Rasanya begitu menghentak dan membuat Olivia termangu sambil berjongkok di lorong rumah sakit. Kerumunan orang-orang yang menyaksikan keramaian di jalan yang ia lalui beberapa jam lalu masih berkelebat di ingatan, bergantian dengan wajah Matt yang masih Olivia ingat. Bayang-bayang masa lalu, perkenalan keduanya semasa sekolah seakan bak film yang diputar ulang dalam kenangan Olivia. Matt pria baik. Olivia pernah begitu mencintai Matt, menyerahkan kehidupannya pada Matt, meski berbalas dengan pengkhianatan. Semuanya terasa baru kemarin. “Olivia.” Suara Sam yang memanggil, terdengar bingung dan tak yakin jika yang dilihatnya adalah sosok Olivia. “Sam,” desis Olivia sambil beranjak untuk bangun sambil menghapus air mata di wajahnya. “Kau menangis?” Olivia tersenyum getir. Menatap Sam

