“Pangeran Dhana datang di saat yang tepat hari ini. Kemarin anak buah saya telah selesai menempah senjata dan baju zirah yang pangeran Dhana inginkan.”
“Wow, aku sudah tidak sabar untuk melihat hasil buatan tuan Jarvis.” ujar Dhana senang.
Selesai mereka menyantap makan malam itu, ayah Meimei mengajak mereka ke bengkel pribadi miliknya. Dhana melihat sebuah pedang hitam yang bagus sekali. Pedang itu bermata dua dan terdapat ukiran seperti naga di pedang tersebut.
“Wah, saya senang dengan pedang buatan paman. Saya tidak menyangka paman dapat membuat pedang sebaik ini. Pedang ini juga tidak terlalu Panjang. Saya merasa Riska pasti akan lebih mudah untuk menggunakan pedang ini.” ujar Dhana mengamati dengan kagum pedang dengan ukiran naga itu. Setelah itu tuan Jarvis menyerahkan pedang bua
