Bab 98 Kita Mau Ke Mana

2700 Words
Merasa beruntung karena Arkan tidak kembali sampai hari Rabu, Casilda yang sudah bekerja 3 malam di klub milik Elric, kini sudah berhasil menyesuaikan ritme kerjanya di sana. Yah, tidak terpungkiri kalau ada sebagian orang yang tidak suka dengan kehadirannya. Mereka bahkan bergunjing dan mengolok-oloknya sebagai pekerja aneh dan tidak tahu malu. “Kalau kamu serius ingin menjadi bintang top nomor 1 di sini, maka kamu harus tahu lapangan yang harus kamu jalani, Ratu Casilda Wijaya. Sebagai latihan terlebih dahulu, aku akan mengizinkanmu bekerja di tempat ini selama beberapa saat sampai kamu paham apa yang kamu minta kepadaku itu. Mulai besok, kamu boleh bekerja di sini dengan pekerjaan biasa saja. Membawa minuman atau sekedar bersih-bersih semata. Tapi, aku tidak akan menutup kemungkinan jika kamu diminta untuk menemani para tamu yang tertarik kepadamu. Dengan kata lain, statusmu saat ini pekerja lepas dengan deskripsi pekerjaan bisa melakukan apa saja. Tapi, tidak termasuk jual diri. Kamu ingin menjual kesucianmu dengan harga tinggi, kan? Kalau tidak sanggup bertahan di sini selama 1 sampai 3 bulan, maka pikirkan ulang untuk menjadi bintang top impianmu itu. Aku tidak mau menerima orang yang menyusahkan di masa depan. Apalagi berpotensi merusak bisnis yang aku jalani. Ini adalah bidang di mana orang-orang mengerahkan semua kekuatan dan keringatnya hingga membuang harga diri mereka demi sesuap nasi, Casilda. Ini juga adalah jalan yang gelap, dan tidak semua orang mampu menjalaninya. Masalah program khusus yang kamu maksud itu, sejujurnya bukan aku yang berwenang di dalamnya, aku tidak ikut campur langsung dalam hal perdagangan manusia semacam itu meski aku bisa membantu menjadi perantara pihak ketiga. Klub malam ini hanya menyediakan hiburan menarik, menemani para tamu minum, dan mendengarkan keluh kesah mereka akan beratnya kehidupan di luar sana. Jika ingin melayani para tamu lebih dari itu, maka ada dua cara. Pertama, pilihan itu adalah pilihan pribadi yang tidak ada sangkut pautnya dengan klub ini. Dengan kata lain, seorang wanita di sini bisa jalan sendiri memilih targetnya tanpa harus menyetor uang ke klub selama itu di luar jam kerja, atau melakukannya di luar klub. Kedua, klub ini hanya sebagai perantara, tapi kami tidak secara terang-terangan mendukung hal semacam itu. Ada aturan tertentu yang harus dipatuhi. Maka, jika ada masalah saat kamu memilih pekerjaan tidak biasa tersebut, bisa jadi aku, atau pun Arkan tidak akan bisa menolongmu sama sekali. Paham?” Ratu Casilda Wijaya termenung mengingat perkataan Elric ketika baru saja selesai menaruh nampan berisi beberapa botol dan gelas kosong di sebuah meja tak jauh dari arah dapur. Helaan napasnya berat, menatap langit-langit tempat itu dengan kedua bahu melorot lemas. “Dia ke mana, ya? Sama sekali tidak ada kabar sedikit pun? Sangat mencurigakan, “ gumam Casilda lemah, sedikit cemas karena perginya Arkan bersama sang tunangan selama beberapa hari ini seperti ditelan bumi saja. Ternyata, pria itu sungguh benar-benar tidak peduli dengan apa yang dilakukannya sekarang. Dia pasti tahu kalau dirinya tak bisa kabur ke mana pun, makanya jadi santai begitu. Belum lagi soal perjanjian 7 hari yang mereka sepakati. Seharusnya, kemarin adalah hari terakhir perjanjian mereka, tapi karena aktor itu tidak muncul juga, terpaksa negosiasi ulang yang hendak diberikan kepada Arkan usai membicarakan kontrak dengan Elric, akhirnya ditunda. Casilda memijat-mijat bagian tubuhnya yang nyeri. Maklum, ukuran tubuhnya saat ini membuatnya kesulitan mengenakan pakaian pelayan yang disediakan oleh pihak klub malam. Yang dikenakannya sudah yang paling besar, masih terasa sempit hingga lekuk tubuhnya terlihat jelas. Walaupun tubuh Casilda gendut, porsi lemak yang ada padanya seperti tahu harus membagi diri dengan adil pada beberapa bagian tertentu. Jadilah sekarang Casilda seperti pelayan chubby yang terlihat seksi dan menggoda. Padahal aslinya, benar-benar tidak cocok, tapi dipaksa dikenakan juga demi motivasi diet. “Casilda! Ke mari! Ruangan 5001 ingin lebih banyak minuman lagi! Antarkan ke sana!” teriak seorang pria yang merupakan manager jaga tempat itu. “Baik!” balas Casilda cepat, menegakkan punggung, berbegas berjalan menuju tempat barisan minuman berada. “Mereka minta 20 botol, semuanya jenis eksklusif. Tolong hati-hati membawanya, ya, Cas! Satu botol ini kalau pecah tidak akan bisa lunas dengan gaji setahunmu di sini,” peringat seorang bartender dengan wajah tersenyum ramah, tapi ucapannya sangat menusuk! Casilda menelan ludah gugup. “Ok. Aku akan membawanya hati-hati. Jangan cemas.” Begitu Casilda hendak berbalik untuk segera menarik nampannya, bahu di belakangnya membentur tubuh seseorang. “Ma-maaf!” ucapnya cepat. Untungnya dia belum mengangkat nampan itu! “Sepertinya kamu sangat mudah berinteraksi di sini. Benar-benar pekerja keras,” puji pria yang ternyata adalah Elric—sang pemilik klub malam. Pria itu tersenyum sangat menggoda. Casilda mengangguk canggung, menyapanya sopan. Semenjak diizinkan bekerja, pria yang bernama Elric itu jarang sekali muncul di mana pun. Ini saja adalah pertemuan ketiganya setelah hari Minggu lalu mendapat pinjaman bersyarat dengan nilai fantastis untuk melunasi hutangnya. Elric memberikan gerakan tertentu menggunakan tangan kiri di udara kepada sang bartender, kode agar Casilda digantikan oleh orang lain. Casilda bingung melihatnya, tapi segera mendengar suara halus dan genit penuh godaan milik sang pemiliki klub. “Ayo, ikut denganku,” titahnya santai, menarik tangan Casilda seolah-olah mereka berdua bukanlah bos dan karyawan, melainkan seperti sepasang remaja labil yang tengah pacaran. Bartender yang melihat tingkah bosnya yang tidak biasa itu seketika tersedak karena kaget. “Wuah.... apa-apaan itu?” Elric adalah pria yang terkenal genit dan sangat suka bermain wanit. Anehnya, tidak ada rumor satu pun dari para wanita di klub mereka yang pernah tidur dengannya. Sungguh mengherankan! Tapi, apa yang dilihatnya barusan dengan seorang pegawai baru bertubuh bulat hampir menyerupai bola itu? Wanita paling cantik di sini pun, gagal menggoda naluri pria bos mereka, kenapa wanita seperti itu malah membuat wajah bosnya sangat cerah seperti bintang di langit malam? Tidak! Tuan Elric berubah menjadi matahari cerah yang tersenyum lebar! “Ma-maaf, Tuan Elric! Kita mau ke mana?” tanya Casilda bingung, merasa tarikan itu semakin kuat. Tanpa berbalik, Elric menjelaskan kepadanya, “sesuai syarat kontrak pinjaman yang akan kamu setujui itu, hari ini ada tamu istimewa yang harus kamu temani. Dia adalah tamu yang baru muncul di tempat ini. Sebuah kehormatan bisa menemuinya dan mendapat kunjungan darinya.” Casilda tertegun kaget hingga langkahnya berhenti. “Aku tidak akan menyuruhmu tidur dengannya. Kamu tidak akan naik ke ranjang pria lain semudah itu, sayang.” Jantung Casilda deg-degan parah mendengar panggilan ‘sayang’ darinya. Kenapa dia memanggilnya begitu, sih? Atau memang itu hanya istilahnya saja, ya, kepada semua lawan bicaranya? Elric memang terkenal punya kepribadian yang sangat unik dan suka membuat orang terkejut. Namun, pada dasarnya dia bukanlah pria yang suka dengan kerumitan. Itu adalah nilai plus yang membuat semua orang dengan mudah menyukainya. “La-lalu, kalau tidak melakukan itu, aku harus apa di sana?” tanya Casilda bingung, penasaran di saat yang sama. Elric tersenyum, memperbaiki posisi berdirinya. “Aku memang belum tahu bagaimana kemampuanmu di atas ranjang, tapi jika menilai dari sekilas, kamu punya kepribadian unik yang bisa menghibur orang lain hanya sekali lihat. Tidak perlu melakukan apa pun, sudah bikin orang penasaran.” Casilda melongo mendengarnya. Apa maksudnya? Dia memang sempat jadi badut dadakan gara-gara pesta spesial Arkan untuknya, tapi tidak seperti ini juga, kan? Apakah dia punya bakat alami menjadi badut? “Bagaimana? Apa kamu bisa melakukannya?” tanya Elric dengan tatapan tegas, senyum nakal memesonanya masih terentang lebar. “A-apakah, aku akan memenuhi salah satu syarat di kontrak pinjaman uang itu jika berhasil menyenangkan tamu di sana?” Elric mengangguk cepat, sangat yakin. “Dalam menghibur seseorang, bukan hanya sekedar bisa menggerakkan nafsu mereka, tapi juga hati mereka. Sebenarnya, menarik hati mereka lebih utama, memudahkan mereka memilihmu naik ke atas ranjang mereka atas dasar kenyamanan. Tentunya masalah kepuasaan bisa diatur, kan?” Elric tertawa kecil melihat ekspresi Casilda yang semakin linglung, kening bertaut heran. “Pffft. Dasar perawan,” ledeknya dengan gumaman kecil. Tersinggung mendengar itu, Casilda semakin mengerutkan keningnya, mulut dimajukan. Dia memang masih perawan, tapi tidak juga, sih. Entah dia merasa bangga atau hina, karena miliknya dan milik Arkan sudah pernah saling gesek sampai... yah... jus alami mereka berdua sebenarnya sudah saling bersatu, meski hanya di luar saja. Memikirkan ini, rasa ‘nyut’ di hati Casilda hadir bagaikan goresan silet yang menyakitinya. Dia memang tidak suka Arkan berlaku seperti itu kepadanya dengan sifat mesumnya yang di luar batas, mempermalukannya hingga merasa bodoh. Anehnya, di sudut hatinya yang paling dalam, entah kenapa dia merasakan kekecewaan lain yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. “Nah, di sini ruangan itu,” terang Elric ceria. Casilda melirik sebentar ke arah pintu VIP super eksklusif di tempat ini, hanya orang-orang tertentu kalangan atas saja yang benar-benar dengan dompet selangit bisa memesannya. Tidak heran Elric sangat antusias. Tapi, apa tidak apa-apa jika dirinya yang menemani mereka? Walaupun tidak disuruh melayani di atas ranjang, tetap saja mereka adalah tamu luar biasa. Tamu emas yang berharga! Elric tertawa mengejek dengan ekspresi jahil, mendekat sambil berbisik, “gugup?” Anggukan Casilda adalah jawaban yang cukup jelas. “Jangan takut. Kamu tahu, kan, kalau di klub ini ada banyak permainan dan hiburan untuk membuat para tamu senang? Juga tidak terbatas pada kreatifitas kalian. Selama itu tidak merusak nama baik tempat ini, dan tidak merugikanku, semuanya boleh dilakukan untuk menghibur para tamu. Tahu apa artinya?” Casilda menggeleng cepat. Pria itu mengedipkan sebelah matanya, sangat genit dan nakal, tapi begitu memesona dengan wajah tampannya, berkata dengan bujukan maut, “kamu bisa menghasilkan uang dari mereka di ruangan ini senilai 1 milyar hanya dalam semalam tanpa harus tidur dengan pria sama sekali. Bagus, kan?” Casilda tertegun syok, merasa salah dengar. Apakah itu benar? Dia bisa menghasilkan uang 1 milyar hanya dalam semalam tanpa harus mengotori tubuhnya sedikit pun di tangan pria tak dikenal? “Su-sungguh?” gagap Casilda, gemetar karena antusias dan tidak percaya. Elric mengangguk. “Aku memang sempat ingin menerimamu yang akan dijual oleh pria sialan itu, tapi pada dasarnya, itu adalah hal paling akhir yang aku pilih. Tidak semua orang menyukai pekerjaan mereka, bukan? Sayangnya, harus tetap profesional jika ingin bertahan.” Casilda merasa kagum dengan pria di depannya, meski agak merasa aneh. “A-apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan 1 milyar itu?” Elric tersenyum, mengedikkan kepala ke arah pintu. “Masuklah! Buat pria dingin sebeku es di dalam sana tertawa. Dia terkenal sangat sulit tertawa, meski hidupnya sangatlah beruntung dan menegangkan.” Casilda bengong, memiringkan kepalanya. Membuat pria dingin tertawa? Dia seperti merasa masuk ke sebuah dongeng anak-anak di mana harus membuat seorang putri raja tertawa karena hanya bisa murung sepanjang waktu. Syok! Sebelah pipi bakpao Casilda tiba-tiba mendapat cap bibir dari Elric! Suara ‘cup’-nya terdengar sangat keras dan nakal, membuat sang wanita tertegun kaget hingga mematung linglung. “Aku tidak biasanya menyentuh wanita seperti ini, tapi anggap saja kecupan ini sebagai penyemangat dariku untuk menghasilkan 1 milyar di dalam sana.” Casilda memerah malu seperti kepiting rebus. Salah tingkah hebat. “Masuklah. Kamu ingin lepas dari Arkan, bukan?” Mendengar nama Arkan, raut wajah Casilda mengeras. Kedua bola matanya mengobarkan api penuh kemarahan dan juga tekad di saat yang sama. Benar! Dia harus bebas dari aktor berengsek itu! Pintu ruangan VIP itu akhirnya terbuka setelah Casilda mengetuknya beberapa kali, disambut oleh seorang pria berjas hitam yang membuat Casilda seketika tertegun bengong merasa sangat familiar dengan seragam tersebut. “Apakah kamu wanita yang dikatakan oleh Tuan Elric?” tanya salah seorang pria berjas hitam lain. Ternyata tidak hanya satu pria seperti itu di dalam ruangan, tapi ada beberapa. Di bawah cahaya remang-remang ruangan VIP, dan selimuti musik menghentak jantung, di sofa sana, duduk seorang pria yang Casilda yakin sebagai bos dari para pria berjas hitam di sekitarnya. Meski tidak begitu jelas melihat wajahnya, tapi dari penampilannya dengan kemeja putih dan vest hitam, dia terlihat sangat dewasa dan tinggi. Benar kata Tuan Elric, tamu ruangan ini sangat tidak biasa! “Siapa namamu?” tanya salah seorang lagi dari pria berjas hitam. “Cas. Nama saya adalah Cas.” Tiba-tiba suara debam lembut terdengar di lantai. Segepok uang lembaran 100 ribu dalam jumlah yang bikin geleng-geleng kepala baru saja dilemparkan di depan kaki Casilda. “Merangkak menuju bos kami di sofa sana sambil menyalak seperti anjing, maka semua uang itu adalah milikmu.” ...................... **Catatan Author Halo! NatsuHika di sini!^^ Pertama-tama, saya ingin minta maaf terlebih dahulu kepada para pembaca setia sekalian. Cerita Casilda dan Arkan, sepertinya akan sulit untuk update teratur mulai Januari atau Februari 2023 di lapak ini Saya harap, sih, masih bisa teratur, ya, meski jumlah updatenya hanya berkurang saja. Misalnya, update yang semula 5 kali seminggu , menjadi 2-3 kali semiggu saja. Bukannya mandek Alasannya tidak bisa saya jelaskan secara detail, berhubung karena masalah tehnis dan aturan perusahaan. Maka dari itu, bagi yang masih ingin dan tidak keberatan membeli koin, masih bisa ikuti updatenya secara teratur di Karya..karsa mulai tahun 2023 nanti. Ini bukan keinginan saya sebagai author dan sejujurnya juga ikut sedih, tapi karena setiap perusahaan memiliki kebijakan yang memang berbeda-beda, jadi jangan heran kalau ada banyak penulis yang tidak betah di satu tempat saja, dan malah memilih menulis di banyak tempat sekaligus. Apalagi kalau ceritanya tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan pindah ke lapak lain, atau berhenti update sepenuhnya. Mohon pengertiannya, jangan langsung marah-marah dahulu, karena penulis memiliki kesulitannya sendiri-sendiri yang tidak etis jika diceritakan semuanya kepada para pembaca. InsyaAllah, update Casilda dan Arkan di lapak ini saya usahakan tidak akan berhenti, hanya saja tidak akan teratur seperti sekarang, dan mungkin sangat lambat, karena saya akan lebih mengutamakan pembaca berbayar untuk menghargai mereka, dan juga untuk bisa tetap menghasilkan cuan agar bisa membiayai kegiatan menulis saya (modem, listrik, dan tenaga manusia tidak gratis, kan?) Mulai tahun 2023, saya akan lebih memusatkan perhatian saya kepada novel yang sudah kontrak untuk ditamatkan karena itu adalah kewajiban yang harus dipenuhi, jadi yang masih gratisan dan terkunci mandiri seperti MMS di Karsa, akan saya nomor duakan lebih dahulu, dan yang gratisan lainnya tanpa dikunci akan saya abaikan untuk jangka waktu yang tidak diketahui. Maaf, ya, kakak, saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan cerita ini di sini, tapi sepertinya sulit dengan banyak aturan dan kebijakan yang terus berubah-ubah dalam setahun. Sebagai bocoran, menulis 2000 kata alias senilai 20 koin per bab, itu normalnya butuh waktu sekitar 1,5-3 jam, dan itu hanya murni berpikir dan mengetik saja. Belum tentu termasuk edit typo dan revisi bab. Jadi, bayangkan kalau harus update 3-5 bab setiap hari? Kapan kerjanya? Kapan istirahatnya? Bisa-bisa pingsan jadinya. Kalau ada yang bisa update seperti itu tiap hari, pastilah kerjanya nulis aja dan nggak ada kerjaan lain, atau mungkin ada stock yang sudah disiapkan beberapa bulan sebelumnya. Mungkin juga hidupnya sudah sangat mapan, atau mungkin malah dikerjakan secara tim jika itu adalah novel terjemahan. So, intinya, saya akan lebih memprioritaskan yang berbayar saat ini, karena menulis juga butuh tenaga dan waktu, serta tidak sering membuat seorang penulis jatuh sakit hanya karena harus mengejar update tiap hari, sementara cuannya kadang sangat-sangat tidak layak. Beli cilok aja nggak bisa, apalagi yang lain? Menulis tidak membuat semua orang menjadi kaya mendadak, terlebih lagi kalau pembacanya kebanyakan ternyata adalah pecinta gratisan yang tidak bisa mendukung penulisnya sama sekali. Ambyar sudah, bukan? (yang sukses hanya bisa dihitung jari kalo emang penulisnya punya hoki yang bagus). Kalau menulis seenak itu, saya tidak perlu banting tulang di dunia nyata cari sesuap nasi. Hehe. Jadi, kalau masih ingin ikuti cerita-cerita saya dengan gratisan, harap bersabar karena saya juga hanyalah manusia biasa yang masih butuh kerja lain dan merasa normal di dunia nyata. Bukan ninja yang punya jurus membelah diri untuk mengerjakan banyak hal sekaligus, apalagi jika itu harus gratisan dan tidak bisa menopang hidup sama sekali. Tujuan saya memberitahukan hal ini agar para pembaca sekalian bisa lebih memahami para penulis kesayangannya masing-masing, tidak menghujat dan suudzon, serta tetap mendukung mereka di mana pun berada, khususnya dengan membeli koin berbayar agar tetap bisa menulis terus. Karena update cerita itu tidak seenak membaca bab yang bisa habis hanya dalam 5 menit saja.^^ Saya masih berharap akan ada kabar baik untuk MMS di lapak ini di tahun 2023, meski saya sebenarnya sangat skeptis. Mari doakan baik-baik saja untuk kita semua. Aamiin. Amin allahumma amin. Keberhasilan sebuah cerita sampai tamat, tidak hanya karena ada author yang menuliskan ceritanya, tapi juga karena adanya pembaca yang selalu mendukung sampai akhir. Terima kasih telah mengikuti kisah Arkan dan Casilda sejauh ini. Maaf catatannya panjang, soalnya saya memang orangnya sangat cerewet. Hehe.^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD