Episode 3 - Zeus

1118 Words
“Misi? Misi apa yang harus aku selesaikan?”tanya Dhana. “Untuk hidup kembali, kau harus menghabiskan kekayaan sebesar satu miliar rupiah.” “Satu miliar? Jangankan satu miliar, satu rupiah saja aku tidak punya. Bagaimana aku dapat hidup kembali kalau aku makan saja masih terancam.”ujar Dhana pasrah. “Kamu tidak perlu khawatir. Kau lihat dasbord di depanmu?” Tiba-tiba sebuah dasbord muncul di depan Dhana. “Apa ini? Mengapa aku dapat melihat dasbord ini? Aku seperti sedang di dalam dunia virtual.”ujar Dhana. “Ha..ha..ha.. anak muda. Aku tidak salah memilih. Kau itu sungguh polos. Sejak hari ini, kau akan melihat misi di dalam dasbord seperti itu. Kau hanya cukup mengatakan dalam hatimu “dasbord keluar atau dasbord hilang.” Jadi kau dapat melihat jumlah kekayaanmu, dan keterangan lainnya di dalam dasbord itu.” “Wow, kau serius? Mengapa aku mendapat keberuntungan seperti ini?” tanya Dhana penasaran. “Kau adalah pria yang terpilih secara acak. Jadi apakah kau sudah melihat misi di dasbord itu?” Dhana pun melihat misi di dasbord yang berada di depannya. Total kekayaan : Rp 1.000.000.000.000 (satu triliun) “Habiskan uang sebesar Rp 1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) dalam waktu sepuluh hari. Hadiah yang diperoleh di awal : bangkit dari kematian. Hadiah ini hanya berlaku tiga kali untuk selamanya. Jadi Anda harap menggunakan kehidupan Anda dengan bijak. Jika Anda tidak menyelesaikan misi sesuai waktu yang ditentukan, Anda akan mendapatkan hukuman. Apakah Anda bersedia menerima misi ini?” Tiba-tiba di depan Dhana muncul dua buah kata : “Accept” atau “Reject” Dhana pun menekan “Accept” untuk mengambil misi tersebut. “Selamat. Anda telah mengambil misi pertama. Gunakan hidup Anda dengan bijak.” Tidak lama kemudian, dasbord misi itu pun menghilang. “Bagaimana tuan? Apakah ada yang mau Anda tanyakan?” “Bagaimana aku dapat memanggilmu?” “Anda hanya perlu berkata dalam hati : “Zeus, keluar atau Zeus, menghilang.”. Jadi tidak ada seorang pun yang curiga kepada Anda.”ujar Zeus kepada Dhana. “Baiklah Zeus. Aku akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi orang yang berguna. Terima kasih telah memilihku menjadi tuan kalian.” “Kami juga senang melayani tuan. Selamat menjalani misi tuan.”ujar Zeus menghilang. Dalam sekejap, Dhana merasa udara dingin menusuk ke dalam tulang-tulangnya. Dia pun bangkit. Dia melihat beberapa mayat di sekitarnya. “Ternyata aku memang telah meninggal. Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk menjadi orang yang berguna.”batin Dhana sembari berjalan keluar dari ruang mayat itu. Dhana terekam di dalam kemera pengawas. Pihak keamanan segera berlari mendekati Dhana. “Siapa kau? Mengapa kau keluar dari kamar mayat? Apakah kau mengidap n*********a?”tanya penjaga keamanan itu kepada Dhana.   Dhana hendak menjelaskan bahwa dia baru saja bangkit dari kematian. Namun dia membatalkan niatnya itu. “Maaf tuan. Saya tersesat. Saya hendak mencari ruangan ICU. Saya mendengar salah seorang keluarga saya mengalami kecelakaan dan berada di ruangan ICU.”ujar Dhana berbohong. “Owh ternyata begitu. Baiklah kalau begitu, Anda berjalan saja ke gedung seberang. Anda dapat bertanya kepada pihak keamanan disana.”ujar penjaga keamanan itu. “Baiklah tuan. Kalau boleh tahu, siapa nama Anda?” “Boyro.”ujar penjaga keamanan itu. “Terima kasih tuan Boyro atas penjelasannya. Kalau begitu, aku pergi dulu.” “Silahkan tuan.” Dhana berjalan meninggalkan penjaga keamanan itu. Dia pun mengeluarkan atm yang berada di dalam sakunya dan memakai sebuah cincin emas yang telah berada di sakunya. Begitu Dhana memakai cincin emas itu, tiba-tiba cincin emas itu pun menghilang dan menyatu dengan jari manis di tangan kiri Dhana. Cling !!! “Selamat datang tuan Dhana. Anda dapat mencairkan uang Anda di Bank Antara. Ingat bahwa Anda memiliki waktu seminggu untuk menyelesaikan misi Anda.Semoga berhasil.”ujar Zeus kemudian menghilang. “Sistem ini seenaknya saja datang dan pergi. Aku akan membuktikan sendiri apakah sistem Zeus itu berkata benar atau tidak.”ujar Dhana sembari berjalan menuju bank Antara. Tidak lama kemudian, Dhana berjalan menuju bank Antara. Penjaga keamanan itu menghentikan Dhana karena Dhana masih menggunakan pakaian yang lusuh. Dhana tidak memiliki pakaian lain selain pakaian yang terakhir kali digunakannya. “Maaf tuan. Kami tidak menerima pengemis.”ujar penjaga keamanan itu. “Maaf? Apakah aku tidak boleh mengambil uangku?”tanya Dhana. “Ha..ha..ha.. Kalau Anda memang mempunyai uang di bank ini, aku akan menjilat kaki Anda. Tetapi kalau Anda berbohong, Anda harus menjadi budakku selama sebulan. Bagaimana?” tantang penjaga keamanan itu. Tiba-tiba salah seorang wanita bernama Rosa Amalia mendekati Dhana dan penjaga keamanan itu. “Apa yang sedang terjadi disini, Roy?”tanya Rosa kepada penjaga keamanan itu. “Pria itu mau masuk ke dalam bank kita nona. Tapi aku melarangnya. Aku takut dia mengganggu pelanggan yang lain.”ujar Roy. “Jangan seperti itu. Bagaimana pun dia adalah nasabah kita. Apakah kau sudah meminta dia menunjukkan kartu banknya?”tanya Rosa kepada Roy. Penjaga keamanan itu pun menjadi serba salah. Rosa pun segera berpaling kepada Dhana. Dia bertanya dengan lembut kepadanya. “Maafkan rekan saya tuan. Bolehkah saya melihat kartu bank yang tuan miliki dan juga kartu identitas tuan?”tanya Rosa. Dhana sebenarnya tidak tahu kartu bank itu seperti apa. Namun dia hanya memiliki sebuah kartu berwarna hitam dengan tulisan bank Antara. Dia pun memberikan kartu itu dan kartu identitasnya kepada Rosa. Rosa sangat terkejut melihat Dhana memiliki kartu itu. Dia mencoba membandingkan kebenaran kartu itu dengan kartu identitas Dhana. Di kartu hitam itu, tertulis nama dari pemiliknya yakni Alvarendra Dhana. “Bagaimana mungkin dia memiliki kartu VVVVIP bank kami. Kami telah menyinggung salah seorang pengusa dunia ini. Aku harus segera meminta maaf kepadanya.”batin Rosa. “Tuan, saya minta maaf atas perbuatan dan perkataan rekan saya. Apa yang harus saya lakukan untuk menyenangkan hati tuan?”tanya Rosa. “Pecat orang itu. Dia telah menghina saya.”ujar Dhana. “Baik tuan.” Ujar Rosa berjalan mendekati penjaga keamanan itu. “Kau dipecat sekarang juga. Kau dapat mengambil kompensasi gajimu ke bagian keuangan. Jangan sampai aku melihatmu di wilayah ini.”ujar Rosa dengan tatapan tajam. Roy pun terdiam. Dia tidak berani melawan ataupun membalas perkataan Rosa. Rosa adalah istri dari gubernur kota Antara sehingga tidak ada seorang pun yang berani melawannya. “Ba..baik nona.” Rosa berjalan mendekat Dhana dan mengajaknya singgah ke sebuah toko pakaian yang berada dua ratus meter dari bank tersebut. “Apakah tuan berkenan jika saya mengajak tuan ke salah satu toko langganan saya? Saya hendak memberi tuan kompensasi atas kejadian barusan.”ujar Rosa menawarkan diri kepada Dhana. “Baiklah.” Beberapa saat kemudian, Dhana mencoba semua pakaian termahal yang ada di toko tersebut. Setelah itu, Rosa pun mengantar Dhana menuju ruang pribadi Rosa di bank Antara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD