Bab 89 Takdir yang Tak Bisa Dihindari

2946 Words
Di rumah Casilda, beberapa jam kemudian. Ratu Casilda Wijaya merasa ingin sekali membanting barang-barang yang ada di sekitarnya. Tapi, tidak tega melihat wajah senang ibunya ketika bertemu dengan sang ayah. Hal pahit yang tidak diketahuinya selama ini, ternyata ayahnya kadang diam-diam datang mengunjungi rumah mereka tanpa sepengetahuannya. Ibunya bahkan bekerja sama, dan malah menyembunyikannya dengan sangat baik meski dengan kemampuan mental yang sudah tidak begitu bagus. Casilda seperti merasa dibodohi seumur hidup! Dia sangat marah! Apakah ayahnya tidak tahu bahaya apa yang dibawanya dengan bersikap seperti itu? Namun, mau marah bagaimanapun saat ini, dia tidak punya pilihan selain hanya bisa menghela napas berat. Orang-orang berjas hitam yang bersama ayahnya, juga ikut dengan mereka. Hanya saja mereka menunggu dengan setia di teras rumah. Casilda sudah menebaknya, mereka bukanlah teman-teman ayahnya, melainkan para penjaga yang khusus untuk mengawasi pergerakan mereka. Berharap apa dirinya ini? Ayahnya itu adalah calon buronan dengan hutang selangit! “Jadi begitu?” ucap ibu Casilda prihatin. “Benar. Itulah yang terjadi, sayang. Aku berusaha mendapatkan uang untuk kalian, tapi ternyata di sana banyak sekali kesulitan. Maaf tidak bisa memberimu uang kali ini.” Suara ayah Casilda terdengar sedih, menundukkan kepala dengan perasaan bersalah. Ketiga orang ini duduk di ruang tamu dalam, hanya berbicara bertiga dengan beberapa mata mengawasi dari luar. “Lalu, bagaimana dengan hutang-hutangmu itu?” tanya sang istri linglung. “Aku... benar-benar minta maaf... maaf sudah mengecewakan kalian lagi.” ‘Suamiku! Jangan berkata begitu! Bagaimanapun, kamu hanya berusaha menolong kita, kan?” Casilda memutar bola mata malas melihat sikap manja dan super baik ibunya. Walaupun mereka sudah menderita bertahun-tahun karena ulah ayahnya yang ditipu orang hingga jatuh bangkrut, tetap saja ibunya masih begitu baik hati. Bahkan sampai ketika mengalami gangguan mental seperti sekarang ini, kebaikan hatinya bukannya berkurang, malah semakin bertambah saja. Bikin hati Casilda tidak tega mengatakan hal yang terjadi kepada adiknya di tengah-tengah kekacauan ini. Kedua orang tua Casilda berbicara cukup lama melampiaskan rindu masing-masing sembari membahas apa yang sebenarnya terjadi. Yang membuat hati Casilda tenggelam sedih, setelah dirinya diberi rincian hutang ayahnya dari salah satu pria berjas hitam di luar, hutang ayahnya hampir mendekati 5 milyar. 5 milyar.... Itu baru hutang pokoknya saja, sudah pasti tidak termasuk bunga berjalan. Kenapa, sih, ayahnya sampai harus mencuri sertifikat rumah orang untuk pinjam uang segala? Semuanya jadi ribet, kan? Kenapa dia tidak masuk penjara sekalian? Tidak! Tidak! Kalau masuk penjara, kemungkinan dianiaya sampai mati sangatlah besar peluangnya! Dasar ayahnya pembuat onar! Kepala Casilda sangat pusing. Berdenyut-denyut sudah mau meledak. Mau kaget dengan kelakuan ayahnya, tapi juga tidak begitu kaget. Helaan napasnya berat hingga membuat kedua orang tuanya berhenti berbicara, menoleh ke arahnya. “Kamu baik-baik saja, nak?” tanya ibunya dengan wajah bodoh khas dan polos miliknya. Casilda tersenyum, “aku baik-baik saja, bu.” Dengan kening mengeryit sedih, wajah ibunya memelas, “tolong jangan marah, ya, kepada ayahmu. Dia hanya berusaha menolong kita. Ibu tahu caranya salah, tapi apa boleh buat, kan?” Casilda tersenyum seperti orang sakit gigi. Ayahnya belum cerita, loh, berapa jumlah hutang yang harus dibayar kepada pemilik casino itu! Kalau ibunya tahu, apa masih bisa setenang ini? Dia ingin sekali memberi pelajaran kepada ayahnya, tapi dengan sikap hampir menusuk perut sendiri saat di kedai, membuatnya jengkel bukan main! Rasanya dia ingin menyerah saja. Belum lagi dengan masalah yang harus diatasinya dengan Arkan si Aktor sombong itu! Pikiran untuk jual diri di dalam otak Casilda jadi semakin kuat, sudah mirip sebuah magnet yang dialiri listrik tegangan tinggi. Tidak bisa berpikir jernih lagi. Yang membuatnya jadi galau juga adalah adanya kesepakatan di antara mereka dalam 7 hari untuk melunasi semua hutang-hutangnya agar bisa terbebas dari sang aktor. Bagaimana dia bisa mendapatkan uang 1,5 milyar itu? Ditambah dengan hutang hampir 5 milyar milik ayahnya? Apakah jual diri akan sanggup melunasi semuanya? Haruskah jadi pembunuh bayaran saja sekalian? Ketika Casilda memijat-mijat keningnya karena sudah merasa kepalanya ingin meledak, suara ibunya membuat Casilda kembali ke dunia nyata. “Nak.” “Ya, bu?” “Bisa tinggalkan kami berdua dulu? Ibu mau bicara hal penting dengan ayahmu.” Casilda terdiam, melirik ke arah ayahnya yang tampak memucat gelisah menahan rahasia di wajahnya. “Ayah ingin bicara apa dengan ibu?” selidiknya dengan nada dingin. “Casilda! Jangan begitu dingin kepada ayahmu!” tegur ibunya lembut dengan sikap prihatin. Casilda ingin membantah, tapi karena terlalu lelah dengan semua badai masalah hidup yang menimpanya dalam sebulan ini hingga jiwanya terasa kering, maka dia pun mengalah begitu saja. Kepala dianggukkan, dan berlalu dari sana setelah menatap marah kepada sang ayah. *** Beberapa pasang mata dari pria berjas hitam yang dilewatinya, melihat Casilda dengan penuh minat, membuat wanita berkacamata tebal dan berpipi bakpao ini merasa sangat risih. Tatapan mereka itu mengingatkannya saat dirinya masih cantik dengan tubuh aduhai. Tidak seperti sekarang yang jika dirawat setahun lagi, mungkin akan jadi bola mendadak. Pandangan yang sudah lama tidak diterimanya itu membuat Casilda jadi sedikit merasa aneh. Apakah ada yang salah dengan penampilannya? Casilda menundukkan kepalanya, menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Segera berjalan cepat-cepat menjauh dari semua hal menyesakkan dadanya. “Ya, Tuhan... aku harus bagaimana? Kenapa masalah jadi tambah banyak saja akhir-akhir ini?” gumam Casilda pelan, duduk lesu di sebuah tempat nongkrong di depan pagar rumahnya yang kadang dipakai orang-orang di sekitar sana untuk ronda malam. Ponsel segera dikeluarkan dari saku celana, menggulir daftar kontak dan mulai menatap nama klub malam yang Arkan tawarkan dulu untuk jual diri. Dia sudah mencari tahu seperti apa klub malam itu dari internet. Rupanya, itu adalah klub malam paling elit dan mahal di ibukota. Tidak sembarangan orang bisa masuk ke sana. Semuanya haruslah berdompet tebal dengan kode pakaian yang khusus baru bisa diizinkan masuk. Tapi, tidak disebutkan ada layanan rahasia di dalamnya. Ya, tentu saja tidak disebutkan, bukan? Bisa-bisa, tempatnya akan tutup! Casilda penasaran dengan program khusus yang pernah didengarnya. Apakah dia sungguh bisa masuk ke klub itu dan menghasilkan uang dalam jumlah banyak? Seperti kata ayahnya, orang-orang biasa seperti mereka yang sangat miskin, mustahil bisa mendapatkan uang banyak dengan cara biasa. Sementara itu, di ruang tamu, ketegangan semakin menjadi-jadi. “Ka-kamu serius, suamiku?” tanya ibu Casilda dengan nada gagap, tidak percaya dengan apa yang diucapkannya. Serba salah harus memberikan reaksi apa. Sang suami mengangguk cepat, wajah dikeraskan. Sorot matanya tegas dan kuat. “Dengan begitu, kita sekeluarga pasti bisa keluar dari kemiskinan ini, sayang.” “Ta-tapi, itu artinya kita menjual putri kita satu-satunya kepada orang asing!” Ada ekspresi linglung di wajah wanita dengan mental terganggu itu, tapi dia tahu kalau apa yang mereka bicarakan adalah hal yang sangat serius dan penting. Ayah Casilda segera meraih kedua tangan istrinya, menggenggamnya dengan erat, berkata dengan cepat-cepat penuh keyakinan. “Tidak masalah! Tidak masalah! Jika Casilda diambil oleh orang itu, kita tidak perlu ambil pusing lagi dengan masa depannya, kan? Hidupnya akan terjamin, kita pun sudah pasti bisa hidup normal kembali seperti dulu! Kita bisa bersama-sama lagi, sayang! Tidak perlu memikirkan harus makan apa besoknya! Danish juga akan lebih sehat nantinya!” “Ta-tapi, sayang... Casilda pasti tidak akan setuju dengan ide gila itu meski dia sekarang sudah tidak secantik dulu. Dia itu masih perawan, masih sangat polos dan lugu. Kalau harus melayani pria seperti itu....” Kata-kata ibu Casilda bagaikan tersumbat batu. “Apa lagi yang kamu pikirkan, sayang? Kamu sendiri bilang kalau Casilda tidak secantik dulu, kan? Jika dia ikut dengan pria itu, maka dia bisa jadi angsa cantik sekali lagi! Semua orang pasti akan tergila-gila sampai bertekuk lutut di hadapannya! Bayangkan semua tatapan pria yang akan meneteskan liur melihat putri kita yang sangat super cantik itu! Dia adalah berlian langka! Sudah saatnya dia bersinar kembali!” Dengan suara gemetar, ingin menangis, sang istri memajukan tubuhnya dan berkata pelan berbisik, “suamiku, anak kita bukan perempuan murahan... kenapa kamu begitu tega menjualnya seperti ini...” Sang suami mengeraskan rahang, otot-otot wajahnya menegang, “dia adalah putri kita satu-satunya. Sejak dilahirkan sudah dimanja dengan segala kemewahan hidup. Kalau dia tidak salah bergaul dan jatuh cinta kepada orang yang salah, kita tidak akan berada di posisi ini sekarang, bukan? Anggap saja Casilda tengah membayar hutang budi dan kesalahannya selama ini.” “Suamiku! Casilda tidak salah apa pun! Tidak tahu apa pun! Kenapa kamu tega berkata demikian! Dia hanyalah gadis polos saat itu! Tidak tahu betapa kejamnya dunia ini!” “Ya, benar. Tapi, sikapnya yang arogan dan sombong itu tidak bisa dipungkiri membuat kita semua jatuh ke jurang, kan?” “Kebangkutan perusahaan bukanlah salah Casilda! Ayah pria itulah yang rakus dan tamak sejak awal! Jika Casilda sampai tahu hal ini, dia pasti akan sangat terpukul! Apa kamu ingin melihat dia jadi gila dan stres?” Sang suami akhirnya terdiam, tapi kemarahan samar-samar terlihat di kedua bola matanya. Kedua tangan mengepal kuat hingga buku-bukunya memutih. Dia tidak akan pernah memaafkan pria yang sudah menipu putrinya menggunakan cinta penuh kepalsuan demi mendapatkan perusahaan mereka dengan cara yang sangat licik! Di saat kedua orang tua Casilda berbicara super serius di ruang tamu hingga sang ibu tampak syok dan terpukul, Casilda malah tampak melamun dengan wajah bodohnya menatap langit yang sudah mulai berubah warna. Wanita berkepang satu ini kemudian menurunkan pandangan, menatap sekali lagi nama kontak klub malam pemberian Arkan. Beberapa menit yang lalu, dia baru saja mengirim pesan pendek ke nomor pribadi yang tertera di kartu tersebut. Akan seperti apa hidupnya kelak jika jadi perempuan yang melayani banyak pria tidak bermoral? *** Suara benda jatuh dan pecah terdengar keras di sebuah ruang tamu megah. Barang-barang di mansion Arkan kembali berhamburan dibanting ke lantai. “Bukankah aku sudah bilang agar jangan sampai dia keluar dari tempat ini? Apa saja kerja kalian semua, hah?” bentak Arkan murka, keningnya bertaut tajam menatap deretan para pengurus rumah yang menunduk takut-takut di depannya. “Ma-maaf, tuan Arkan... katanya dia boleh keluar atas perintah dari Anda... ja-jadi... saya biarkan saja dia lewat begitu saja...” balas seorang satpam dengan perasaan sudah mau mati saja. Punggungnya dingin baikan diserang badai es melihat kemarahan tuan muda mereka sekali lagi. “Apa kamu bodoh? Seharusnya tunggu sampai aku memberimu konfirmasi!” Kali ini, aktor berbakat itu benar-benar sangat marah seolah ingin mencincang mereka jadi jutaan potong! Mereka semua sangat ketakutan! Wanita gendut itu sebenarnya punya hubungan apa dengan tuan muda mereka, sih? Bagaimana bisa sampai membuatnya gila seperti ini? Pelayan yang dulu berpikir kalau Casilda dan Arkan tidak mungkin punya hubungan spesial, kini mulai ragu-ragu di hatinya. Dialah yang paling gemetar di antara semua orang yang ada di ruangan ini! Bagaimana bisa tuan muda mereka punya selera unik begitu? Itu artinya, dia adalah playboy yang sangat aneh! Sudah punya tunangan secantik Lisa, malah pilih sampah seperti Casilda?! “PERGI! JANGAN KEMBALI SAMPAI WANITA ITU DITEMUKAN!” raung Arkan jengkel, nadi di pelipisnya berdenyut-denyut kesal. Para pengurus rumah panik ketika ditunjukkan pintu keluar. Saking panik dan takutnya, mereka sampai ada yang salah arah hingga bertubrukan dahi satu sama lain. Melihat itu, membuat darah Arkan mendidih. Dia pun mengumpat keras hingga semua orang di sana berjengit kaget menutup kuping masing-masing, bergegas keluar seperti menghindari anjing gila. “SIALAN!” raungnya ketika ruangan sudah sepi. Di sekitarnya, kekacauan mulai terlihat menakutkan dan mengerikan di mata siapa pun. Dengan cepat, aktor tampan ini menghubungi seseorang. “Tuan Arkan. Selamat sore. Apa ada yang—“ “Dia hilang lagi,” balasnya dengan geraman tertahan, mata berkobar dengan kekesalan ingin mencekik leher Casilda. “Ya?” Lawan bicaranya di seberang sana terbengong bodoh. “TEMUKAN SI GENDUT ITU DALAM WAKTU 1 JAM!” bentak sang aktor murka. ................ . . . Catatan sebelumnya saya pindahin ke bab ini karena babnya bergeser terus gara-gara sudah diset timer otomatis. Yang sudah baca bisa diskip aja, ya, Kak!^^ . . INFO UNTUK PEMBACA . . . *. CATATAN DI BAWAH INI WAJIB DIBACA OLEH SEMUA PEMBACA. MAAF TERLALU PANJANG. * Mohon dibaca baik-baik, ya, Kakak, biar nggak ada yang terlewat.^^ . . . Halo! NatsuHika di sini!^^ Terima kasih kepada semua pembaca yang sudah memberikan komentar selama ini. Saya sangat menghargainya.^^ Maaf saya biasanya hanya baca saja, karena tidak tahu harus balas apa. Hehe. Sebagian lagi ada yang tidak saya balas, soalnya berteman di Face..book, kan? Jadi, bisa tanya-tanya langsung aja di sana kalau emang butuh jawaban.^^ Saya memberikan info ini sebagai respon sebuah komentar dari pembaca, dan saya pikir perlu diberitahukan untuk semuanya. Komentarnya bagus, tapi mohon jika ada catatan author pada bab tertentu, mohon dibaca juga, ya, Kak. Usahakan jangan diskip. Hehe. Budayakan membaca sampai tuntas. Yang ingin saya beritahukan bahwa kisah Casilda dan Arkan tidak bisa pendek. Itu konfliknya banyak dan nggak bisa selesai begitu saja. Soalnya yang rebutin Casilda itu nanti ada banyak, dan Arkan sangat posesif dan cemburuan. Belum lagi musuh Arkan dan Casilda muncul silih berganti untuk merusak hubungan mereka berdua. Di applikasi berbayar KK alias KARYA.KARSA (buka tanda titiknya kalau mau cari aplikasinya), sudah ada 145 bab dan masih tetap berlanjut. Rencananya akan saya buat sekitar 450-500 bab. Maka dari itu, sejak awal saya beritahukan kalau tidak sanggup ikuti cerita ini, silakan dihapus dari pustaka, ya, guys. Apalagi, nanti kekejaman Arkan akan semakin menjadi-jadi saat tahu Casilda mau direbut oleh banyak pria setelah mereka menikah secara rahasia. Yang sudah baca di aplikasi KK pasti tahu seperti apa nasib Casilda bersama Arkan. Kalau yang tidak kuat dengan cerita kejam seperti ini, saya mohon dengan sangat untuk segera stop membacanya. Tidak semua orang memang tahan dengan bacaan seperti ini. “Thor, babnya jangan kebanyakan, dong! Jangan ratusan bab! Nanti bosen bacanya!” Kalau ada yang mikir begitu, maaf, ya, Kakak, tidak bisa. :) Saya adalah author yang suka nulis ratusan bab (baru tahun ini mau belajar nulis pendek-pendek, tapi sayang belum ada waktu). Semua plot sudah ada dan ditentukan sedemikian rupa hingga tamat. Untuk masalah bosan atau tidaknya membaca ratusan bab, semua itu kembali lagi kepada selera pembaca masing-masing. Saya tidak bisa paksakan.^^ Contohnya adalah novel saya di sini yang berjudul NIKAH KONTRAK DENGAN CINTA PERTAMA (disingkat NKCP), yang sudah ada lebih dari 820 bab dan masih berlanjut hari ini. Pembaca NKCP masih banyak, dan malah terus bertambah setiap hari. Ada yang ngeluh? Ada, tapi itu dulu, saat ini mungkin pembacanya lebih fokus dengan ceritanya sampai jarang ada yang komen lagi. Mungkin juga karena saking suka dan seriusnya menikmati jalan ceritanya yang sudah merasa cocok. Bahkan ada novel terjemahan di sini yang sepertinya babnya akan lebih banyak lagi dibandingkan NKCP, dan pembacanya malah lebih gila-gilaan di sana, serta selalu trending di beranda sebagai bacaan paling laris. Sebuah cerita ibarat jodoh kepada seorang pembaca. Jadi, tidak semua memang bisa berjodoh, ya, Kakak. ^^ Sebagai info tambahan, cerita Casilda pernah dikunci di lapak sebelah. Tapi, saya udah tarik naskah di sana dengan alasan tertentu. Sekarang, saya niatnya digratisin dulu sebentar, meski sebenarnya bisa langsung kontrak di tempat lain. Namun, saya mau berbagi juga dengan yang lain buat yang tidak sanggup berbayar. (Kalau mau berbayar dan cerita Casilda tidak hilang di pustaka, bisa ke Karya.karsa, ya, Kak!) Aturan sekarang semakin ketat di sini untuk dikontrakkan, dan besar kemungkinan, setelah Casilda tamat, saya akan hapus dan pindah ke lapak lain untuk dikunci. Maka dari itu, bagi yang tahan dan kuat hatinya, silakan baca dan ikuti kisah Casilda sampai tamat dan gratis di lapak ini. Karena tahun 2024 mungkin di sini sudah tidak ada, ya, Kak. Saya masih berjuang untuk bisa kontrakkan Casilda di sini sambil tetap update, tapi masih sebatas wacana. Tidak tahu nanti hasilnya seperti apa. Saya juga tidak bisa update langsung banyak, karena memprioritaskan novel yang dikontrak, plus sibuk dunia nyata. Maka dari itu, terima kasih jika masih tetap mau bersabar dengan slow update dari saya. Khususnya jika ada pembaca DIKEJAR-KEJAR OLEH 5 MANTAN SUAMI di sini. Oh, ya. Kisah Ruby juga kejam. Lebih kejam daripada Casilda. Hehe. Yang tidak kuat, mohon jangan ke sana. Bisa banting ponsel nantinya saking nyesek bacanya. Kalau mau cari yang manis-manis, super duper bucin, dan m***m-m***m halus, bisa ke NKCP aja atau DIBERI SUAMI MILYADER (disingkat DSM, dan terkunci) Di cerita NKCP, ada Lee Jun Min yang bikin meleleh saking cintanya dengan sang istri dan memanjakannya melebihi seorang ratu. Meski di sana ada Zaflan yang sangat kejam kepada Jena ( yang sebenarnya dulunya mereka saling mencintai semasa kecil, tapi keduanya lupa ingatan karena tragedi masa lalu). Di cerita DSM, ada Damian Abizard Sky, pria temperamental dan kejam seperti Arkan, tapi dia itu juga tsundere parah, dan masih lebih baik dari Arkan. Sifat Damian nanti berubah saat ingin mengejar kembali cinta sang mantan istri ketika bertemu kembali di tempat kerja. Intinya, novel-novel saya saat ini, baik yang sudah terkunci atau pun belum, pasti akan ratusan bab. Sulit untuk mengubah style dan passion menulis seseorang. Saya masih belajar buat nulis pendek-pendek soalnya.^^ Lagi pula, novel ratusan bab itu sebenarnya adalah beberapa sekuel cerita yang dijadikan satu. Alias beberapa buku digabung di tempat yang sama agar memudahkan para pembacanya. Yang ingin komen kasar dan marah-marah kepada tokoh yang menyebalkan di cerita saya, saya persilakan. Tapi, jangan ke author, ya, Kakak, itu salah sasaran namanya. ^^ Setiap tokoh cerita punya nasib dan takdirnya masing-masing, dan kadang itu di luar kehendak seorang penulis. Ini baru bisa dipahami kalau ada yang jadi penulis. Sulit menjelaskannya dengan kata-kata. Kadang kala, ada tokoh cerita yang malah mengendalikan penulis, bukan penulis yang mengendalikan ceritanya.^^ Harap kuatkan jantung untuk bab-bab selanjutnya MMS, karena Arkan itu sangat posesif dan cemburuan, tapi dia itu sebenarnya manis dan bucin banget kalau udah insyaf. Mirip-mirip Lee Jun Min dan Zaflan di NKCP kalau lagi bucin parah.^^ Terima kasih sudah membaca catatan ini, karena saya rasa penting untuk diberikan agar kita semua bisa sama-sama nyaman dan satu frekuensi. Sekian dan terima kasih sekali lagi. Love, love dari saya~ ♡♡♡ PS. Silakan ulangi lagi baca catatan ini jika ada yang belum dimengerti.^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD