Chrissy memukul setir mobilnya, kemudian berteriak sambil wajahnya menelungkup memeluk setir mobil. “Inilah kenapa, aku tidak pernah yakin ingin ikut denganmu kalau harus bepergian jauh hanya berdua, tanpa pengawasan apa pun.” Hazel meniupkan udara ke keningnya. “Tapi kau sudah janji akan mengantarku.” “I am!” Chrissy mengangkat kepalanya, lalu menoyor kepala Hazel. “Sebenarnya, semua akan baik-baik saja kalau bukan karena kau tidak mengisi penuh baterai ponselmu—dan sekarang kita terjebak entah di mana.” Chrissy memandangi sekeliling jalan yang nyaris seperti padang pasir dan tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. “Apa kau yakin kau menunjukkan arah yang tepat sesuai peta? Seharusnya aku menyuruhmu menyalakan petunjuk suaranya, jadi aku bisa mend

