
Alvarendra Dhana, seorang pria yang memiliki arti nama seorang pria yang beruntung, cerdas dan berhat mulia yang diberkati dengan uang, kekayaan, kemakmuran dan nasib baik. Namun kenyataan hidup yang dialami Dhana tidak seperti yang diimpikan almarhum ibunya. Dia hidup menjadi anak yatim piatu. Dia hidup di sebuah panti asuhan di kota Arari, di sebuah planet bernama Mibu.
Planet Mibu tidak jauh berbeda dengan planet yang kita kenal yakni planet bumi. Namun seperti dari namanya, yang berkebalikan dengan Bumi, Mibu memiliki kebalikan dengan apa yang ada di planet bumi. Di planet Mibu, matahari terbit di sebelah barat dan tenggelam di sebelah timur.
Di planet Mibu, kutub berada di kutub timur dan kutub barat. Tidak ada kutub utara dan kutub selatan di planet Mibu. Apa yang ada di timur planet bumi, letak tempat tersebut berada di barat planet Mibu. Intinya apa yang ada di planet bumi, menjadi berkebalikan dengan yang ada di planet Mibu.
****
“Dhana, bagaimana penghasilan hari ini?”tanya seorang pria tua kepada Dhana. Pria itu adalah Alvaro, pemilik warnet di kota Antara.
“Penghasilan kita lumayan banyak bos. Hari ini banyak anak sekolah bermain game di warnet kita.”ujar Dhana.
“Baguslah. Kalau begitu, aku pergi dulu. Kalau target penghasilan dalam sebulan tercapai, aku akan memberikanmu bonus di akhir bulan.”ujar Alvaro.
“Baik bos. Terima kasih. Aku akan bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut.”ujar Dhana.
“Baiklah. Jaga tempat ini dengan baik.”ujar Alvaro sembari berjalan pergi dari tempat tersebut.
Tidak terasa, Dhana sudah menjaga warnet tersebut selama berjam-jam. Pada saat dia mau menutup warnet itu, tiba-tiba Dhana bertemu dengan Romeo, anak tertua Alvaro.
“Selamat malam tuan Romeo. Apakah tuan mau bermain warnet? Tapi saya mau menutup tempat ini? “ujar Dhana sopan.
“Kau tinggalkan saja kunci tempat ini. Aku nanti yang akan menutupnya.”ujar Romeo.
“Tapi ayah tuan tidak mengizinkanku memberikan kunci tempat ini kepada siapapun termasuk kepada anaknya.”ujar Dhana.
“Apa kau berani menolak perintahku? Kelak aku akan mewarisi tempat ini. Lakukan saja perintahku !!! “ujar Romeo.
“Tapi tuan..”
Bruk!!!
Tiba-tiba Romeo menendang perut Dhana. Dhana pun langsung tergeletak kesakitan. Dia berusaha untuk menahan amarahnya. Dia tidak boleh bertengkar dengan anak atasannya.
“Ya sudahlah. Aku pergi dulu. Lain kali aku akan membawa temanku ke tempat ini. Kau harus mendengar perintahku. Kalau tidak, kau akan menanggung sendiri resikonya.”ujar Romeo berjalan meninggalkan Dhana di tempat tersebut.
“Ah.. aku harus berusaha untuk tidak melaporkan kejadian ini. Aku harus tetap bekerja demi melamar Cindy.”batin Dhana.
Cindy adalah kekasih Dhana. Mereka berencana untuk melangsungkan pertunangan dua hari kemudian. Hari ini Dhana ingin memberi kejutan kepada Cindy. Dhana sudah membeli sebuah kalung emas beberapa hari yang lalu. Dhana berencana untuk memberikan kalung tersebut sebagai hadiah ulang tahun Cindy besok.
Setelah Dhana menutup warnet itu, dia pun berjalan menuju toko emas langganannya. Dia hendak mengambil kalung emas yang telah dibelinya. Setelah Dhana selesai mengambil kalung emas itu, dia pun berjalan menuju kontrakan kekasihnya. Dhana menggunakan sepeda motor tua warisan dari almarhum ayahnya.
Beberapa menit kemudian, Dhana tiba di kontrakan Cindy. Namun dia merasa ada yang tidak beres. Dhana melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan kontrakan Cindy. Dhana pun berjalan perlahan-lahan menuju kontrakan Cindy. Pada saat Dhana hendak mengetuk pintu kontrakan itu, dia mendengar suara desahan dari dalam kontrakan itu. Dhana pun membatalkan niatnya dan berusaha mencari asal suara tersebut.
Dhana menjadi terkejut karena dia mendapati kekasihnya, Cindy, sedang disetubuhi oleh orang lain.
“Bu..bukankah itu adalah Mark Rico? Arkkkhhh aku harus meminta penjelasan dari Cindy. Mengapa dia tega selingkuh dariku?”batin Dhana sembari mendobrak pintu kontrakan tersebut.
Begitu mendengar pintu kontrakannya rusak, Cindy pun segera menghentikan persetubuhannya dengan Mark. Dhana berlari masuk ke dalam kamar Cindy untuk meminta penjelasan dari kekasihnya.
“Dha..Dhana ? Mengapa kau ada disini?”tanya Cindy gugup.
“Cindy.. aku sudah melihat semuanya. Aku minta penjelasanmu. Mengapa kau tega melakukan ini? Padahal kita akan bertunangan lusa?”tanya Dhana sembari menahan amarahnya.
“A.aku..”ujar Cindy gugup.
“Udahlah sayang. Biar aku saja yang menjelaskannya kepada pria itu.”ujar Mark.
“Hei boy, aku dan Cindy saling mencintai. Dia hanya pantas untuk pria kaya seperti diriku. Dia hanya kasihan kepadamu. Dia hanya mengikuti pesan almarhum papanya untuk menikah denganmu karena kedua orang tua kalian telah menjodohkan kalian sejak kecil. Jadi aku memberi kesempatan kepadamu untuk pergi sebelum aku melakukan kekerasan.”ujar Mark.
Dhana merasa dunia ini tidak adil kepada dirinya. Dia sudah dipukuli oleh anak bosnya. Kemudian kekasihnya juga berselingkuh di belakangnya.
“Kalau begitu, aku doakan supaya kau mendapat kebahagiaan dengan pria ini. Aku tinggalkan kalung ini di meja. Selamat ulang tahun.”ujar Dhana meletakkan kalung emas yang dibelinya dan berjalan pergi.
Cindy hendak mengejar Dhana namun tindakannya dihentikan oleh Mark.
“Sudahlah !!! Dia sudah pergi. Ayo kita lanjutkan ‘pertempuran’ kita yang sempat terhenti. Kalau tidak, kesepakatan kita akan batal.”ujar Mark.
Cindy pun hanya pasrah akan nasibnya. Dia menjual keperawanannya kepada Mark Rico karena Cindy membutuhkan uang untuk membayar biaya operasi ibunya.
Cindy telah melakukan kawin kontrak dengan Mark Rico selama setahun. Cindy harus ‘melayani’ Mark Rico selama setahun dan Mark Rico akan membayar semua pengobatan ibunya selama masa kawin kontrak tersebut.
“Maafkan aku Dhana. Aku tahu kamu adalah pria yang baik. Semoga kau menemukan wanita yang tepat di luar sana.”batin Cindy.
Begitu keluar dari kontrakan Cindy, Dhana melepas semua rasa sesak di dadanya. Dia menangisi nasib sial yang dialaminya.
Dhana pun berjalan tanpa arah. Dia ingin menghirup udara segar untuk melepas kepenatan hatinya.
Tidak lama kemudian, beberapa orang pria mendekati Dhana.
“Nak, kalau mau hidup, serahkan semua harta yang kau punya !!! “ujar salah seorang pria menodongkan pisau kepada Dhana.
“A..aku tidka mempunyai apapun tuan. Ampuni aku.”ujar Dhana.
“Ha..ha..ha.. kau sudah mau mati juga masih berani melawan.”ujar pria lainnya meninju wajah Dhana.
Dhana pun digebuki tiga orang perampok itu hingga babak belur. Mereka mengambil uang di saku celana Dhana. Uang tersebut adalah uang yang akan diberikannya kepada Alvaro,atasannya.
“Kau bilang kau tidak punya uang. Tapi apa ini? Kertas? Kau berani menipu kami. Pukul lagi dia sampai lemas !!! “ perintah kepala perampok itu.
Dua orang lainnya pun kembali menghajar Dhana hingga dia tewas.
“Bos… dia sudah mati. Apa yang harus kita lakukan dengannya?”tanya salah seorang perampok itu kepada bosnya.
“Buang mayatnya ke hutan Ronggeng !!! “
“Hutang Ronggeng ? Bukankah itu hutan yang terkenal angker, bos?”
“Kau mau melawanku? Kau mau bernasib seperti pria itu?”ujar kepala perampok itu menatap anak buahnya dengan tegas.
“Ba..baik bos. Kami akan menjalankan perintah bos.”
Kedua perampok itu membawa mayat Dhana menuju hutan Ronggeng. Sesampainya di di hutan itu, mereka melempar mayat Dhana lalu mereka berlari secepatnya menemui bosnya.
“Bos, kami sudah melakukan perintah.”
“Baiklah. Kalau begitu, ini bagian kalian.”ujar bosnya sembari memberi beberapa lembar uang kepada kedua anak buahnya.
“Terima kasih bos.”