Olivia terbangun keesokan harinya dengan rasa nyeri yang masih sedikit terasa di beberapa bagian tubuhnya. Alarm di ponselnya telah berdering untuk kesekian kalinya. Dengan setengah mengantuk, Olivia meraba, mengapainya untuk mematikannya, mencoba untuk mengingat hari apa saat ini. Ruangan kembali hening, Olivia menggeser posisi tidurnya, menatap langit-langit kamar, memandang dengan pikiran kosong untuk beberapa menit, merasakan tarikan napas yang terasa sulit sampai pesan masuk kedalam ponselnya. Nama Gaby muncul mengawali paginya. Jadwal presentasimu akan dilakukan jam 10.am. Aku harap kau tidak lupa, Liv. Olivia seakan baru tersadar sepenuhnya, ia menelan ludah lalu menghela napas sekali lagi dengan begitu dalam. Olivia berusaha untuk duduk, dan selimut yang menutupi tubuhnya m

